Tinjauan Kepustakaan Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat (Investor)

Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. 3. Memberikan informasi mengenai pasar modal pada umumnya, sejarah dan perkembangan pasar modal, lembaga-lembaga pasar modal, dan manfaat kehadiran pasar modal.

D. Keaslian Penulisan

Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor yang diangkat menjadi judul skripsi ini merupakan hasil karya yang ditulis secara objektif, ilmiah, melalui pemikiran referensi, dari buku-buku, dan sarana lain yang dapat memberikan informasi yang akurat. Skripsi ini juga bukan merupakan jiplakan atau merupakan judul yang sudah pernah diangkat sebelumnya oleh orang lain.

E. Tinjauan Kepustakaan

A. Penentuan fakta material yang terdapat dalam prospektus Masalah yang muncul dalam pelaksanaan prinsip keterbukaan pada perdagangan saham di pasar perdana adalah terpusat dalam penyampaian informasi penawaran umum melalui prospektus, dan selanjutnya adalah berkenaan dengan pengaturan hukum mengenai prospektus. Prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta material. Begitupun tuntutan yang berkaitan dengan keakuratan informasi prospektus masih tetap mucul. Alasan tuntutan adalah karena sulitnya memperoleh informasi dalam prospektus yang mengandung nilai akurat yang tinggi. Investor sebelum mengambil keputusan investasi harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. dengan informasi emiten yang terdapat dalam prospektus. Sebenarnya tuntutan atas ketidakakuratan informasi dalam prospektus tidak perlu terjadi, bila pembuatan prospektus dilakukan sesuai dengan Pasal 81 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Oleh karena ketentuan tersebut telah menetapkan prospektus harus memuat keterangan yang benar tentang fakta material. Prospektus yang menggambarkan fakta material yang benar sangat penting bagi investor. Menurut Edward G. Eisert, prospektus bertujuan untuk menyediakan informasi penting tentang perusahaan yang melakukan pendaftaran. Penyediaan informasi yang demikian itu membantu para investor dalam membuat keputusan untuk membeli atau tidak membeli saham yang ditawarkan. 9 Para investor, baik investor profesional dan investor institusional selalu aktif mengumpulkan berbagai informasi dan memanfaatkannya untuk memahami Prinsip keterbukaan menjadi inti persoalan di pasar modal dan sekaligus merupakan jiwa pasar modal itu sendiri. Keterbukaan tentang fakta material sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada keberadaan prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga investor maupun calon investor secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. Karena prinsip keterbukaan merupakan jiwa pasar modal itu sendiri, maka perlu dilakukan pengkajian mendalam tentang pelaksanaan prinsip keterbukaan dan penentuan fakta material di Indonesia. 9 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Jakarta: Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001, hal. 133. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. harga-harga saham yang ditawarkan dalam pasar perdana maupun pasar sekunder. Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang mengandung fakta material. Pasal 1 butir 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar modal menyatakan informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan-ketentuan mengenai larangan perbuatan menyesatkan, baik dalam prospektus maupun dalam pengumuman di media massa yang berhubungan dengan suatu penawaran umum. Pengungkapan informasi tentang fakta material secara akurat dan penuh kepercayaan dapat diperkirakan dapat merealisasikan tujuan prinsip keterbukaan dan mengantisipasi timbulnya pernyataan yang menyesatkan misleading bagi investor. B. Pengertian istilah kejahatan bisnis Pengertian istilah kejahatan bisnis mengandung makna filosofis, yuridis, dan sosiologis yang patut dicermati sebelum melangkah lebih jauh ke dalam kehidupan transaksi bisnis baik nasional, regional, maupun internasional. Secara filosofis, pengertian istilah tersebut mengandung makna bahwa telah terjadi perubahan nilai-nilai values dalam masyarakat ketika suatu aktivitas bisnis dioperasikan sedemikian rupa sehingga sangat merugikan kepentingan masyarakat luas, seperti kegiatan penanaman modal dalam sector-sektor swasta Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. yang padat karya atau kegiatan pasar modal yang pemegang sahamnya adalah masyarakat luas. Perubahan nilai tersebut adalah bahwa kalangan pebisnis sudah kurang atau tidak menghargai lagi kejujuran honesty dalam kegiatan bisnis nasional dan internasional demi untuk mencapai tujuan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Bahkan sering etika berbisnis yang sehat dikesampingkan dan tindakan merugikan sesama rekan pelaku bisnis merupakan hal yang biasa sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam konteks tersebut maka pelanggaran-pelanggaran dalam kegiatan bisnis sudah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan, sementara perangkat hukum untuk menemukan pelakunya dan menghukumnya sudah tidak memadai lagi. Secara singkat dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam kegiatan bisnis sudah tidak dapat ditemukan ketertiban dan kepastian hukum, oleh karena itu para pelaku bisnis yang beritikad baik tidak mungkin lagi dapat menemukan keadilan. Konsekuensi logis dari keadaan dan masalah hukum tersebut adalah diperlukan perangkat hukum lain yaitu hukum pidana untuk membantu menciptakan ketertiban dan kepastian hukum serta untuk menemukan keadilan bagi para pelaku yang beritikad baik dan telah dirugikan. Secara yuridis, pengertian istilah kejahatan bisnis menunjukkan bahwa terdapat dua sisi dari satu mata uang, yaitu di satu sisi terdapat aspek hukum perdata, dan sisi lain terdapat aspek hukum pidana. Kedua aspek hukum tersebut memiliki dua tujuan yang berbeda dan memiliki sifat atau karakteristik yang juga bertentangan satu sama lain. Aspek hukum perdata lebih mementingkan perdamaian diantara para pihak sehingga sifat regulasi lebih mengemuka, Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. sedangkan aspek hukum pidana lebih mementingkan melindungi kepentingan umum atau masyarakat luas atau negara, sehingga sifat memaksa lebih mengemuka dibandingkan sifat regulasi. Aspek hukum pidana lebih mendahulukan sikap negara terhadap pelaku kejahatan bisnis agar dapat dipidana daripada kepentingan untuk melindungi korban kejahatan. Tujuan yang hendak dicapai dengan dengan sifat regulasi adalah membuat jera salah satu pihak yaitu pihak yang telah menimbulkan kerugian atau kerusakan. Masalah kedua yang muncul dari sisi yuridis dari pengertian istilah tersebut di atas adalah, bahwa fungsi hukum pidana yang bersifat sebagai upaya terakhir untuk mencapai ketertiban dan kepastian hukum guna menemukan keadilan, telah beralih fungsi menjadi cara utama untuk mencapai ketertiban dan kepastian hukum serta menemukan keadilan dalam aktivitas bisnis. Dalam konteks perubahan fungsi tersebut, maka pelaku bisnis akan berusaha untuk menghadirkan kejujuran honesty dan kepercayaan trust. 10 10 Agus Kretarto, Investor Relations: Pemasaran dan Komunikasi Keuangan Perusahaan Berbasis Kepatuhan, Jakarta: Grafitti Pers, 2001, 2001, hal. 21. Diantara kedua aspek hukum sebagaimana telah diuraikan diatas, masih terdapat aspek hukum administratif dalam kejahatan bisnis. Aspek hukum administratif dalam kejahatan bisnis adalah dalam wujud tindakan administrative yang ditujukan terhadap pelaku bisnis yang melakukan pelanggaran ketentuan perundang-undangan di bidang keuangan. Tindakan administratif di bidang keuangan merupakan tindakan pencegahan dan bersifat sementara sebelum sanksi keperdataan sanksi pidana diterapkan. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Berdasarkan uraian di atas maka terhadap kejahatan bisnis business crime sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam bidang keuangan dapat diterapkan tiga macam sanksi, yaitu sanksi administratif, sanksi keperdataan, dan sanksi pidana. Perlakuan terhadap tiga macam sanksi tersebut tidak selamanya mencerminkan asas kepastian hukum dan keadilan karena sering terjadi dalam penerapannya dianggap kurang proporsional dan kurang akurat. Secara sosiologis, pengertian kejahatan bisnis telah menunjukkan keadaan nyata yang telah terjadi dalam aktivitas dunia bisnis, tetapi di sisi lain menunjukkan pula bahwa kegiatan bisnis sudah tidak ada lagi keramahan unfriendly business atmosphere atau seakan-akan sudah tidak ada lagi yang dapat dipercaya diantara para pelaku bisnis. Kegiatan bisnis seharusnya berjalan secara sehat sekalipun sifatnya yang sangat kompetitif. Pengertian istilah kejahatan bisnis sesungguhnya merupakan hasil kepanikan para pelaku bisnis yang melihat kegiatan bisnis sudah menyimpang jauh dari tujuan dan cita-cita semula yaitu menumbuhkan kepercayaan dan kejujuran dalam memperoleh keuntungan. Semakin kompleks karakteristik pasar maka semakin kompleks juga masalah hukum yang harus dihadapinya. Secara sosiologis, pengertian kejahatan bisnis di atas menunjukkan pula tuntutan dari para pelaku bisnis yang beritikad baik untuk mencegah dan mengatasi keadaan bisnis yang tercela sehingga dapat memulihkan kenyamanan dalam transaksi bisnis. Apabila sifat regulasi dari undang-undang tersebut sudah tidak ditaati oleh para pelaku bisnis maka hukum pidana berfungsi sebagai pengganti hukum perdata, sekalipun di dalam peraturan perundang-undangan tersebut dinyatakan sanksi administratif harus didahulukan Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. dari sanksi keperdataan maupun kepidanaan. Dalam konteks karakteristik kegiatan bisnis yang semakin heterogen dan kompleks tersebut maka hukum perdata tidak lagi dapat berperan sendiri untuk mencegah atau mengatasi masalah-masalah hukum yang akan terjadi atau telah terjadi dalam kegiatan bisnis tersebut sehingga peranan hukum pidana sangat diperlukan secara optimal. C. Perlindungan investor di pasar modal Hak-hak investor sebagai pemegang saham perusahaan harus dilindungi menurut prinsip good corporate governance yang disusun oleh Organization for Economic Cooperation and Development OECD yaitu: 1. Hak-hak dasar pemegang saham meliputi hak untuk memastikan metode registrasi saham yang dimiliki, memindahtangankan saham-sahamnya, memperoleh informasi perusahaan secara teratur dan tepat waktu, berpartisipasi dan memberikan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, memilih anggota komisaris dan direksi, serta memperoleh bagian keuntungan perusahaan; 2. Para pemegang saham mempunyai hak untuk berpartisipasi, memperoleh informasi yang cukup, mengambil keputusan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan fundamental perusahaan, seperti perubahan anggaran dasar perusahaan, otorisasi untuk penambahan saham, transaksi- transaksi luar biasa yang mempengaruhi hasil penjualan perusahaan; 3. Para pemegang saham harus memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara efektif dan memberikan suara dalam RUPS serta harus diberi Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. informasi tentang aturan-aturan termasuk prosedur pemberian suara dalam pelaksanaan RUPS, yaitu: a Para Pemegang saham harus diberikan informasi yang cukup dan tepat waktu mengenai tanggal, tempat, dan agenda setiap rapat, serta informasi yang lengkap dan tepat waktu mengenai masalah- masalah yang akan diputuskan dalam rapat; b Kesempatan harus diberikan kepada para pemegang saham untuk bertanya kepada dewan direksi dan komisaris serta untuk mengusulkan agenda rapar dengan batasan-batasan yang layak; c Para pemegang saham harus dapat memberikan suara, baik dengan menghadiri rapat maupun tanpa menghadiri rapat, dan pengaruh yang sama harus diberikan atas suara yang disampaikan, baik dengan maupun tanpa menghadiri rapat; 4. Struktur permodalan dan pengaturannya yang memungkinkan pemegang saham tertentu mendapatkan suatu tingkat pengendalian yang tidak seimbang dengan kepemilikan sahamnya harus diungkapkan; 5. Pasar untuk pengendalian perusahaan harus dimungkinkan untuk berfungsi secara efisien dan transparan. a Peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur pelaksanaan untuk mendapatkan pengendalian perusahaan di pasar modal, serta transaksi-transaksi luar biasa seperti merger dan penjualan aktiva- aktiva perusahaan dalam jumlah besar harus diungkapkan dengan jelas sehingga para investor memahami hak-haknya dan dapat Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. mengambil sikap. Transaksi harus berjalan dengan harga yang transparan dan dengan kondisi yang wajar sehingga melindungi hak-hak semua pemegang saham; b Perangkat anti pengambilalihantidak boleh digunakan untuk melindungi manajemen dari pertanggungjawaban; 6. Para pemegang saham, termasuk investor institusi, harus mempertimbangkan biaya dan manfaat pelaksanaan hak-haknya.

F. Metode Penulisan