Defenisi Konep METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Deskripsi Penelitian Penelitian tentang “Kedudukan Perempuan Karo Dalam Memperoleh Harta Warisan ” adalah penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Dikatakan deskriptif karena dari penelitian ini diharapkan akan diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang gejala dan fakta yang terungkap dari apa yang dinyatakan oleh informan baik secara lisan dan juga perilaku yang nyata, berkenaan dengan hukum dan nilai yang hidup di tengah-tengah masyarakat Suku Batak Karo di lokasi penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah yuridis sosiologis yaitu melakukan pendekatan terhadap permasalahan dengan melihat hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku serta kenyataan yang terjadi di lapangan atau di masyarakat law in society.

3.2. Defenisi Konep

Defenisi konsepsional memuat kata-kata operasional, istilah-istilah maupun defenisi-defenisi yang dipergunakan dalam suatu penelitian. Defenisi konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kedudukan, yaitu tempat dan posisi seseorang dalam suatu susunan masyarakat menurut ketentuan adat dan hukum yang berlaku Soekanto, 1983:115. 2. Warisan yaitu Soal apa dan bagaimana pelbagai hak dan kewajiban tentang kekayaan seeorang pada waktu ia meninggal akan beralih kepada orang yang masih hidup Prodjodikoro, 1973:8. Universitas Sumatera Utara 3. Hukum yaitu suatu sistem pengendalian kehidupan masyarakat yang terdiri dari aturan adat, undang-undang dan lain-lain norma tingkah laku yang di buat, disyahkan dan dilaksanakan oleh orang-orang yang berwenang di dalam masyarakat yang bersangkutan Soekanto, 1983:95. 4. Suku bangsa yaitu Golongan masyarakat yang terikat oleh kesadaran dan identitas terhadap kesatuan budaya bangsa. Dimana kesadaran identitas itu seringkali namun tetapi tidak selalu di kuatkan oleh kesatuan bahasa Koentjaraningrat, 1980:264. Menurut Soekanto, etnis itu sendiri merupakan suatu kesatuan manusia yang sangat terikat oleh kesadaran akan ketentuan sistem sosial dan kebudayaan yang tidak jarang di dukung oleh adanya bahasa tertentu dikalangan suku bangsa tersebut Soekanto, 1983:48 5. Kesetaraan adalah keadaan dimana tiap individu dalam masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan kebebasan, tanggung jawab, tugas-tugas kemasyarakatan tanpa diskriminasi rasial, asal- usul, bahasa dan keyakinan Barus, 2001:18. Kesetaraan adalah berasal dari: Tara : yang sama tingkatnya, kedudukannya. Setara : sama tingginya, tingkatnya, kedudukannya Purwadarminta, 1999:783. Universitas Sumatera Utara 7. Gender merupakan perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini terdapat hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup sehari-hari, yang dibentuk dan dirubah oleh masyarakat sendiri, sehingga sifatnya dinamis, artinya dapat berubah dari waktu kewaktu, dan dapat pula berbeda dari tempat yang satu dengan tempat yang lainnya sejalan dengan kebudayaan masyarakat masing-masing Fakih, 1999:8. 8. Keputusan adalah suatu keadaan yang mempunyai arti: a Sesuatu yang telah ditetapkan setelah dilakukan pertimbangan, dipikirkan atau telah disetujui. b Kesimpulan pendapat c Pertimbangan ketentuan d hasil Purwadarminta, 1999:784. 9. Keputusan yaitu menentukan sebuah pilihan atau arah tindakan tertentu. Drummond, 1995:xvii. 10. Diskriminasi adalah perbedaan perlakuan terhadap sesama warga negara Purwadarminta, 1999:784. Diskriminasi terhadap wanita berarti setiap pembedaan, pengucilan atau pembatasan yang dibuat atas dasar jenis kelamin, yang mempunyai pengaruh atau tujuan untuk mengurangi atau Universitas Sumatera Utara menghapuskan pengakuan, penikmatan atau penggunaan hak-hak azasi manusia dan kebebasan-kebebasan di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, sipil atau apapun lainnya oleh kaum wanita, terlepas dari status perkawinan mereka, atas dasar persamaan antara pria dan wanita Kelompok Kerja Convention Watch UI, 2003:14. 11. Marginalisasi adalah suatu keadaan dimana tiap individu biasanya ditujukan kepada kaum perempuan dalam melaksanakan kegiatan selalu diadakan pembatasan-pembatasan Kelompok Kerja Convention Watch UI, 2003:14. 12. Keadilan Gender adalah suatu proses untuk menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan. Kelompok Kerja Convention Watch UI, 2003:14. 3.3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan merupakan tempat dimana kasus terjadi. Namun tidak tertutup kemungkinan penelitian dilakukan diluar batas wilayah Kota Medan secara administartif. Selain hal tersebut diatas, penulis menganggap bahwa penduduk Kota Medan, khususnya perempuan Karo mengetahui tentang Keputusan Mahkamah Agung No.179KSip.1961 yang menyatakan adanya persamaan hak antara anak laki-laki dan anak perempuan dalam mewarisi harta orang tuanya. 3.4. I nforman Informan pada penelitian ini adalah perempuan Suku Batak Karo yang telah menerima pembagian warisan yang berdomisili di Kota Medan. Karena penelitian ini Universitas Sumatera Utara sifatnya studi kasus, maka yang saya ambil menjadi informan adalah individu yang terlibat langsung di dalam kasus yang akan di teliti pada penelitian ini. Pada kasus yang menjadi objek penelitian ini, yang diambil adalah satu keluarga yang terdiri dari 11 orang anak, dimana terdapat 8 delapan anak perempuan dan 3 tiga anak laki-laki. Sebagai informasi awal, bahwa yang diambil menjadi informan utama adalah anak perempuan tertua, yaitu anak nomor 2 dua dan anak perempuan nomor 4 empat. Hal ini didasarkan karena setelah mengadakan pembicaraan kepada seluruh anak perempuan, mereka memberikan rekomendasi kepada kedua informan tersebut dengan alasan bahwa kedua informan itu sangat mengetahui tentang proses pembagian warisan di keluarga mereka. Kemudian apabila informasi yang di dapatkan dirasa kurang maka penulis mencari informasi kepada anak perempuan yang lain, apabila mereka berdomisili di luar kota maka di lakukan wawancara melalui telepon. Untuk melengkapi informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian maka diperlukan informan tambahan yang dianggap mengetahui tentang pembagian warisan dan hak kesetaraan perempuan pada umumnya dan pada perempuan Suku Batak Karo pada khususnya, seperti: tokoh adat dan pihak pengadilan

3.5. Teknik Pengumpulan Data