Patogenesis Infark Otak Stroke .1 Definisi

Wina Yulinda : Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009. 2 Sistem vertebro-basilar Berdasarkan etiologinya, stroke dibagi menjadi dua kelompok Price dan Wilson, 2006: 1 Stroke iskemia-infark 80-85, terdiri dari oklusi trombotik dan oklusi embolik. 2 Perdarahan intrakranium 15-20, terdiri dari perdarahan intraserebrum parenkim, perdarahan subaraknoid, perdarahan subdura, dan perdarahan epidura.

2.1.4 Patogenesis Infark Otak

Telah diuraikan bahwa aliran darah otak merupakan patokan utama dalam menilai vaskularisasi regional di otak. Pemeriksaan dengan menggunakan emisi sinar foton Positron Emission Tomography diketahui pula bahwa aliran darah otak bersifat dinamis, artinya dalam keadaan istirahat nilainya stabil, tetapi saat melakukan kegiatan fisik maupun psikik, aliran darah regional pada daerah yang bersangkutan akan meningkat sesuai dengan aktivitasnya Misbach, 1999. Menurut Misbach 1999, derajat ambang batas aliran darah otak atau Cerebral Blood Flow CBF yang secara langsung berhubungan dengan fungsi otak, yaitu: a. Ambang fungsional CBF 50-60 cc100 gram menit yang bila terhenti akan menyebabkan terhentinya fungsi neuronal, tetapi integritas sel-sel saraf masih utuh. b. Ambang aktivitas listrik otak CBF 15 cc100 gram menit yang bila tidak tercapai akan menyebabkan aktivitas listrik neuronal terhenti, berarti sebagian struktur intrasel telah berada dalam proses desintegrasi. c. Ambang kematian sel CBF kurang dari 15 cc100 gram menit yang bila tak terpenuhi akan menyebabkan kerusakan total sel-sel otak. Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan atau penyebab lain akan menyebabkan iskemia di suatu daerah otak. Terdapatnya sirkulasi Wina Yulinda : Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009. kolateral di daerah sekitarnya disertai mekanisme kompensasi fokal berupa vasodilatasi memungkinkan terjadinya beberapa keadaan berikut: a. Pada sumbatan kecil, terjadi daerah iskemia yang dalam waktu singkat dapat dikompensasi dengan sirkulasi kolateral dan vasodialatasi lokal. Gejala klinis berupa TIA yaitu hemiparesis atau amnesia kurang dari 24 jam. b. Bila sumbatan agak besar, daerah iskemia lebih luas. Penurunan CBF regional lebih besar, tetapi dengan mekanisme kompensasi masih mampu memulihkan fungsi neurologik dalam waktu beberapa hari sampai dua minggu. Keadaan ini secara klinis disebut RIND. c. Sumbatan yang cukup besar menyebabkan daerah iskemia yang cukup luas sehingga sirkulasi kolateral dan kompensasi tidak dapat mengatasinya. Dalam keadaan ini timbul gejala neurologis yang berlanjut. Pada iskemi otak yang luas, tampak daerah yang tidak homogen akibat perbedaan tingkat iskemia yang terdiri dari tiga area berbeda: 1 Ischemic core terlihat sangat pucat karena CBF-nya paling rendah. Tampak degenerasi neuron, pelebaran pembuluh darah tanpa adanya aliran darah. Kadar asam laktat tinggi dengan tekanan oksigen yang rendah. Daerah ini akan mengalami nekrosis. 2 Ischemic penumbra di sekitar ischemic core. Aliran darah daerah ini juga rendah tetapi masih lebih tinggi daripada ischemic core. Sel-sel neuron tidak sampai mati, tetapi fungsi sel terhenti. Terdapat kerusakan neuron dalam berbagai tingkat, edema jaringan, dan jaringan berwarna pucat. Daerah ini masih mungkin diselamatkan dengan resusitasi dan manajemen yang tepat. 3 Luxury perfusion tampak merah dan edema di sekeliling penumbra. Pembuluh darah mengalami dilatasi maksimal, tekanan karbondioksida dan tekanan oksigen tinggi, serta sirkulasi kolateral maksimal, CBF sangat meninggi. Dalam referensi lain Smith, et al., 2007, infark serebri fokal terjadi melalui dua jalur: 1 Jalur nekrosis karena kegagalan energi sel Wina Yulinda : Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009. 2 Jalur apoptosis Iskemi menyebabkan nekrosis karena berkurangnya suplai glukosa ke neuron sehingga mitokondria gagal memproduksi energi atau ATP. Tanpa ATP pompa ion pada membran sel neuron berhenti bekerja dan terjadi depolarisasi, menyebabkan peningkatan ion kalsium intrasel dan pelepasan glutamat berlebihan di pos-sinaps. Glutamat meningkatkan influks ion kalsium neuron yang menyebabkan eksitotoksisitas. Radikal bebas dihasilkan dari degradasi lipid membran dan disfungsi mitokondria, terjadi katalisis membran sel dan kerusakan fungsi vital sel. Iskemi yang lebih ringan menyebabkan terbentuknya penumbra yang menyebabkan kematian sel secara apoptosis dalam waktu lebih lama, yaitu beberapa hari sampai minggu. Demam secara dramatis memperburuk iskemi otak, begitu pula hiperglikemi glukosa darah lebih dari 11,1 mmolL atau 200 mgdl.

2.1.5 Diagnosis Stroke