Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB IV PENCEGAHAN DAN REALISASI PENYELESAIAN
KREDIT MACET
Pada dasarnya setiap bank yang menyalurkan atau memberikan kredit kepada nasabahnya, tidak menghendaki terjadinya kemacetan dalam
pengembalian kredit tersebut. Namun sesuai dengan keadaan maupun kondisi tertentu, kemacetan kredit akan terjadi juga.
Untuk mencegah ataupun menghindari agar jangan sampai terjadi kredit macet, maka bank sebagai pemberi kredit melakukan usaha-usaha pencegahan,
yang juga disebut sebagai tindakan pengamanan yaitu “pengawasan dan pembinaan” terhadap penggunaan kredit yang diberikan. Apabila tindakan
pengamanan ini tidak membuahkan hasil yang diinginkan, kemudian bank masih dapat melakukan tindakan agar jangan sampai terjadi kredit macet, yaitu yang
disebut sebagai “tindakan penyelamatan”. Dan bila ternyata tindakan-tindakan yang telah disebut di atas tetap tidak dapat mencegah terjadinya kredit macet,
maka tidak ada jalan lain kecuali permasalahan tersebut harus memasuki “proses penyelesaian kredit macet” secara hukum.
A. Pengawasan Dan Pembinaan Oleh Bank
1. Pengawasan Untuk pengamanan fasilitas kredit yang diberikan, bank perlu mengadakan
pengawasan yang seksama atas perjalanan kredit tersebut, baik secara keseluruhan 50
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
maupun secara individual atau pernasabahdebitur. Pengawasan kredit yang dilakukan oleh bank dapat bersifat aktif dan bersifat pasif.
Pengawasan aktif dilakukan dengan pengawasan secara langsung di tempat usaha para debitur, sehingga dengan demikian akan dapat diketahui segala
masalah yang timbul. Pengawasan pasif dilakukan melalui penelitian tertulis yang dilakukan
debitur, seperti laporan keadaan keuangan dari neraca dan rugi laba, laporan penyaluran keuangan dari mutasi rekening pinjaman, laporan aktivitas dari
keadaan stok dan perkembangan usaha, dan sebagainya. Pengawasan tersebut akan berjalan baik bila petugas-petugas pengawasan
menguasai hal-hal yang tercantum dalam perencanaan. Karena dengan adanya penguasaan yang baik maka bila nasabah mengalami kesulitan dalam usahanya,
bank sebagai partner melalui petugas pengawasan akan dapat ikut berusaha membantu menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapi oleh debitur.
Dalam rangka pengawasan ini, ada suatu sikap yang keliru dari pihak bank dan hal mana yang sering terjadi yaitu bersikap menunggu. Sikap ini ditandai
dengan pengertian dan sikap sebagian besar pejabat bank, bahwa nasabahlah yang harus selalu menghubungi bank dan bukan sebaliknya. Hal ini jelas merupakan
suatu kekeliruan dalam sikap. Dalam melakukan pengawasan kredit, pejabat-pejabat bank harus benar-
benar dapat menguasai seni pengawsan, dimana pengawasan itu bukan berarti momok yang menyeramkan. Pejabat-pejabat tersebut harus dapat menciptakan
hubungan yang harmonis dengan para debiturnya, yang dilandasi dengan
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
pemikiran dan sikap yang saling menghormati, saling membutuhkan, dan satu sama lain mempunyai saling ketergantungan. Pengusahadebitur membutuhkan
kredit untuk peningkatan usahanya, demikian pula pihak bank membutuhkan pengusaha atau debitur untuk memutar uangnya.
Untuk mengetahui bagaimana keadaan nasabah secara aktif, maka bank harus mempersiapkan data-data yang diperlukannya. Data tentang kegiatan
nasabah tersebut diperoleh dari berbagai macam laporan nasabah yang disampaikan kepada pihak bank. Data-data tersebut dikumpulkan dan disusun
dalam suatu bentuk tersendiri, misalnya kartu pengawasan kredit, yang harus memuat seluruh data tentang nasabah dan kegiatan usahanya.
Tugas pengawasan kredit ini bukanlah hal yang ringn tetapi tergantung dari ketrampilan pejabat-pejabat pengawasan dan yang perlu dihayati adalah
bahwa dalam melakukan pengawasan kredit tersebut, maksud dan tujuan utama adalah supaya fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur dapat benar-benar
bermanfaat bagi bank dan bagi perkembangan usaha debitur itu sendiri. Oleh sebab itu janganlah sampai terjadi justru dengan langkah pengawasan yang ketat
akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Pembinaan
Sejalan dengan tugas pengawasan, bank juga melakukan pembinaan terhadap nasabahnya. Nasabah perlu dibina agar usahanya maju dan berkembang,
sehingga akan memenuhi kewajibannya dengan baik. Hal ini berarti memperlancar jalannya pencapaian rentabilitas bank dan juga amannya fasilitas
kredit yang diberikan.
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
Langkah pembinaan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pendekatan appoach dan bimbingan kepada para nasabah atau debitur. Bank
berkewajiban untuk membantu nasabahnya, terutama untuk memperbaiki administrasinya. Karena dengan keterampilan administrasi yang dapat tercipta
suatu efisiensi dalam perusahaan, yang berarti akan memperlancar pengamanan kredit. Dengan demikian akan mudah bagi bank mengadakan pengawasan, oleh
karena segala data yang diperlukan dalam pengawasan tersebut dapat dengan mudah dipenuhi oleh pihak nasabah. Dan untuk melengkapi usaha di atas bank
juga harus secara kontinu memberikan informasi-informasi aktual dan bermanfaat yang menyangkut bidang usaha nasabah.
Dalam pelaksanaan pembinaan melalui jalan pendekatan approach dan bimbingan, bukan merupakan sesuatu hal yang mudah. Dalam melakukan hal ini
harus dengan disertai niat yang sungguh-sungguh, sabar, dan tekun serta dilakukan pejabat-pejabat pengawasan dan pembinaan yang terampil. Mereka
adalah pembimbing nasabah ke arah suatu sistem administrasi yang baik, sehingga nasabah akan dapat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keuntungan
yang layak. Dengan adanya pengawasan dan pembinaan yang dilakukan terhadap
nasabahdebitur, adanya niat baik dari pihak bank untuk melaskanakan hal tersebut, dan disertai sikap yang terbuka dari pihak nasabah atau debitur, maka
penggunaan kredit yang diberikan akan maksimal, serta juga diharapkan akan mencegah timbulnya kredit macet.
Sry Kartika Ritonga : Upaya Bank Dalam Mencegah Dan Menyelesaikan Terjadinya Kredit Macet Studi Kasus : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Padang Sidempuan, 2008.
USU Repository © 2009
B. Penyelamatan Oleh Bank