Latar Belakang Deskripsi Tari Guel Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Gayo di Kota Medan

B A B I P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Tylor mengatakan, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat 1 . Kesenian sebagai salah satu unsur kebudayaan turut berkembang seiring dengan masyarakat pendukungnya. Kesenian yang telah berjalan secara turun temurun, dari generasi ke generasi dapat merupakan identitas pribadi sebuah 1 Pengertian kebudayaan penulis kutip dari http:id.wikipedia.orgwikiBudaya. Universitas Sumatera Utara masyarakat. Demikian juga halnya dengan pada salah satu etnis yang terdapat didaerah Aceh yaitu etnis Gayo. Masyarakat Gayo adalah salah satu etnis yang berasal dari daerah Aceh Tengah, sebagian Aceh Timur, Bener Meriah, dan Kabupaten Gayo Lues 2 . Daerah asal kediaman orang Gayo biasa dinamakan dataran tinggi Gayo, dan mereka biasanya menyebutnya dengan tanoh Gayo Tanah Gayo. Kini daerah tersebut menjadi bagian dari wilayah beberapa kabupaten yakni a seluruh wilayah Kabupaten Aceh Tengah, b sebagian dari wilayah Kabupaten Aceh Tenggara c Sebagian kecil dari wilayah Kabupaen Aceh Timur dan d seluruh wilayah Kabupaten Gayo Lues. Dataran tinggi Gayo ini ditandai dengan sebuah danau, yaitu “Danau Laut Tawar” yang mempunyai luas kira-kira + 5 x 18 Km persegi yang menghampar diantara sela-sela bukit barisan di pinggiran ibu kota kabupaten Aceh Tengah, Takengon, yang juga di kelilingi oleh gunung-gunung, seperti gunung burni birah payang, burni Entem-entem, burni Perehen, burni Gentala, burni Pepanyi, Burni Telong, burni Gerunte, dan lain-lain. Pada kesenian Gayo, dikenal salah satu bentuk tari yang disebut dengan tari guel. Tari guel biasanya disajikan pada upacara perkawinan. Tetapi bisa juga tari guel ini, dijadikan tarian pada upacara-upacara penyambutan. Misalnya pada saat upacara peresmian-peresmian, seminar atau HUT Kemerdekaan RI. Tari ini disajikan dengan tujuan menyambut undangan kehormatan. 2 Kabupaten Gayo Lues adalah salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara dan berdiri dengan Dasar Hukum UU No.4 Tahun 2002 pada tanggal 10 April 2002. Kabupaten ini berada di gugusan pegunungan Bukit Barisan, sebagian besar wilayahnya merupakan area Taman Nasional Gunung Leuser yang telah dicanangkan sebagai warisan dunia. Kabupaten ini merupakan kabupaten yang paling terisolasi di NAD http:id.wikipedia.orgwikiKabupaten_Gayo_Lues Universitas Sumatera Utara Tari guel ini sudah menyebar seiring dengan penyebaran masyarakat Gayo di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran tersebut, secara otomatis turut membawa adat kebiasaan mereka dari daerah asal. Sehingga ragam kesenian mereka dapat kita temukan di tempat mereka berdomisili 3 . Kita dapat menemukan komunitas etnis Gayo di Kota Medan. Salah satunya adalah Gabungan Mahasiswa Gayo-Sumatera Utara GMG-SU. Selain sebagai wadah silaturahmi khususnya mahasiswa dari etnis Gayo, GMG-SU ini juga menaungi salah satu wadah kesenian yang disebut dengan Sanggar Teganing. Sekretariat organisasi ini berada di belakang kompleks pekuburan muslim dijalan Halat. Sekaligus merupakan tempat latihan rutin bagi Sanggar Teganing, setiap hari minggu sore sekitar pukul 16.00 WIB. Sanggar inilah yang sering menyajikan tari Guel pada acara-acara yang berkaitan dengan adat-istiadat Gayo di Kota Medan. Jumlah penari dalam pertunjukan tari guel biasanya berjumlah tujuh orang wanita dan seorang pria. Penari pria disebut dengan gajah. Bisa juga tari ini dikomposisikan dengan tujuh orang penari wanita dan dua orang penari pria. Penari pria pertama disebut dengan gajah dan penari pria kedua disebut dengan guru guel. Tarian ini disajikan dalam durasi sekitar 15 menit. Tari ini diyakini oleh masyarakat Gayo lahir pada saat kepemimpinan Raja Linge ke 14. Pada saat itu Raja Linge ke 14 membunuh salah seorang saudara tirinya yang bernama Bener Meriah, berasal dari Johor Malaysia yang pada saat itu berkunjung ke Linge bersama dengan adiknya, Sengeda. Bener Meriah dan 3 Wawancara dengan Abang Saukani Gayo 26 Februari 2008 Universitas Sumatera Utara Sengeda merupakan putra Raja Linge ke 13 dari istri kedua yang berasal dari Johor Malaysia 4 . Musik pengiring dalam pertunjukan tari guel adalah sebuah gegedem alat musik pukul yang mirip dengan rebana, Sebuah alat musik tiup yang disebut dengan soling suling, teganing alat musik pukul yang terbuat dari satu ruas bambu dengan senar yang berasal dari kulit bambu tersebut. Disamping itu ada tiga buah gong yang memiliki ukuran kecil, sedang dan besar. Gong yang kecil disebut dengan canang. Gong yang sedang disebut dengan memong. Gong yang besar disebut dengan gong. Setelah beberapa kali menyaksikan tari guel penulis merasa tertarik meneliti lebih jauh tentang tari guel pada masyarakat Gayo khususnya masyarakat Gayo yang berdomisili di Medan. Penulis melihat bahwa tari ini memiliki cirikhas tersendiri, baik dari gerak, bentuk penyajian dan sejarah keberadaannya. Penulis ingin mengetahui bagaimana deskripsi penyajian serta penggunaan dan fungsi tari guel. Penulis merasa perlu kiranya mengadakan penelitian yang lebih khusus dan bersifat ilmiah. Dengan demikian penulis membuat judul penelitian ini: Deskripsi Tari Guel Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Gayo di Kota Medan.

1.2 Pokok Permasalahan