Penatalaksanaan Stroke Stroke .1 Definisi

Wina Yulinda : Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009. besar dan hemisferik. CT scan merupakan standard baku emas penegakan diagnosis stroke. b. Pemeriksaan foto toraks dapat memperlihatkan keadaan jantung apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan tanda hipertensi kronis dan adakah kelainan lain pada jantung. Selain itu juga dapat mengidentifikasi kelainan paru-paru yang mempengaruhi proses manajemen dan memperburuk prognosis.

2.1.6 Penatalaksanaan Stroke

Penatalaksanaan stroke iskemia berbeda dengan stroke hemoragik. Di bawah ini hanya akan dipaparkan prinsip penatalaksanaan stroke iskemia yakni Sjahrir, 2003: 1 Terapi antihipertensi tidak direkomendasikan pada fase akut, kecuali tekanan darah sistolik di atas 210 mmHg atau tekanan darah diastolik di atas 110 mmHg. Jangan diberikan Nifedipine sublingual, sebab akan memperburuk otoregulasi vaskular serebral, dilatasi perifer, refleks takhikardi, dan steal phenomenon vascular beds. 2 Tekanan darah baru diturunkan dua sampai tujuh hari pasca fase akut. Antihipertensi pilihan disingkat dengan ABCD ACE inhibitor, Beta blocker, Ca antagonist, Diuretic. 3 Batas kadar gula darah yang aman pada fase akut adalah 100-200 mg. 4 Pemberian antikoagulan diindikasikan pada stroke iskemik kardioembolik akut yang tidak ada perdarahan maupun mass effect, dan untuk prevensi sekunder pada stroke kardioembolik resiko tinggi. 5 Antiedema serebri. 6 Pencegahan primer maupun sekunder sangat bermanfaat mengurangi morbiditas maupu n mortalitas. Berdasarkan dua penelitian besar yang dilakukan oleh International Stroke Trial dan Chinese Acute Stroke Trial, Aspirin efektif untuk menurunkan resiko serangan stroke berulang dan mortalitas pada stroke iskemi. Sedangkan Wina Yulinda : Pengaruh Empat Minggu Terapi Latihan Pada Kemampuan Motorik Penderita Stroke Iskemia Di RSUP H.Adam Malik Medan, 2009. penggunaan Heparin maupun antikoagulan lain dalam 12-24 jam setelah serangan gagal memeberikan outcome yang lebih baik. Obat-obatan neuorprotektor dan hipotermi terbukti memiliki efek neuroprotektif pada hewan coba, tapi belum ada bukti efektivitasnya pada manusia Smith, et al., 2007. Selanjutnya penderita dirawat secara komprehensif di unit rehabilitasi stroke. Rehabilitasi mencakup fisikal terapi, okupasional terapi, dan terapi bicara. Di unit rehabilitasi penderita dan keluarga diberi pemahaman mengenai defisit neurologis yang diderita, mencegah komplikasi imobilitas misalnya pneumonia, deep vein thrombosis dan emboli paru, dekubitus, dan kontraktur otot, dan diberi instruksi-instruksi untuk mengatasi defisitnya Smith, et al., 2007. 2.2 Terapi Latihan 2.2.1 Definisi Terapi latihan adalah salah satu alat yang mempercepat pemulihan pasien dari cedera dan penyakit yang dalam pelaksanaannya menggunakan gerakan- gerakan aktif maupun pasif Gardiner, 1964. Terapi latihan adalah kegiatan fisik yang reguler dan dilakukan dengan tujuan meningkatkan atau mempertahankan kebugaran fisik atau kesehatan dan termasuk di dalamnya fisioterapi dan okupa sional terapi Kwakkel, et al., 2004.

2.2.2 Latihan Pasif

Gerak pasif dihasilkan oleh kekuatan “eksternal” ketika otot-otot tidak bisa berkontraksi atau otot berelaksasi secara volunter untuk melakukan pergerakan Gardiner, 1964. Dengan kata lain gerak pasif adalah gerak yang digerakkan oleh orang lain Soeparman, 2004. Pada latihan gerak pasif dibantu oleh Fisioterapis maupun oleh keluarga atau pengasuh penderita Mulyatsih dan Ahmad, 2008. Latihan pasif dilakukan sedini mungkin walaupun pasien belum sadar.Menurut Mulyatsih dan Ahmad 2008, latihan pasif pada penderita stroke adalah: