Latar tempat, latar tempat yang ada dalam cerita rakyat Si Buyung Besar

perkembangan atau kesejalanan waktu tersebut juga dimanfaatkan untuk mengesani pembaca seolah-olah cerita itu sungguh-sungguh ada dan terjadi. c. Latar sosial, latar ini menyarankan poada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks. Dia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap, dan lain-lain. Setelah penulis membaca dan memahami cerita rakyat Si Buyung Besar maka latar yang terdapat dalam cerita tersebut adalah sebagai berikut :

1. Latar tempat, latar tempat yang ada dalam cerita rakyat Si Buyung Besar

yaitu : a. Di rumah Datuk Penghulu tempat Si Buyung Besar dibesarkan dan di didik oleh Datuk Penghulu. Kutipan cerita yang menegaskannya adalah, Pada suatu hari sang ayah berpikir tentang maksud nyanyian anaknya itu. Hal itu ditanyakan kepada istrinya dan dijawab istrinya “Manalah aku tahu”. Sang suami berniat menyerahkan si anak Si Buyung Besar, kepada Datuk Penghulu agar dibimbing karena menurut dia Datuk Penghululah yang mampu membimbingnya. Sang istri menurut keinginan suaminya. Dalam waktu dua tiga hari, si anak diserahkan mereka kepada Datuk Penghulu. Disana sang ayah menjelaskan maksud kedatangan mereka seraya memberitahukan keganjilan perangai anaknya itu. Datuk Penghulu tidak keberatan dan berjanji akan mendidik Si Buyung Besar dengan baik. Kemudian mereka permisi pulang sedang si anak tinggal bersama Datuk Penghulu. Hal : 17 b. Di lautan dan di pulau, tempat Si Buyung Besar berlayar dan berniaga yang diperintah oleh Datuk Penghulu. Hal ini bisa kita lihat dalam penggalan cerita berikut, Fuad Syarial : Nilai-Nilai Sosiologis Terhadap Cerita Si Buyung Besar Masyarakat Melayu Serdang, 2009 USU Repository © 2008 Satu malam, dua malam, minggu berganti bulan, mereka berada diatas lautan. Suatu hari berkatalah awak kapal kepada Si Buyung Besar seraya menunjukkan sebuah pulau. Buyung Besar memerintahkan agar kapal ditujukan kesana. Kini mereka sampai pada sebuah negeri. Buyung Besar berkata kepada penduduk negeri itu. “Hai penduduk kampung, siapa yang hendak membeli barang daganganku ini. Aku membawa buah kelapa”. Segera penduduk kampung itu dating beramai-ramai dan berkata bahwa mereka tidak mempunyai uang untuk membayarnya. “Barang siapa yang ingin mengerjakan buah kelapa ini saya berikan. Minyak kelapanya ambillah untuk kalian. Sabut-sabut dan tempurungnya isikan kembali kedalam kapal hamba”. Katanya. Mendengar ucapan demikian penduduk kampung sangat gembira dan senang hati. Hal : 18 c. Di dasar lautan, tempat Si Buyung Besar menemukan jodohnya. Hal ini dapat kita lihat dari penggalan cerita berikut, Singkat cerita, raja pun meresmikan perkawinan antara Buyung Besar dan Putri Raja Lautan. Pesta meriah diadakan selama 40 hari 40 malam. Setelah 6 bulan tinggal di dasar lautan bersama istrinya, barulah Buyung Besar teringat kembali kepada teman-temannya yang berada di atas kapal. Hal : 27 d. Di atas pohon, tempat Si Buyung Besar bermain-main dan menetak-netakkan kapaknya sambil bernyanyi. Hal ini dapat kita lihat dari penggalan cerita berikut, Sehari-harian anak itu bermain-main di atas pohon dan mempunyai sebuah kapak kecil yang amat disayanginya. Dengan kapak kecil itulah sang anak bermain-main di atas pohon itu. Tidak ada sebatang pohonpun yang tidak kena kampaknya. Sambil menetak-netakkan kapaknya, Si Buyung Besar bernyanyi dan lucu kedengarannya. Hal : 16 2. Latar waktu, dalam cerita Si Buyung Besar ini seperti yang biasa pada sebuah karya sastra lama klasik lainnya. Dalam cerita Si Buyung Besar ini waktu yang diceritakan sebahagian besar tidak dinyatakan dengan tepat dan jelas. Misalnya pada zaman dahulu, pada suatu hari, setelah beberapa minggu setelah beberapa tahun, seminggu, beberapa minggu, setelah dua bulan, akhinya mereka sampai, lebih kurang, sepekan lamanya, dan sebagainya. Dan tidak jarang juga disebutkan jangka waktunya, seperti 40 hari 40 malam, satu Fuad Syarial : Nilai-Nilai Sosiologis Terhadap Cerita Si Buyung Besar Masyarakat Melayu Serdang, 2009 USU Repository © 2008 malam, dua malam, minggu berganti bulan, dua bulan berlayar, 6 bulan tinggal di dasar lautan, dan lain sebagainya. Hal ini dapat kita lihat pada kutipan cerita berikut, Pesta meriah diadakan selama 40 hari 40 malam. Setelah 6 bulan tinggal di dasar lautan bersama istrinya, barulah Buyung Besar teringat kembali kepada teman-temannya yang berada di atas kapal. Hal : 27 Setelah itu juga tampak latar yang meliputi waktu dari penggalan cerita berikut, Satu malam, dua malam, minggu berganti bulan, mereka berada diatas lautan. Suatu hari berkatalah awak kapal kepada Si Buyung Besar seraya menunjukkan sebuah pulau. Buyung Besar memerintahkan agar kapal ditujukan kesana. Kini mereka sampai pada sebuah negeri. Hal : 18

3.. Latar sosial, dalam cerita Si Buyung Besar adalah keadaan sosial secara