Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Insider Trading yang dapat merugikan perusahaan dan investor

Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan perusahaan sangat berpengaruh terhadap operasi usaha. Perubahan-perubahan tersebut dapat berasal dari adanya perubagan-perubahan peraturan pemerintah. d Risiko terhadap tidak likuidnya saham Tidak likuidnya saham di bursa efek merupakan risiko yang harus diantisipasi oleh para pemodal. Dengan tidak likuidnya saham berakibat kesempatan untuk memperoleh capital gain dari perdagangan saham menjadi hilang. Saham dapat tidak likuid di Bursa Efek dapat diakibatkan sedikitnya saham yang ditawarkan kepada masyarakat dank arena adanya pembatasan-pembatasan, misalnya pembatasan pemodal yang diijinkan membeli sahamnya. Dengan sedikitnya saham yang ditawarkan kepada masyarakat ada risiko tidak likuidnya saham karena pada umunya risiko- risiko tersebut dapat memberikan dampak dalam setiap analisis harus mempertimbangkan kemungkinan adanya hal-hal yang merugikan perusahaan sebagai akibat dari risiko diatas.

B. Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Insider Trading yang dapat merugikan perusahaan dan investor

1. Penipuan Yang dimaksud dengan melakukan penipuan menurut Pasal 90 huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai kenyataan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek. Larangan ini ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan efek, bahkan turut serta melakukan penipuanpun tak lepas dari jerat pasal ini. Bagi kalangan yang mempunyai kemampuan dan fasilitas teknologi yang dengan itu semua mereka dapat melakukan penipuanpun tidak dapat lepas dari pasal ini. Setiap pelaku yang terbukti melakukan penipuan dalam kegiatan perdagangan efek dapat dikenakan pidana penjara paling lama 10 tahun penjara dan denda maksimal Rp. 15.000.000.000,00 lima belas miliar rupiah. Ancaman pidana dan denda yang begitu berat dianggap wajar mengingat kegiatan perdagangan efek melibatkan begitu banyak pemodal dan jumlah uang yang sangat besar. Pelanggaran di bidang pasar modal mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda dengan jenis pelanggaran di bidang lain. Pelanggaran yang terjadi dapat mengakibatkan hilangnya jumlah uang yang sangat besar yang ada dalam kegiatan perdagangan efek, jumlah korban yang cukup banyak dan beragam. Pada akhirnya pelanggaran yang signifikan dari segi jumlah dan kualitas akan meruntuhkan kredibilitas pasar modal. Untuk mengantisipasi hal itu otoritas di bidang pasar modal harus menyiapkan perangkat hukum, fasilitas, infrastruktur, dan yang terpenting sumber daya manusia yang handal untuk menghadapi pelanggaran. Bapepam-LK dan PT. Bursa Efek Indonesia PT. BEI selaku regulator dan pengelolah kegiatan perdagangan pasar modal harus mampu menjaga kredibilitas pasar modal Indonesia. Pasal 90 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menegaskan bahwa: Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. “Dalam kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang secara lansung atau tidak langsung: 1. menipu atau mengelabui pihak lain dengan menggunakan cara apapun; 2. turut serta menipu atau menipu pihak lain, dan; 3. membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan untuk mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau menjual efek.” 58 UUPM memberikan beberapa spesifikasi mengenai pengertian penipuan, yaitu terbatas dalam kegiatan perdagangan efek yang meliputi kegiatan penawaran, pembelian, penjualan efek yang terjadi di bursa efek maupun di luar bursa efek atas efek emiten atau perusahaan publik. Berkaitan dengan pengertian tipu muslihat atau rangkaian kebohongan itu, UUPM menegaskan bahwa hal tersebut termasuk membuat pernyataan yang tidak benar mengenai fakta material atau tidak mengungkapkan fakta yang material. Kasus yang cukup populer adalah kasus saham perusahaan pertambangan Kanada Bre-X Mineral Ltd. pada tahun 1997: “Manajer Eksplorasi Bre-X Mineral Ltd. Michael de Gusman melaporkan bahwa Bre-X Mineral Ltd. menemukan cadangan emas dalam jumlah 71 juta ounce dengan nilai 20 miliar dollar AS di Busang-Kalimantan. Laporan tersebut mengakibatkan saham Bre-X Mineral Ltd. di Bursa Efek Totonto mengalami kenaikan cukup tajam dari 10 dollar Kanadamenjadi 28,65 dollar Kanada. Beberapa hari kemudian diketahui bahwa laporan Michael de Gusman ternyata tidak benar. Hal tersebut menyebabkan saham Bre-X Mineral Ltd. turun secara tajam ke level 5,5 dollar Kanada. Perbuatan 58 Pasal 90 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Michael de Gusman tersebut mengakibatkan investor yang membeli saham- saham Bre-X Mineral Ltd. pada harga tinggi mengalami kerugian besar, karena saham tersebut jatuh ke tingkat harga yang sangat rendah. 2. Manipulasi Pasar Yang dimaksud dengan manipulasi pasar menurut Pasal 91 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun tidak dengan maksud untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek. Otoritas pasar modal mengantisipasi setiap pihak yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas modal dan teknologi atau sarana yang berkemungkinan bisa melakukan penciptaan gambaran yang sedemikian rupa sehingga pasar memahami dan merespon gambaran tersebut sebagai hal yang benar. Beberapa pola manipulasi pasar adalah: 1. Menyebarluaskan informasi palsu mengenai perusahaan pulik atau emiten dengan tujuan untuk mempengaruhi harga efek perusahaan yang dimaksud di bursa efek false information. Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A akan segera dilikuidasi, maka pasar merespon yang menyebabkan harga efek emiten A jatuh tajam di bursa. 2. Menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau informasi yang tidak lengkap misinformation. Misalnya, suatu pihak menyebarkan rumor bahwa emiten A tidak termasuk perusahaan yang akan dilikuidasi oleh pemerintah, padahal emiten A akan diambil alih oleh pemerintah. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Kegiatan transaksi yang bertujuan untuk memberikan kesan bahwa efek perusahaan tertentu aktif diperdagangkan wash trading. Sebagai contoh, direksi emiten A memerintah seseorang untuk melakukan pembelian dan penjualan sekaligus, agar efek perusahaannya dianggap likuid. Dalam transaksi itu tidak akan terjadi perubahan kepemilikan secara absolute, karena skenario telah disusun oleh pihak-pihak yang terlibat. Pola seperti ini dapat lebih jauh lagi dipergunakan sebagai sarana untuk memodifikasi biasanya menaikkan harga saham pada level tertentu yang dikehendaki pelaku. 59 Sebagaimana diketahui bahwa harga efek di pasar modal sangat sensitive terhadap suatu peristiwa dan informasi yang berkaitan, baik secara langsung maupun tidak dengan dengan efek tersebut. Informasi merupakan pedoman pokok para pemodal untuk mengambil keputusan terhadap suatu efek. Jika informasi tersebut tidak dilindungi oleh hukum sebagai informasi yang benar, bagaimana kegiatan perdagangan di pasar modal dapat berjalan. Informasi yang dihembuskan oleh pihak tertentu dapat menimbulkan dampak pada pasar. Akibatnya, harga efek bisa naik atau turun drastis dalam waktu yang sangat singkat. Begitu informasi itu mendapatkan konfirmasi bahwa informasi itu benar, maka gejolak pasar akan terhenti, pasar berjalan normal kembali. Namun, pada saat fluktuasi terjadi, pihak yang menghembuskan informasi rumor penipu telah menangguk keuntungan. Bagi Dengan adanya pasal-pasal tersebut, Bapepam-LK dapat memantau dan mengantisipasi kolusi diantara pihak yang terlibat dalam perdagangan efek untuk melakukan perdagangan yang akan menyebabkan fluktuasi harga efek yang amat tajam dalam waktu yang singkat. 59 Freddy Saragih, Pelanggaran di Bidang Pasar Modal, makalah disampaikan pada acara lokakarya Pasar Modal, Jakarta, 24 Maret 1998, hal. 7. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. investor atau pemodal yang tidak berhati-hati menganalisis informasi akan terjebak oleh harga semu yang berujung pada kerugian. Secara sederhana manipulasi pasar dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek atau memberi pernyataan atau keterangan yang tidak benar atau menyesatkan sehingga harga efek di bursa terpengaruh. 60 Contoh pelanggaran ketentuan di atas dapat dilihat dari manipulasi pasar dalam bentuk praktik “corner”cornering , yaitu praktik penguasaan pasokan saham tertentu yang beredar di pasar sehingga persediaan saham menjadi terbatas, dan harga saham naik secara tidak normal. Di sini pelaku corner dapat menentukan harga saham di bursa secara semu sampai pada level yang diiginkannya. Sebab harga saham ini tidak berdasarkan pada kekuatan permintaan dan penawaran saham yang sebenarnya, melainkan harga saham tersebut direkayasa dengan cara melakukan transaksi semu. Pasal 92 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa: “ Setiap pihak, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan pihak lain, dilarang melakukan 2 dua transaksi efek atau lebih, baik lansung maupun tidak langsung sehingga menyebabkan harga efek di bursa efek efek tetap, naik, atau turun dengan tujuan mempengaruhi pihak lain untuk membeli, menjual, atau menahan efek.” 61 3. Perdagangan Orang Dalam Insider Trading 60 Indra Safitri, Transparansi, Independensi, dan Pengawasan Kejahatan Pasar Modal, cet. 1, Jakarta: Go Global Book Publication, 1998, hal. 176. 61 Bismar Nasution, Beberapa Aspek Hukum Pasar Modal dalam Transaksi Saham, disampaikan sebagai modul perkuliahan pada mata kuliah Hukum Kegiatan Ekonomi, semester II Tahun Akademik 20062007, Fakultas Hukum USU. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Praktik insider trading sering terjadi apabila orang dalam insider melakukan perdagangan berdasarkan informasi yang belum di-disclose terbuka. Dalam hal ini insider mempunyai informasi fakta material yang dapat mempengaruhi harga saham. Dalam hal ini, insider mempunyai posisi yang lebih baik dalam hal informasi informational advantages dibandingkan dengan investor lain dalam perdagangan saham, oleh karena itu dapat menciptakan perdagangan saham yang tidak fair. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga telah membuat kategori insider trading sebagai penipuan. Mengigat bahwa insider trading adalah suatu praktik yang dilakukan oleh orang dalam perusahaan corporate insiders melakukan perdagangan saham dengan menggunakan informasi yang mengandung fakta material yang dimilikinya sedangkan informasi tersebut belum terbuka tersedia untuk umum inside nonpublic information. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menetapkan yang termasuk corporate insiders adalah komisaris, direksi, pemegang saham utama, pegawai perusahaan, seseorang yang karena kedudukannya atau profesinya atau karena hubungan usaha dengan emitenperusahaan publik yang memungkinkan seseorang tersebut memperoleh inside information, seperti konsultan huku m, notaris, akuntan atau penasehat keuangan dan investasi, serta pemasok atau kontraktor emitenperusahaan publik tersebut. Mereka yang dikategorikan corporate insiders ini masih tetap disebut insiders selama 6 enam bulan sejak mereka tidak lagi menduduki jabatan atau hubungan dengan emitenperusahaan publik yang bersangkutan. 62 62 ibid. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Secara tradisional, komisaris, direktur, pemegang saham utama, dan pegawai perusahaan termasuk sebagai insiders traditional insiders. Komisaris dan direktur dikategorikan sebagai insider adalah didasarkan atas pertimbangan, bahwa mereka termasuk orang yang wajib memegang fiduciary obergations dalam hal loyalitasnya terhadap kepada perusahaan. Di pihak lain mereka termasuk orang-orang yang dapat mengendalikan serta mengetahui kegiatan atau operasi perusahaan setiap hari, sehingga mereka memiliki informasi perusahaan yang paling sensitive sensitive corporate information. Sedangkan kategori insider bagi pemegang saham utama shareholder didasarkan atas ketentuan hukum perusahaan corporate law, yang menetapkan suatu fiduciary obergations dari suatu loyalitas terhadap orang-orang yang memiliki fungsi pengawasan dan pengendalian aktivitas perusahaan berdasarkan saham di perusahaan yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menduduki jabatan direktur atau officers. Namun mereka juga memiliki fiduciary. 63 Ketentuan penjelasan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang telah menetapkan insider masih menganut kategori traditional insiders. Ketentuan ini juga menetapkan kategori “insider sementara” temporary insider. Bila kategori traditional insiders secara nyata merupakan orang-orang yang bekerja dalam perusahaan, maka insider dalam kategori temporary insider Kategori karyawan emitenperusahaan publik sebagai insider karena mereka memiliki tugas dan kewajiban menjaga loyalitas, termasuk tanggungjawab mereka untuk tidak memanfaatkan keuntungan dari informasi rahasia confidential information yang diperoleh sehubungan dengan pekerjaannya di perusahaan tersebut. 63 Ibid. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. merupakan orang luar perusahaan, tetapi mereka mempunyai hubungan trust dan confidence dengan perusahaan atau mereka ini mempunyai hubungan jangka pendek yang mengakibatkan fiduciary obergations mereka kepada perusahaan. Pemikiran ini yang membuat konsultan hukum, notaris, akuntan, penasehat keuangan dan investasi, dan lain-lain dikategorikan sebagai insider sebagaimana dilihat dalam penjelasan Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Salah satu kasus menarik insider trading adalah carpenter versus United States, pada tahun 1986. Dalam kasus carpenter ini terdakwa R. Foster Winans sebagai reporter The Wall Street Journal menulis dalam “ Heard on the Street Columm “ yang merupakan kolom hasil penilaian dan analisis tenteang kondisi perusahaan tertentu yang listing di bursa dan kolom ini dapat mempengaruhi harga saham dari perusahaan yang dinilai. Apabila tulisan dalam kolom itu menilai perusahaan yang listing baik, maka harga sahamnya cenderung naik. Sebaliknya apabila penilaiannya tidak baik, maka harga sahamnya akan turun. Pengaruh tulisan yang terdapat dalam kolom ini dimanfaatkan oleh Winans untuk kepentingan dirinya sendiri, dengan cara bersekongkol dengan temannya dan memberitahukan isi dari kolom tersebut. Selanjutnya temannya dianjurkan untuk melakukan transaksi saham, sehingga mereka memperoleh keuntungan besar dari transaksi tersebut. Praktik Winans ini oleh Securities Exchange Commission dituduh sebagai praktik insider trading berdasarkan tuduhan, bahwa Winans menyalahgunakan informasi milik Wall Street Journal untuk kepentingan pribadinya. Pengadilan dengan dasar misappropriation theory 64 64 Misappropriation Theory adalah suatu teori yang mendasarkan bahwa seseorang tidak harus mempunyai pelanggaran dari suatu fiduciary duty, tetapi mengikuti kewajiban umum menetapkan Winans melanggar ketentuan insider trading. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Dalam hal ini pengadilan menyatakan Winans melakukan penipuan melalui Wall Street Journal tersebut. Kemungkinan terjadinya perdagangan yang menggunakan informasi orang dalam antara lain dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas saham perusahaan di mana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan harga dan volume perdagangan saham sebelum diumumkannya informasi material kepada publik dan terjadinya peningkatan atau penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar. Perdagangan orang dalam mengandung beberapa unsur, yaitu: 1. Adanya perdagangan saham; 2. Dilakukan oleh insider atau orang-orang yang dipersamakan dengan insider; 3. Adanya inside information yang mengandung fakta material; 4. Informasi itu belum diungkap dan terbuka untuk umum; 5. Perdagangan itu dimovivasi oleh informasi tersebut; 6. Dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau menghindarkan kerugian untuk diri sendiri maupun diri orang lian. Ada juga kasus insider trading yang terjadi di Indonesia yaitu sebagai berikut: PT Indika Energy Tbk INDY menyatakan mengambil alih 81,95 saham PT Petrosea Tbk PTRO senilai US 83,8 juta pada 26 Februari 2009. Namun dari aktivitas perdagangan, saham Petrosea dan Indika mengalami lonjakan luar biasa pada periode 9-26 Februari 2009. Harga saham kedua emiten tersebut naik keterbukaan di pasar modal. Jadi menurut misappropiation theory seseorang yang menggunakan informasi yang belum tersedia untuk publik milik orang lain dalam perdagangan saham dianggap telah melakukan insider trading. Seseorang tersebut adalah misappropiator sama dengan pihak yang melakukan pelanggaran dari suatu fiduciary duty atau pihak yang mempunyai hubungan trust and confidence dengan emiten atau pemegang saham. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. signifikan. Padahal, informasi rencana aksi akuisisi itu baru diberitakan pada 26 Februari 2009. Dalam periode itu, saham berkode INDY naik sekitar 13 ke level Rp 1.560. Sementara, saham berkode PTRO melonjak sekitar 82 menjadi Rp 6.350. Selain itu, pada 13 Februari 2009, aktivitas transaksi kedua saham itu juga tidak wajar atau diluar kebiasaan dibanding hari-hari sebelumnya. Volume transaksi Indika tercatat sebanyak 6,85 juta lembar dan Petrosea sebanyak 1,09 juta lembar. BEI menilai ada indikasi insider trading dalam akuisisi itu. Ini dapat dilihat dari adanya fluktuasi harga yang sangat tajam sehingga telah mengindikasikan telah adanya insider trading karena ada pihak-pihak yang lebih dulu mengetahui informasi itu padahal informasi itu belum terbuka untuk umum. Kasus perdagangan orang dalam diidentikkan dengan kasus pencurian. Perbedaannya, bila pada pencurian konvensional objeknya adalah materi milik orang lain, sedangkan pada perdagangan orang dalam objeknya adalah informasi yang seharusnya menjadi milik umum, sehingga dengan demikian pelakunya dapat memperoleh keuntungan. Pada pencurian konvensional, yang menderita kerugian adalah pemilik barang, sedangkan pada kasus perdagangan orang dalam, yang menderita kerugian adalah orang banyak dan membawa efek atau pengaruh yang sangat meluas, mulai dari lawan transaksi, hingga kepada kewibawaan regulator dan kredibilitas pasar modal. Kalau kredibilitas sudah sirna, maka kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal akan berkurang, sehingga membuat pasar modal lapse. Pembuktian kasus insider trading cenderung sulit, karena mempunyai modus yang canggih dan kompleks, maka Bapepam-LK selalu dituntut untuk selalu mampu menuntaskan perkara perdagangan orang dalam secara meyakinkan. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. Untuk praktik pelanggaran hukum pasar modal di atas tersebut diberikan sanksi hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 104 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menetapkan sanksi berupa ancaman pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun dan denda paling banyak lima belas miliar rupiah terhadap pelanggaran atas perbuatan-perbuatan tersebut. Disamping itu ada tiga macam sanksi yang diterapkan oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu: 65 1. Sanksi Administratif Sanksi administratif adalah sanksi yang dikenakan oleh Bapepam-LK kepada pihak-pihak yang dianggap melanggar peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Pihak yang dapat dijatuhkan sanksi adalah: a Pihak yang memperoleh ijin dari Bapepam-LK. b Pihak yang memperoleh persetujuan dari Bapepam-LK. c Pihak yang melakukan pendaftaran kepada Bapepam-LK. Jenis sanksi administratif yang dapat dijatuhkan oleh Bapepam-LK kepada pihak-pihak tersebut diatas adalah: a Peringatan tertulis; b Denda; c Pembatasan kegiatan usaha; d Pembekuan usaha; e Pencabutan ijin usaha f Pembatalan persetujuan; dan 65 Indra Surya, dkk. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana, 2004, hal. 274. Hendry : Pasar Modal Sebagai Sarana Pendanaan Bagi Perusahaan Dan Alternatif Sarana Investasi Bagi Masyarakat Investor, 2010. g Pembatalan pendaftaran. 2. Sanksi Perdata Sanksi perdata lebih didasarkan pada UUPT, di mana emiten atau perusahaan publik harus tunduk pula. UUPT dan UUPM menyediakan ketentuan yang memungkinkan pemegang saham untuk melakukan gugatan perdata kepada setiap pengelola atau komisaris perusahaan yang tindakan atau keputusannya menyebabkan kerugian pada perusahaan. 3. Sanksi Pidana Pasal 103-110 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengancam setiap pihak yang terbukti melakukan tindak pidana di bidang pasar modal diancam hukuman pidana penjara bervariasi antara satu sampai sepuluh tahun.

C. Perlindungan Hukum Bagi Investor di Pasar Modal