Intensitas Cahaya Kedalaman Faktor Fisik-Kimia Perairan

Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010.

4.2.2 Penetrasi Cahaya

Nilai penetrasi cahaya pada Tabel 4.2 yang diperoleh dari penelitian ini sesuai dengan kedalaman yang dimiliki oleh setiap stasiun penelitian tersebut, dimana pada stasiun I memiliki kedalaman rata-rata 5 meter dan stasiun II rata-rata 4 meter, atau dapat dikatakan cahaya dapat sampai ke dasar perairan. Hal ini karena pada kedua stasiun tersebut memiliki perairan yang jernih tanpa adanya sedimentasi sehingga cahaya matahari dapat terus menembus badan air hingga ke dasar perairan tersebut. Antara penetrasi cahaya dan intensitas cahaya saling mempengaruhi. Semakin maksimal intensitas cahaya, maka semakin tinggi penetrasi cahaya. Jumlah radiasi yang mencapai permukaan perairan sangat dipengaruhi oleh awan, ketinggian dari permukaan air laut, sedimentasi, letak geografis dan musim Tarumingkeng, 2001.

4.2.3 Intensitas Cahaya

Nilai intensitas cahaya pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada stasiun I memiliki nilai intensitas cahaya rata-rata tertinggi sebesar 1229 Candela, hal ini karena daerah ini berhadapan langsung dengan lautan lepas dan semakin sedikitnya vegetasi yang mampu menerap cahaya matahari pada daerah stasiun ini. Sedangkan pada stasiun II memiliki nilai intensitas cahaya rata-rata terendah sebesar 949 Candela, hal ini karena pada stasiun II masih banyak vegetasi yang mampu menyerap cahaya matahari langsung, namun hal ini dapat juga di pengaruhi oleh keadaan cuaca yang berawan saat pengukuran. Nybakken 1988 mengatakan bahwa, cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses fotosintesis. Tanpa cahaya yang cukup laju fotosintesis akan berkurang, sehingga kemampuan karang dalam menghasilkan kalsium karbonat akan berkurang. Tingkat kompensasi untuk karang nampaknya Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. merupakan kedalaman, dimana intensitas cahaya kurang sampai 15-20 dari intensitas permukaan. Kondisi ini menunjukkan ketersediaan intensitas cahaya matahari cukup besar sehingga fotosintesis yang dilakukan oleh zooxanthellae dapat berlangsung secara optimal yang secara langsung mendukung pertumbuhan karang.

4.2.4 Kedalaman

Hasil pengukuran kedalaman perairan pada Tabel 4.2, didapat bahwa pada stasiun I memiliki rata-rata kedalaman 5 meter, dimana pada daerah ini memiliki pinggiran perairannya yang terjal dan curam. Sedangkan pada stasiun II memiliki rata-rata kedalaman 4 meter, dimana daerah ini memiliki kondisi perairan yang agak landai. Supriharyono 2000-a mengatakan bahwa mengingat pengaruh cahaya yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan terumbu karang, maka faktor kedalaman juga membatasi kehidupan binatang karang. Pada perairan yang jernih memungkinkan penetrasi cahaya dapat menembus sampai pada lapisan yang sangat dalam. Sehingga binatang karang juga dapat hidup pada perairan yang cukup dalam. Namun secara umum karang tumbuh baik pada kedalaman kurang dari 20 meter, yaitu pada jarak penetrasi cahaya perairan laut yang jernih pada umumnya.

4.2.5 Salinitas