Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
a. Kredit masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai sekurang-kurangnya
75 dari hutang debitur,atau b.
Kredit tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih bernilai sekurang- kurangnya 10 dari julah hutang debitur.
4. Macet Suatu kredit macet dapat digolongkan macet apabila :
a. Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan,atau
b. Memenuhi kriteria diragukan tetapi dalam jangka waktu 21 bulan sejak
digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau usaha penyelamatan kredit. c.
Kredit tersebut penyelesaiannya telah diselesaikan kepada Pengadilan Negeri atau BUPN atau telah diajukan penggantian ganti rugi kepada perusahaan
asuransi kredit.
22
Dari penggolongan yang tersebut di atas dan seperti diketahui bahwa dalam perkembangannya tidak semua kredit yang disalurkan itu berjalan dengan
lancar. Sebahagian kurang lancar, sebahagian lagi akan menuju ke arah kemacetan. Dari apa yang disebutkan di atas, maka kita akan memperoleh
pengertian tentang kredit macet tersebut. Jadi yang dimaksud dengan kredit macet adalah suatu kredit yang setelah melalui maturity date jatuh tempo, belum juga
dapat diselesaikan karena kesulitan usaha dan kemacetan dalam pembayaran hutang pokok dan atau bunganya serta telah diserahkan ke pengadilan Negeri atau
Badan Urusan Piutang Negara BUPN untuk dapat diselesaikan.
B. Sebab-Sebab Timbulnya Kredit Macet
22
H, Budi Untung,SH, MM, Kredit Perbankan di Indonesia op, cit., hal 127
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
Adapun yang menjadi penyebab utama timbulnya suatu kredit macet adalah kesulitan-kesulitan keuangan yang dialami oleh penerima kredit.
Kesulitan-kesulitan ini timbul karena berbagai faktor. Faktor yang sangat besar pengaruhnya adalah apabila timbul tindakan-tindakan yang tidak efisien dari
pimpinan suatu perusahaan, dalam hal mana pimpinan perusahaan mempunyai berbagai kelemahan dalam mengelola perusahaan, kelemahan dalam kontrol,
ataupun kesalahan dalam penentuan kebijaksanaan perusahaan. Penyebab timbulnya kesulitan-kesulitan keuangan dalam suatu
perusahaan, dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu : 1.
Faktor internal 2.
Faktor eksternal
Ad.1. Faktor Internal Faktor Internal ini sering juga disebut “managerial factor”, yaituf faktor-
faktor yang ada dalam perusahaan itu sendiri, atau dengan kata lain faktor internal ini adalah faktor yang banyak sekali bergantung pada kemampuan dan
keberhasilan pemimpin perusahaan. Karena dengan kemampuan managerial yang baik dari seorang pemimpin perusahan sudah pasti akan menghasilkan sesuatu
kegiatan yang memuaskan, atau akan selalu dapat memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Ada pula yang dapat menimbulkan masalah-masalah keuangan bagi suatu perusahaan yang tidak memiliki managerial yang baik adalah :
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
a. Kelemahan dalam kebijaksanaan pembelian dan penjualan.
Seperti yang diketahui bahwa kelangsungan suatu perusahaan adalah tergantung pada pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan. Misalnya
membeli barang yang telah usang atau tidak yang tidak berkwalitas bail lagi dengan harga pembelian yang tinggi. Dilain pihak apabila jumlah penjualan
terlalu besar, mungkin sekali kesulitan yang akan dihadapi adalah semakin kecilnya jumlah pendapatan yang diperoleh, karena pendapatan tersebut diperoleh
dari banting harga, sehingga keuntungan yang diperoleh semakin kecil dan bahkan dapat menimbulkan kerugian.
Untuk itu dalam mencegah jangan sampai hal yang demikian terjadi, hendaknya kebijaksanaan pembelian dan penjualan dilakukan secara hati-hati.
b. Tidak efektifnya kontrol atas biaya dan pengeluaran perusahaan.
Hal lain yang dapat menimbulkan kesulitan keuangan suatu perusahaan adalah besarnya biaya-biaya yang tidak sesuai dengan kemampuan dan
perkembangan perusahaan itu sendiri, seperti biaya-biaya personalia yang tinggi, pengeluaran uang relasi yang kurang beralasan, dan lain sebagainya.
Untuk itu perusahaan hendaknya mengadakan perencanaan yang matang, pengawasan yang baik dan mengadakan kontrol terhadap biaya-biaya dan
pengeluaran. Karena apabila hal tersebut dibiarkan saja, sudah pasti kesulitan- kesulitan keuangan akan terjadi, yang sudah tentu akan menimbulkan kesulitan.
c. Kebijaksanaan piutang yang tidak baik
Apabila suatu perusahaan sudah melakukan kontrol dengan baik dalam menjalankan suatau usaha, maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah tentang
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
kebijaksanaan piutang. Artinya suatu perusahaan yang sudah mapan dan telah mempunyai kedudukan yang baik, jangan sampai melakukan penanaman modal
yang telalu banyak dalam bentuk piutang. Karena dengan semakin banyak menempatkan modal dalam bentuk piutang, pasti akan menimbulkan kekurangan
uang kontan dalam perusahaan, sehingga dengan demikian penutupan kewajiban yang harus secepatnya dipenuhi menjadi terhalang. Hal ini akan mengakibatkan
penumpukan kewajiban yang akan menimbulkan kesulitan keuangan dalam perusahaan itu sendiri.
d. Penempatan yang berlebihan pada aktiva tetap
Adapun yang dimaksud dalam hal ini adalah pembelian aktiva tetap dengan memakai modal kerja yang ditarik dari peredarannya, yang mana modal
kerja tersebut sebahagian berasal dari kredit bank. Dengan keadaan yang demikian ini berarti target produksi untuk sementara akan berkurang dan tentunya
keuntunganyapun berkurang. Dengan keuntungan yang semakin berkurang maka kewajiban-kewajiban pada bank akan terganggu, tidak lancar, dan akibatnya akan
menimbulkan kewajiban yang semakin bertambah, seperti tunggakan kredit, bunga berbunga, dan juga perputaran kredit yang tidak aktif lagi.
e. Pemodalan yang tidak cukup Bagi bank tentunya tidak dapat menerima seandainya debitur mengalami
kesulitan keuangan karena kekurangan modal. Seperti diketahui bahwa bank memberikan kredit adalah untuk menambah pemodalan agar perusahaan debitur
dapat berkembang maju. Kurang pemodalan ini akan terjadi apabila pemegang saham tidak dapat menambah keuangan perusahaan pada saat yang dibutuhkan,
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
atau pada saat kredit bank tidak cukup untuk memenuhi target produksi yang telah direncanakan.
Ad.2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang ada di luar perusahaan tersebut
ataupun kesukaran-kesukaran keuangan perusahaan yang tidak terletak pada ketidakmampuan managemen dari perusahaan. Pemimpin perusahaan telah
bekerja dengan baik dan perkembangan usaha berjalan dengan lancar serta cukup memuaskan. Akan tetapi bisa timbul juga kesulitan-kesulitan keuangan, karena
berada di luar jangkauan kemampuan managemen, yaitu faktor eksternal perusahaan.
Faktor-faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan-kesulitan keuangan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Bencana Alam Yang dimaksud dengan bencana alam dalam hal ini adalah disebut sebagai
acts of good, yaitu sesuatu keadaan yang tidak diingini oleh siapapun. Bencana alam yang dimaksud adalah seperti kebakaran, gempa bumi, letusan gunung
berapi, angin topan, dan banjir. Memang sangat menguntungkan apabila harta milik perusahaan tersebut sebelumnya telah diasuransikan, karena apabila terjadi
bencana alam perusahaan akan memperoleh ganti rugi. Tetapi walaupun demikian kerugian-kerugian perusahaan tetap juga tidak dapat dihindari, sebab selama
perusahaan tidak beroperasi dan membangun kembali yang rusak, kewajiban- kewajiban tetap berjalan dan tidak mungkin dapat dihindari, hanya dapat ditunda
saja. b. Peperangan
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
Peperangan ini juga merupakan bencana tetapi yang diperbuat oleh manusia. Seperti bencana alam, apabila perusahaan mengasuransikan harta
miliknya, maka akan mendapat ganti kerugian. Peperangan tersebut sangat sukar untuk diperhitungkan oleh managemen sehingga sulit untuk dihindari dan
merupakan beban yang sangat berat dalam menyelesaikan kesulitan keuangan. c. Perubahan dalam kondisi perekonomian dan perdagangan
Perekonomian dan perdagangan akan selalu mengalami perubahan naik maupun turun. Untuk itu managemen dituntut untuk terus-menerus mengikuti
perkembangan untuk kelancaran usahanya. Perubahan kondisi perkonomian dan perdagangan ini ada yang tidak dapat terjangkau oleh pemikiran managemen.
Seperti keluarnya peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengurangi jenis barang ekspor dan menggantinya dengan barang dari dalam
negeri. Hal ini akan menimbulkan kerugian pada perusahaan apabila barang ekspor itu ternyata lebih murah bila dibandingkan dengan harga barang dalam
negeri.
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
d. Perubahan Teknologi Perubahan dan perkembangan teknologi ini merupakan penyempurnaan
bebagai jenis mesin dan peralatan produksi dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi. Perubahan teknologi ini akan menimbulkan kesulitan keuangan bagi
suatu perusahaan apabila telah terjadi persaingan dengan perusahaan lain yang telah menggunakan peralatan produksi yang lebih efisien. Untuk mengatasi hal ini
tentunya perusahaan harus memiliki peralatan produksi yang lebih efisien juga, yang sudah barang tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit jumlahnya.
C. Akibat Kredit Macet