Salinitas pH DO Faktor Fisik-Kimia Perairan

Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. merupakan kedalaman, dimana intensitas cahaya kurang sampai 15-20 dari intensitas permukaan. Kondisi ini menunjukkan ketersediaan intensitas cahaya matahari cukup besar sehingga fotosintesis yang dilakukan oleh zooxanthellae dapat berlangsung secara optimal yang secara langsung mendukung pertumbuhan karang.

4.2.4 Kedalaman

Hasil pengukuran kedalaman perairan pada Tabel 4.2, didapat bahwa pada stasiun I memiliki rata-rata kedalaman 5 meter, dimana pada daerah ini memiliki pinggiran perairannya yang terjal dan curam. Sedangkan pada stasiun II memiliki rata-rata kedalaman 4 meter, dimana daerah ini memiliki kondisi perairan yang agak landai. Supriharyono 2000-a mengatakan bahwa mengingat pengaruh cahaya yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan terumbu karang, maka faktor kedalaman juga membatasi kehidupan binatang karang. Pada perairan yang jernih memungkinkan penetrasi cahaya dapat menembus sampai pada lapisan yang sangat dalam. Sehingga binatang karang juga dapat hidup pada perairan yang cukup dalam. Namun secara umum karang tumbuh baik pada kedalaman kurang dari 20 meter, yaitu pada jarak penetrasi cahaya perairan laut yang jernih pada umumnya.

4.2.5 Salinitas

Nilai salinitas pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada stasiun I memiliki kisaran nilai salinitas tertinggi yaitu 35 o oo, dimana daerah ini berhadapan langsung dengan lautan bebas. Sedangkan pada stasiun II memiliki nilai salinitas terendah yaitu 34 o oo . Hal ini karena stasiun II lebih dekat ke arah pantai Iboih, dimana pada daerah ini juga terdapat outlet air tawar dari daratan tersebut. Salinitas air laut di daerah tropis rata-rata berkisar 35 o oo , dan terumbu karang hidup subur pada kisaran salinitas 34-36 o oo . Pengaruh salinitas terhadap binatang Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. karang sangat bervariasi tergantung pada kondisi perairan laut setempat atau pengaruh alam, seperti run-off , badai, hujan, dan lain-lain Supriharyono, 2000-b.

4.2.6 pH

Nilai pH pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada stasiun I memiliki nilai pH tertinggi sebesar 7,8 sedangkan pada stasiun II memiliki nilai pH yang terendah sebesar 7,7 dimana hasil pengukuran ini masih tergolong baik dan sesuai dengan batas normal pH perairan laut tropis yang mendukung terhadap ekosistem terumbu karang. Saat ini para ilmuwan menyadari ternyata pemanasan global dapat menurunkan nilai pH air laut dari samudera karena adanya reaksi kimia antara air dengan CO 2 . Gas karbondioksida CO 2 yang ditebarkan ke atmosfer oleh pabrik- pabrik, kendaraan dan pembangkit listrik tidak hanya meningkatkan suhu udara. Tetapi juga menyebabkan apa yang para ilmuwan sebut dengan istilah pengasaman laut karena sekitar 25 dari kelebihan CO 2 yang tersebar itu terserap laut. Akibat meningkatnya tingkat keasaman karena perubahan iklim ini maka secara total dapat melenyapkan organisme berkapur http:erabaru.or.idarsip-berita276-bahaya-asam- bagi-kelangsungan-hidup-terumbu-karang- .

4.2.7 DO

Nilai DO pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pada stasiun I memiliki nilai DO tertinggi sebesar 6,8 mgl, hal ini karena daerah ini memiliki persen tutupan terumbu karang yang paling tinggi. Sedangkan stasiun II memiliki DO terendah sebesar 6,1 mgl, dimana daerah ini juga memiliki persen tutupan yang terendah sehingga hasil fotosintesis dari zooxanthellae juga akan semakin rendah. Barus 2004 menyatakan bahwa kelarutan oksigen di dalam air sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Oksigen terlarut juga merupakan faktor yang paling penting bagi organisme air. Banyaknya oksigen terlarut melalui udara ke air Taripar M. Nababan : Persen Tutupan Percent Cover Terumbu Karang Hidup Di Bagian Timur Perairan Pulau Rubiah Nanggroe Aceh Darussalam, 2010. tergantung pada luas permukan air, suhu, dan salinitas air. Oksigen yang terlarut berasal dari proses fotosintesis dimana intensitas cahaya sampai ke badan air tersebut. Kenaikan suhu pada perairan dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut Selain itu gelombang besar juga dapat menambahkan oksigen ke dalam air laut tersebut Nybakken, 1988.

4.2.8 Kejenuhan Oksigen