32
4.5 Pembahasan
Pada penelitian ini, diketahui larutan bawang putih mampu menghambat pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Didapatkan respon hambatan
sedang pada konsentrasi 55 dengan rata-rata diameter 17, 67 mm dan 75 dengan rata-rata diameter 19 mm, dan pada konsentrasi 100 dengan rata-rata
diameter 23 mm didapatkan respon hambatan kuat.
Menurut Kirana 2010 yang melakukan penelitian mengenai uji aktivitas tumbukan kasar bawang putih terhadap Staphylococcus aureus dengan metode
disc diffusion menunjukan bahwa larutan bawang putih yang memiliki respon kuat yaitu konsentrasi 100 dengan diameter 38,5 mm, konsentrasi 50 dengan
diameter 31,8 mm, konsentrasi 25 dengan diameter 36,5 mm, dan konsentrasi 10 dengan diameter 25 mm.
33
Perbedaan diameter zona hambat pada penelitian ini dengan penelitian Kirana 2010 dipengaruhi oleh konsentrasi yang digunakan, bakteri yang diuji
dan metode pembuatan larutan bawang putih yang diuji, pada penelitian yang dilakukan oleh Kirana 2010, bawang putih Allium sativum yang digunakan
sebagai bahan uji ditumbuk terlebih dahulu kemudian ditambahkan pelarut, sedangkan pada penelitian ini bawang putih ditumbuk kemudian diperas dan
selanjutnya ditambahkan pelarut. Zona hambat yang terbentuk disebabkan oleh kandungan dari bawang putih yaitu alisin yang memiliki aktivitas antibakteri
dengan mengubah reaksi senyawa tiol pada enzim bakteri dan protein lainnya serta RNA dan DNA polimerase yang penting untuk pertumbuhannya. Perbedaan
zona hambat pertumbuhan bakteri terjadi karena Propionibacterium acnes bersifat anaerobik aerotoleran yang berarti bakteri ini dapat hidup walaupun terdapat
oksigen disekitarnya, sedangkan Staphylococcus aureus bersifat aerobik atau mikroaerofilik yang berarti bakteri ini masih bisa bertahan dalam kadar oksigen
yang rendah, namun tidak dapat bertahan ketika tidak ada oksigen.
16, 10
33
Penelitian lain yang memanfaatkan bawang putih dalam pengaruhnya terhadap suatu bakteri adalah Masniari et al.,2004 mengenai uji daya hambat
perasan bawang putih Allium sativum terhadap pertumbuhan bakteri yang diisolasi dari telur ayam kampung. Bakteri yang digunakan pada penelitian
tersebut adalah Salmonella sp dan Escherichia coli. Dengan metode disc diffusion dan dilusi dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa dengan konsentrasi
50 perasan bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella sp dan Eschericia coli dan menunjukan respon yang lemah.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Masniari et al.,2004 dengan penelitian ini adalah konsentrasi yang digunakan, media pertumbuhan bakteri
yang digunakan oleh Kusrini et al., adalah Mueller Hinton agar sedangkan penelitian ini menggunakan agar darah dan bakteri yang digunakan oleh Masniari
et al.,2004 adalah bakteri Salmonella sp dan Escherichia coli yang termasuk bakteri Gram negatif sedangkan penelitian ini menggunakan bakteri
Propionibacterium acnes yang termasuk bakteri Gram positif. Perbedaan respon hambat antara penelitian yang dilakukan oleh Masniari et al.,2004 dan penelitian
ini karena dipengaruhi oleh perbedaan dinding sel dari bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif.
35
Bawang putih yang dibentuk menjadi ekstrak juga memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan beberapa bakteri, hal ini dibuktikan oleh Hindi 2013.
Dalam penelitiannya dengan menggunakan metode well diffusion menunjukan bahwa ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 50 dapat menghambat
pertumbuhan 5 bakteri Gram positif yaitu S. aureus, S. epidermidis, S. pyogenes, S. pneumoniae, Enterococcus faecalis dan 9 bakteri Gram negatif yaitu P.
aeruginosa, Pseudomonas fluresence, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, E. coli, Enterobacter aerugenes, K. pneumoniae, S. typhi, Acinetobacter.
4