Penawaran Umum Perdana IPO

23 investor. Underpricing adalah fenomena yang umum dan sering terjadi di pasar modal manapun saat emiten melakukan IPO Yolana dan Martani, 2005: 538. Underpricing adalah menerbitkan sekuritas pada harga penawaran yang ditetapkan di bawah nilai sekuritas sebenarnya Brealey et, al, 2008 :416. Para manajer perusahaan ingin mengamankan harga setinggi mungkin untuk saham mereka, tapi para penjamin cenderung berhati-hati karena mereka bisa menanggung saham tak terjual jika mereka salah mengestimasi permintaan investor terlalu tinggi. Akibatnya para penjamin biasanya mencoba memperendah harga penawaran publik awal. Cara yang dikenal sebagai underpricing ini, menurut mereka, dibutuhkan untuk membujuk investor membeli saham dan mengurangi biaya pemasaran emisi pada pelanggan. Underpricing menggambarkan biaya bagi pemilik saat ini karena investor baru diizinkan membeli saham perusahaan pada harga yang menguntungkan Brealey et, al, 2008 :416. Investor menanamkan dananya di pasar perdana bertujuan untuk memperoleh initial return yang diperoleh dari selisih lebih antara harga di pasar sekunder dengan harga perdananya. Adanya initial return ini mengindikasikan bahwa terjadi underpricing saham di pasar perdana ketika masuk ke pasar sekunder Suyatmin dan Sujadi,2006:12. Para manajer perusahaan ingin mengamankan harga setinggi mungkin untuk saham mereka, tapi para penjamin cenderung berhati-hati karena mereka bisa menanggung saham tak terjual jika mereka salah mengestimasi permintaan investor terlalu tinggi. Akibatnya, para penjamin biasanya mencoba 24 memperendah harga penawaran publik awal. Cara yang dikenal sebagai underpricing ini, menurut mereka, dibutuhkan untuk membujuk investor membeli saham dan mengurangi biaya pemasaran emisi pada pelanggan. Underpricing menggambarkan biaya bagi pemilik saat ini karena investor baru diizinkan membeli saham perusahaan pada harga yang menguntungkan Brealey, et. al, 2008:416. Beberapa teori tentang fenomena underpricing pada penawaran umum perdana diantaranya asymetric information, winner’s curse, dan signalings theory. 1. Asymetric Information Informasi yang tidak asimetris atau asimetrik informasi information asymetric adalah informasi privat yang hanya dimiliki oleh investor- investor yang mendapat informasi saja informed investrors. Asimetrik informasi dapat terjadi di pasar modal atau di pasar yang lain Jogiyanto, 2009: 516. Intinya adalah para calon investor sekuritas memiliki lebih sedikit informasi daripada pihak manajemen, dan pihak manajemen cenderung untuk menerbitkan sekuritas ketika penilaian pasar terhadap nilai perusahaan lebih tinggi daripada penilaian pihak manajemen. Hal ini secara khusus berlaku untuk saham biasa, dengan para investor hanya memiliki klaim residual atas laba dan aktiva. Oleh karena arus kas akan terpengaruh ketika sekuritas baru akan ditawarkan, pengaruh informasi asimetris sulit 25 untuk dideteksi dengan menggunakan data dari peenrbitan baru tersebut Van Horne dan Wachowicz, 2007 : 345. Jika manajer tahu bahwa saham dinilai terlalu tinggi overvalued, posisinya adalah sebaliknya. Jika perusahaan menjual saham baru pada harga tinggi, perusahaan akan membantu pemegang saham saat ini dengan mengorbankan pemegang saham baru. Manajer mungkin siap menerbitkan saham meskipun kas baru hanya ditaruh di bank Brealey et, al, 2008 :424. Pada model Baron, penjamin emisi memiliki informasi yang lebih baik mengenai permintaan terhadap saham-saham emiten dibandingkan dengan emiten. Penjamin emisi akan memanfaatkan informasi yang dimilikinya untuk memperoleh kesepakatan optimal dengan emiten yaitu dengan memperkecil risiko keharusan membeli saham yang tidak laku terjual. Karena emiten kurang memiliki informasi maka emiten harus menerima harga yang murah bagi penawaran sahamnya Suyatmin dan Sujadi, 2006:12. Ringkasnya, penerbitan sekuritas baru, maupun tawaran pertukaran, tampak menyebabkan pengaruh informasi yang dapat mempengaruhi harga saham. Manajer keuangan harus sadar atas pengaruh potensial ini sebelum memutuskan untuk menerbitkan sekuritas Van Horne dan Wachowicz, 2007 : 346. Jika diasumsikan manajer yang memiliki informasi lebih baik tentang perusahaan daripada investor luar tahu bahwa saham mereka dinilai 26 terlalu rendah undervalued. Jika perusahaan menjual saham baru pada harga rendah ini, perusahaan akan memberi pemegang saham baru kesepakatan yang lebih baik dengan mengorbankan pemegang saham lama. Dalam kondisi ini manajer mungkin siap mengorbankan investasi baru daripada menjual saham pada harga yang terlalu rendah Brealey et, al, 2008 :424. Pada model Rock, informasi asimetri terdapat pada kelompok informed investor dan uninformed investor. Informed investor mengetahui informasi lebih banyak mengenai prospek perusahaan emiten, sehingga kelompok informed investor hanya berpartisipasi pada saham-saham yang underpriced. Kelompok uninformed investor menerima alokasi yang tidak proporsional. Agar kelompok uninformed investor berpartisipasi dalam penawaran perdana maka emiten akan menerima harga yang murah underpriced bagi penawaran sahamnya Suyatmin dan Sujadi, 2006:12. 2. Winner’s Curse Sayangnya, underpricing tidak berarti bahwa tiap orang bisa kaya dengan membeli saham dalam IPO. Jika emisinya di-underprice, semua orang mau membelinya dan penjamin tidak akan mempunyai cukup saham untuk diputar. Karena itu investor cenderung hanya mendapatkan sedikit saham dari emisi yang menggairahkan ini. Jika dihargai lebih tinggi dari seharusnya overpricing, dan penjamin akan sangat senang menjualnya pada investor. Fenomena ini dikenal dengan kutukan pemenang winner’s curse Brealey et, al, 2008 :417.