Uji Kebermaknaan Konsentrasi Larutan Bawang Putih Pembahasan

35

4.6 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan selama proses penelitian, yaitu: 1. Bakteri Propionibacterium acnes tidak dapat bertahan hidup lama dalam waktu yang lama. 2. Tidak diukur jumlah kadar bahan aktif pada larutan bawang putih yang digunakan pada penelitian ini. 3. Pada penelitian ini bakteri Propionibacterium acnes tidak diketahui secara spesifik strainnya. 36

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil uji efektivitas bawang putih Allium sativum terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes dengan pelarut aquades menunjukan bahwa bawang putih dapat menghambat pertumbuhan Propionibacterium acnes, yaitu pada konsentrasi 100 rata-rata zona hambat 23 mm. Pada konsentrasi 75 rata- rata zona hambat 19 mm. Pada konsentrasi 55 rata-rata zona hambat 17,67 mm. Tetapi pada larutan bawang putih dengan konsentrasi 5 dan 20 tidak menunjukan adanya zona hambat. 2. Efektivitas larutan bawang putih Allium sativum terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes menurut Greenwood 1995 pada konsentrasi 100 tergolong respon hambat yang kuat, pada konsentrasi 75 dan 55 tergolong respon hambat yang sedang, sedangkan pada konsentrasi 20 dan 5 tidak memiliki respon hambat. 3. Hasil uji statistik dengan metode uji Mann-Whitney menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi larutan bawang putih Allium sativum dengan kontrol positif yaitu klindamisin. 36 37

5.2 Saran

Setelah dilakukannya penelitian ini, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya: 1. Dapat melakukan penelitian mengenai efektivitas perasan bawang putih terhadap bakteri lainnya yang bersifat patogen 2. Dapat melakukan penelitian dengan uji aktivitas bawang putih terhadap Propionibacterium acnes secara in-vivo. 38 DAFTAR PUSTAKA 1. Hernawan, Udhie Eko dan Ahmad Dwi Setyawan. Senyawa Organosulfur Bawang Putih Allium sativum L. dan Aktivitas Biologinya. Biofarmasi Vol. 1, No. 2, Agustus 2003, hal. 65-76. 2. Bruno, Gene, Garlic.Dean of Academics, Huntington College of Health Sciences, Knoxville, 2009. 3. Chardon, Kirtland. Garlic: An Herb Society of America Guide.The Herb Society of America, Ohio, 2006. 4. Hindi, Nada KhazalKadhim. In vitro Antibacterial Activity of Aquatic Garlic Extract, Apple Vinegar and Apple Vinegar - Garlic Extract combination. American Journal of Phytomedicine and Clinical Therapeutics, Vol. 1, No.1, 2013, hal. 042-051. 5. Josling, Peter. Stabilised Allicin: Power, Performance, Proof. HRC Publishing, 2003. 6. Sylvia, Lusita. Hubungan Antara Jenis Mikroorganisme yang Ditemukan pada Akne Lesi dengan Bentuk Lesi Akne. Tesis: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, 2010. 7. Price, Sylvia Aderson dan Lorraine McCharty Wilson. Patofisiologi. EGC, Jakarta, 2005. 8. Cardain, Lorren, et al. Acne Vulgaris: A Disease of Western Civilization. Arch Dermatol, Vol. 138, 2002, hal. 1584-1590. 9. Mizwar, Muhammad, Marlyn Grace Kapantow dan Pieter Levinus Suling. Profil Akne Vulgaris di RSUP Prof. Dr. Kandou Manado Periode 2009-2011. Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado, 2012, hal. 1-7. 10. Brooks, Geo F., Janet S. Butel dan Stephen A. Morse. Mikrobiologi Kedokteran, alih bahasa Huriawati Hartono. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2008. 11. Amro, Bassam I., et al. In vitro antimicrobial and anti-inflammatory activity of Jordanian plant extracts: A potential target therapy for Acne vulgaris. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Aman, Vol. 7, No. 29, 2013, hal. 2087-2099. 12. Gaspari, Anthony A., and Stephen K. Tyring ed.. Clinical and Basic Immunodermatology. British Library Catakoguing in Publication Data London, 2008. 13. Niyomkam, P., et al. Antibacterial activity of Thai herbal extracts on acne involved microorganism. Pharmaceutical Biology, Vol. 48, No. 4, h. 375 – 380. 14. Butt, Masood Sadiq, et al., Garlic: Natures Protection Against Physiological Threats. Critical Reviews in Food Science and Nutrition, Vol. 49, 2009, hal. 538 –551 15. Purwaningsih, Eko. Bawang Putih. Ganeca Exact Bandung, 2010. 16. Cobas, Allejandra Cardella, Ana Cristina Soria, Marta Corteza Martinez, and Mar Villamiel, A Comprehesive Survey of Garlic Functionalty. Madrid: CSIC, 2010, hal. 1-60. 39 17. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia, alih bahasa Brahm U. Pendit. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta, 2011. 18. Mancini, Anthony J. Incidence, Prevalence, and Pathophysiology of Acne. Proceeding, Vol. 8, No. 4., 2008, hal.1-6. 19. Tahir, Ch. Muhammad. Pathogenesis of acne vulgaris: simplified. Journal of Pakistan Association of Dermatologists, Vol. 20, 2010; hal. 93-97. 20. Baxi. S. OTC Products for the Treatment of Acne. University of Connecticut School of Pharmacy.2007. 21. Oberemok, Steve S. dan Alan R. Shalita. Acne Vulgaris,I: Pathogenesis and Diagnosis. Continuing Medical Education, Vol. 70, 2002, hal. 101-105. 22. Bhambri, Sanjay, James Q. Del Rosso, Avani Bhambri. Pathogenesis of acne vulgaris: recent advances. Journal of Drugs in Dermatology, July, 2009, hal. 1-6. 23. Bruggemann, H., Skin: Acne and Propionibacterium acnes Genomics. Handbook of Hydrocarbon and Lipid Microbiology, DOI 10, 2010, h. 3216- 3223. 24. Oprica Cristina, Characterisation of Antibiotic-Resistant Propionibacterium Acnes from Acne Vulgaris and Other Disease. Karolinska Institutet, Stockhlom, 2006. 25. Propionibacterium acne species. cited 16 September 2014. Available from: URL: http:www.uniprot.orgtaxonomy1747 26. Pratiwi, Sylvia T. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga Jakarta, 2008. 27. Dorland, Newman. Kamus Kedokteran Dorland, edisi ke-31 alih bahasa Alifa Dimanti, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta, 2012. 28. Ganiswarna, Sulistia G., dkk editor. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, 2004. 29. Katzung, Bertram G. Farmakologi Dasar dan Klinik, alih bahasa Azwar Agoes, dkk. Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta, 2004. 30. Jiang, Lin. Comparison of Disk Diffusion, Agar Dilution, and Broth Microdilution for Antimicrobial Susceptibility Testing of Five Chitosans. Thesis: Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College, 2011. 31. Ahmad, Iqbal, Farrukh Aqil and Mohammad Owais ed.. Modern Phytomedicine: turning medical plants into drugs. Willey VCH Verlag GmBH Weinheim, 2006. 32. Greenwood. Antibiotics Susceptibility Sensitivity Test, Antimicrobial and Chemotheraphy. USA: Mc Graw Hill Company. 1995. 33. Kirana, Annisa Nurul. Uji Aktivitas Antimikroba Tumbuhan Kasar Bawang Putih terhadap Staphylococcus aureus secara In-Vitro dengan Metode Difusi. Skripsi: Program Studi Pendidikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. 34. Karina, Rina. Pengaruh Ekstrak Bawang Putih Allium sativum terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans secara In Vitro. Skripsi: Program Studi Pendidikan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013 35. Masniari, Poeloengan. Uji Daya Hambat Perasaan Umbi Bawang Putih Alium sativum terhadap Bakteri yang Diisolasi dari Telur Ayam Kampung.