Suhu Penetrasi Cahaya Intensitas Cahaya Kedalaman Salinitas Derajat Keasaman Oksigen Terlarut DO

Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010.

3.2.2 Stasiun II

Daerah ini terletak di sebelah tenggara pulau Rubiah, dimana daerah ini adalah daerah yang memiliki banyak aktivitas yang secara geografis terletak pada 5 o 52’32,80”LU dan 95 o 15’38,80”BT sampai dengan 95 o 15’35,60”BT dan 5 o 52’39,20”LU, pada daerah ini juga memiliki kondisi perairan yang landai, pantai berpasir, bangunan dan juga sering dilintasi perahu atau lalu-lintas boat. Denah dan foto lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran F dan G.

3.3 Pengamatan Terumbu Karang

Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi pengambilan data adalah “Purposive Random Sampling” dengan menentukan 2 stasiun pengamatan. Pengambilan data persen tutupan terumbu karang ini menggunakan “Lifeform Transect Method”, dimana garis transek sepanjang 50 meter yang diletakkan pada bentuk pertumbuhan terumbu karang dan sejajar dengan garis pantai dengan tiga kali ulanngan untuk setiap stasiun pengambilan data. Jarak antara satu transek dengan transek berikutnya adalah 10 meter. Pertumbuhan terumbu karang yang terletak di bawah garis transek diamati menurut kriteria English et al,1994 dengan cara snorkelling dan diukur panjang tutupannya dengan menggunakan meteran tersebut.

3.4 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan

Pengukuran faktor fisik-kimia perairan dilakukan sebelum pengambilan data persen tutupan terumbu karang hidup. Faktor fisik-kimia perairan yang diukur mencakup:

3.4.1 Suhu

Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer air raksa yang berskala 0-50 o C. Termometer dicelupkan ke dalam air dan dibiarkan sampai menunjukkan skala yang konstan lalu dibaca skala yang tertera pada termometer tersebut.

3.4.2 Penetrasi Cahaya

Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan keping Secchi. Keping Secchi dimasukkan ke dalam badan air sampai kedalaman tertentu sampai batas penetrasi cahaya, kemudian diukur penetrasi cahayanya.

3.4.3 Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya diukur dengan menggunakan Luxmeter. Luxmeter diletakkan di tempat terbuka guna menangkap cahaya. Faktor pengali disesuaikan dengan intensitas yang diperoleh.

3.4.4 Kedalaman

Kedalaman air diukur dengan menggunakan tongkat berskala yang dimasukkan ke dalam badan air sampai mencapai dasar perairan, lalu dibaca skala yang tertera pada tongkat tersebut.

3.4.5 Salinitas

Salinitas diukur dengan menggunakan Refractometer, dengan cara meneteskan sampel air pada kaca refractometer dengan menggunakan pipet tetes, kemudian ditutup dan dibaca skala yang tertera pada alat tersebut. Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010.

3.4.6 Derajat Keasaman

Derajat keasaman pH diukur dengan menggunakan pHmeter, dengan cara memasukkan elektroda ke dalam sampel air dan dibaca angka yang tertera pada pHmeter tersebut.

3.4.7 Oksigen Terlarut DO

Oksigen terlarut diukur dengan menggunakan metode Winkler. Sampel air yang diambil, dimasukkan ke dalam botol Winkler, kemudian ditetesi dengan MnSO 4 dan KOHKI masing-masing sebanyak 1 ml, dihomogenkan dan didiamkan selama beberapa saat sampai terbentuk endapan berwarna putih atau kecoklatan. Selanjutnya ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 lalu dihomogenkan sampai terbentuk endapan coklat. Lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat. Selanjutnya ditetesi dengan 5 tetes amilum sampai berwarna biru. Lalu dititrasi lagi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N sampai sampel air berwarna seperti semula. Jumlah Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai menunjukkan kadar oksigen terlarut pada perairan tersebut Lampiran A.

3.4.8 Jenis Substrat