Pokok Permasalahan Masyarakat Gayo Adat Isitiadat Masyarakat Gayo

Sengeda merupakan putra Raja Linge ke 13 dari istri kedua yang berasal dari Johor Malaysia 4 . Musik pengiring dalam pertunjukan tari guel adalah sebuah gegedem alat musik pukul yang mirip dengan rebana, Sebuah alat musik tiup yang disebut dengan soling suling, teganing alat musik pukul yang terbuat dari satu ruas bambu dengan senar yang berasal dari kulit bambu tersebut. Disamping itu ada tiga buah gong yang memiliki ukuran kecil, sedang dan besar. Gong yang kecil disebut dengan canang. Gong yang sedang disebut dengan memong. Gong yang besar disebut dengan gong. Setelah beberapa kali menyaksikan tari guel penulis merasa tertarik meneliti lebih jauh tentang tari guel pada masyarakat Gayo khususnya masyarakat Gayo yang berdomisili di Medan. Penulis melihat bahwa tari ini memiliki cirikhas tersendiri, baik dari gerak, bentuk penyajian dan sejarah keberadaannya. Penulis ingin mengetahui bagaimana deskripsi penyajian serta penggunaan dan fungsi tari guel. Penulis merasa perlu kiranya mengadakan penelitian yang lebih khusus dan bersifat ilmiah. Dengan demikian penulis membuat judul penelitian ini: Deskripsi Tari Guel Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Gayo di Kota Medan.

1.2 Pokok Permasalahan

Pokok permasalahan yang ingin dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: 4 Wawancara dengan Abang Saukani 26 Februari 2008 Universitas Sumatera Utara 1. Mendeskripsikan penyajian tari guel pada upacara perkawinan pada masyarakat Gayo di Kota Medan. 2. Penggunaan dan fungsi tari guel pada pada upacara perkawinan masyarakat Gayo di Kota Medan. 1.3 Tujuan Dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan penulis dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sejarah keberadaan tari guel. 2. Untuk mengetahui deskripsi penyajian tari guel pada upacara perkawinan masyarakat Gayo di Kota Medan. 3. Untuk mengetahui, penggunaan dan fungsi tari guel yang disajikan dalam upacara perkawinan masyarakat Gayo di Kota Medan. 4. Untuk mengetahui aspek-aspek aspek-aspek tari yang terdapat dalam tari guel, meliputi, gerak, pola lantai, busana, serta musik pengiring tari

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat yang kira dapat dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai salah satu bentuk tari tradisional yang terdapat di Indonesia. 2. Bermanfaat sebagai salah satu bentuk antisipasi seandainya bentuk kesenian ini punah namun belum sempat dituliskan. Universitas Sumatera Utara 3. Sebagai literatur tambahan mengenai bentuk-bentuk kesenian yang menjadi kekayaan budaya Indonesia. 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1Konsep Menurut Melly G Tan, dalam Koentjaraningrat 1991:21 “konsep sebenarnya adalah definisi secara singkat dari kelompok fakta atau gejala. Konsep merupakan definisi dari apa yang akan kita amati, konsep menentukan antara variabel-variabel mana yang kita inginkan, untuk menentukan hubungan empiris”. Untuk memahami penggunaan dan fungsi yang penulis maksud dalam penelitian ini, mengacu kepada pendapat Alan P Merriam 1964:210 mengenai fungsi dan penggunaan alat musik. Dimana diartikan bahwa use penggunaan menitik beratkan pada masalah situasi atau bagaimana musik itu digunakan, sedangkan function menitik beratkan pada alasan penggunaan atau tujuan pemakaian musik, terutama maksud yang lebih luas, sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi kebutuhan manusia itu dalam konteks penyajiannya. Pendapat Alan P Merriam tersebut, memang ditujukan untuk memberikan pengertian mengenai penggunaan dan fungsi terhadap musik atau penyajian musik. Penulis melihat bahwa pendapat beliau dapat juga diterapkan untuk memberikan pengertian tentang penggunaan dan fungsi tari. Tari sejak awal merupakan sebuah seni kolektif sebab dalam proses dan kerangka wujudnya tempat dibentuk oleh berbagai disiplin seni yang lain misalnya sastra, musik, seni rupa dan seni drama. Bahkan tari pada mulanya Universitas Sumatera Utara dianggap induk dari drama 5 . Elemen yang paling mendasar dari tari adalah gerak tubuh yang diselaraskan dengan ritme dan membutuhkan dimensi ruang dan waktu. Menurut Soedarsono 1977:17 “tari adalah ekspresi jiwa yang diungkapkan melalui gerak-gerak ritmis yang indah”. Corrie Hartong mengatakan “tari adalah gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari tubuh dan ruang 6 ”. Jhon Martin, mengatakan “substansi baku tari adalah gerak 7 ”. Tari guel merupakan salah satu bentuk kesenian yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Gayo. Tari guel pada masyarakat Gayo biasanya disajikan dalam upacara perkawinan, pesta-pesta adat atau perayaan-perayaan lainnya. Tarian ini ditampilkan pada saat proses penyambutan tamu yang dihormati. Jumlah penari dalam pertunjukan tari guel biasanya berjumlah tujuh orang wanita dan seorang pria. Penari pria disebut dengan gajah. Bisa juga tari ini dikomposisikan dengan tujuh orang penari wanita dan dua orang penari pria. Penari pria pertama disebut dengan gajah dan penari pria kedua disebut dengan guru guel. Biasanya tarian ini disajikan dalam durasi sekitar 15 menit. Tari guel ini bercerita tentang, sejarah gajah putih pada masyarakat Gayo. Legenda tentang gajah putih pada masyarakat Gayo merupakan satu hal yang sangat istimewa. Dimana pada waktu itu gajah putih dapat dijinakkan dengan tarian ini. Gerakan-gerakan tari guel ini diyakini merupakan penggambaran dari gerakan gajah yang menari. Tari ini memiliki sejarah yang melegenda bagi masyarakat Gayo. Sehingga tari ini merupakan kesenian yang menonjol sekaligus juga sebagai wujud identitas budaya pada masyarakat Gayo. 5 Robby Hidajat M.Sn dalam Wawasan Seni Tari 2005:1 6 Pengantar Pengetahuan Tari, Oleh Tuti Rahayu 2000:03 7 ibid Universitas Sumatera Utara Gayo adalah sebuah nama sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Suku Gayo mendiami tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Lues. Suku Gayo juga mendiami kecamatan Kecamatan Serba Jadi di Kabupaten Aceh Timur. Drs. Haji Mahmud Ibrahim dalam bukunya “Mujahid Dataran Tinggi Gayo” dan dalam buku “Aceh Tengah Daerah Pariwisata” menyatakan bahwa orang Gayo berasal dari Hindia Belakang dan yang termasuk kedalam Melayu Tua. Mereka masuk kedaerah Perlak gelombang pertama, dan seterusnya membentuk sebuah kerajaan disana. Dalam buku tersebut selanjutnya dijelaskan tentang silsilah Sultan Abdul Kadir Syah berikutnya dengan sejarah berdirinya Kerajaan Perlak dan kemudian menurunkan keturunan yang memimpin Kerajaan Linge I.

1.4.2. Teori

Teori merupakan landasan atau kerangka berfikir dalam membahas permasalahan. Sumantri 1993:143 mengatakan, teori juga merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Koentjaraningrat 1977:30 bahwa pengetahuan yang diperoleh dari buku-buku, dokumen-dokumen serta pengalaman kita sendiri merupakan landasan dari pemikiran untuk memperoleh pengertian tentang teori- teori yang bersangkutan. Pendapat dari Herkovits dalam Soerjono 1980:980 memandang suatu kebudayaan sebagai suatu sistem organik, karena kebudayaan turun temurun dari Universitas Sumatera Utara generasi ke generasi dan tetap hidup, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti yang disebabkan kematian dan kelahiran. Pendapat ini sesuai dengan keberadaan tari guel pada masyarakat Gayo, yang tetap eksis sampai sekarang. Fungsi adalah kegunaan atau tujuan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang di tulis oleh W.J.S Poerwadarminta 1984:283 fungsi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Menurut Soedarsono 1972:22 tari dapat berfungsi sebagai : a. Sarana upacara-upacara keagamaan yang masih kuat unsur-unsur kepercayaan kuno. b. Sarana untuk mengungkapkan kegembiraan dan pergaulan c. Sarana pertunjukan yang timbul dari perasaan untuk memberikan hiburan atau kepuasan bathin manusia Yuliani Parani 1953:28 mengatakan bahwa fungsi tari ada tiga hal yaitu: 1. Fungsi sosial, yakni sebagai penunjang, aspek kehidupan, masyarakat, seperti dalam upacara kehidupan, siklus kepercayaan, hubungan manusia dengan manusia, masyarakat dengan masyarakat 2. Fungsi stimulan, yakni memberi sebagai emosi baik secara individu maupun kelompok. 3. Fungsi komunikasi, yakni hubungan manusia dengan lingkungan dan masa lampau dengan kekuatan penguasaan yang dilaksanakan. Pendapat-pendapat dari Soedarsono dan Yuliani Parani diatas, dapat menjadi acuan untuk melihat fungsi penyajian tari guel pada masyarakat Gayo dikota Medan. Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian

Dalam suatu kegiatan penelitian ilmiah membutuhkan suatu metode penelitian agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sistematis. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Koentjaraningrat 1985:7 yang mengatakan bahwa, metode adalah cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja. : yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode yang dapat penulis terapkan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualiatif. Penelitian yang bersifat deskriptif, bertujuan menggambarkan secara tepat sifat sifat suatu individu, keadaan gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suaty gejala atau frekwensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala lain dalam masyarakat. Dalam hal ini mungkin ada hipotesa-hipotesa, mungkin belum, tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan tentang masalah yang bersangkutan Koentjaraningrat, 1991:29 Sedangkan menurut Hadari dan Mimi Martini 1994:176 penelitian yang bersifat kualitatif yaitu rangkaian kegiatan atau proses menjaring data atu informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi aspekbidang kehidupan tertentu pada objeknya. Penelitian ini tidak mempersoalkan sampel dan popolasi sebagaimana dalam penelitian kuantitatif. Dalam mngumpulkan data data yang nantinya dapat digunakan untuk menjawab segala permasalahan yang ada, Nettl 1963:62-64 menawarkan dua cara kerja lapangan yaitu lapangan field work dan kerja laboratorium desk Universitas Sumatera Utara work.

1.5.1 Kerja Laboratorium Desk Work

Kerja laboratorium merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan tulisan-tulisan untuk dijadikan sebagai referensi. Bagian dari kerja laboratorium adalah pengolahan data-data dari hasil penelitian lapangan, dan data-data yang didapat dari studi kepustakaan.

1.5.1.1 Studi Kepustakaan

Kepustakaan merupakan suatu proses pencarian literatur dan sumber bacaan yang nantinya dapat memperlancar proses penelitian. Kegiatan ini merupakan teknik untuk melengkapi kekurangan-kekurangan data sekaligus sebagai media untuk melengkapi dan menganalisa data-data yang diperoleh dalam penelitian lapangan. Selain sumber bacaan berupa buku, makalah, jurnal, buletin dan artikel, penulis juga berusaha mencari referensi lain dari internet.

1.5.1.2 Kerja Lapangan Field Work

Kegiatan Kerja lapangan yang dilaksanakan oleh penulis adalah dengan turun langsung kedalam objek yang akan diteliti. Dalam mendapatkan data-data pada saat penelitian lapangan penulis melakukan beberapa cara, yaitu : Observasi, wawancara, dan perekaman. Universitas Sumatera Utara

1.5.1.2.1 Observasi

Salah satu teknik dalam dalam penelitian lapangan adalah dengan melakukan observasi terlebih dahulu terhadap objek yang hendak diteliti. Tujuannya adalah untuk melihat secara langsung sekaligus berada ditempat dan waktu keberadaan objek dengan segala unsur-unsur pendukung objek yang hendak diteliti. Disamping itu Akan lebih mudah bagi seorang peneliti untuk mengetahui langkah-langkah selanjutnya dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakannya. Soehartono 1995:69 mengatakan bahwa,. Observasi atau pengamatan dapat berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan indera penglihatan, yang juga berarti tidak melakukan pertanyaan-pertanyaan. Kemudian pendapat ini diperkuat lagi dengan pendapat Muhammad Ali 1987:25 yang mengatakan bahwa : “observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap subyek, baik secara langsung maupun tidak menggunakan teknik yang disebut dengan pengamatan”.

1.5.1.2.2 Wawancara

Setelah mengadakan beberapa pengamatan maka penulis dapat memiliki sedikit wawasan tentang objek yang hendak diteliti. Maka kegiatan penelitian penulis lanjutkan dengan kegiatan wawancara. Menurut pendapat Koentjaraningrat, 1981:36, kegiatan wawancara secara umum dapat dibagi tiga kelompok yaitu: persiapan wawancara, teknik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara. Universitas Sumatera Utara Penulis juga mengacu pada pendapat Suhartono 1995:67 wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara jawaban responden akan dicatat atau direkam dengan alat perekam tape recorder

1.5.1.2.3 Perekaman

Untuk merekam data hasil penelitian dan wawancara penulis menggunakan Tape Recorder Sony Walkman WM-EX170, dengan media penyimpanan pada pita kaset Maxxel 60 Normal UR. Universitas Sumatera Utara

BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT GAYO

2.1 Masyarakat Gayo

Gayo merupakan satu istilah untuk menyatakan sebuah suku yang berasal dari wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues. Sebagian ada juga yang berdomisili di kecamatan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur. Suku ini merupakan salah satu suku asli dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kelompok etnik Gayo, mendiami bagian tengah atau pedalaman dari wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Wilayah asal orang Gayo ini biasa pula disebut Dataran Tinggi Gayo, yang merupakan bagian dari tali temali Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Dalam wilayah ini terletak danau mungil Laut Tawar yang cukup indah sekaligus wilayah ini merupakan kawasan suaka alam Gunung Leuser. Sebuah kekayaan alam yang mewariskan kekayaan alam flora dan fauna pada dunia, diantaranya primata langka yang disebut “orang utan” pongopygmeus.

2.2 Adat Isitiadat

Di masa lalu masyarakat Gayo telah merumuskan prinsip – prinsip adat yang disebut kemalun ni edet. Prinsip adat ini menyangkut “harga diri” malu yang harus dijaga, diamalkan, dan dipertahankan oleh kelompok kerabat tertentu, Universitas Sumatera Utara

BAB II LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT GAYO

2.1 Masyarakat Gayo

Gayo merupakan satu istilah untuk menyatakan sebuah suku yang berasal dari wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues. Sebagian ada juga yang berdomisili di kecamatan Serbajadi Kabupaten Aceh Timur. Suku ini merupakan salah satu suku asli dalam wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kelompok etnik Gayo, mendiami bagian tengah atau pedalaman dari wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Wilayah asal orang Gayo ini biasa pula disebut Dataran Tinggi Gayo, yang merupakan bagian dari tali temali Bukit Barisan di Pulau Sumatera. Dalam wilayah ini terletak danau mungil Laut Tawar yang cukup indah sekaligus wilayah ini merupakan kawasan suaka alam Gunung Leuser. Sebuah kekayaan alam yang mewariskan kekayaan alam flora dan fauna pada dunia, diantaranya primata langka yang disebut “orang utan” pongopygmeus.

2.2 Adat Isitiadat