Patogenesis Akne Vulgaris Akne Vulgaris Jerawat

14 garam empedu dan memiliki kemempuan untuk mengeluarkan molekul hidrofilik. Molekul antibiotik yang besar cenderung lebih lambat ketika menembus membran luar. Bakteri Gram negatif juga mengandung lipoprotein yang berfungsi menstabilkan membran luar dan merekatkannya ke lapisan peptidoglikan. Dalam bakteri Gram negatif terdapat ruang periplasmik, yaitu ruangan antara mebran bagian dalam dan luar, pada ruangan ini terdapat enzim degradasi konsentrasi tinggi dan protein-protein transpor.

2.1.5 Mekanisme Kerja Antibakteri

28, 29 Antibakteri merupakan suatu obat yang digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri. Berdasarkan aktivitasnya, antibakteri dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakterisidal. Istillah bakteriostatik digunakan ketika suatu obat dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan istilah bakterisidal digunakan ketika suatu obat dapat membunuh bakteri. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi menjadi

5, yaitu:

A. Menghambat metabolisme sel Asam folat dibutuhkan oleh bakteri untuk kelangsungan hidupnya. Asam folat tersebut didapatkan dari asam para amino benzoat PABA yang kemudian disintesis sendiri oleh bakteri untuk kebutuhan hidupnya. Untuk mengganggu kehidupan dari bakteri, sulfonamid yang memiliki kemiripan struktur dengan PABA akan berkompetisi untuk ikut dalam pembentukan asam folat, sehingga terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Contoh obat lain yang dapat menghambat metabolisme sel adalah trimetoprim, p- aminosalisilat PAS, dan sulfon. Maka dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. B. Menghambat sintesis dinding sel Dinding sel bakteri memiliki tekanan osmotik internal yang tinggi dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan ukuran sel. Maka ketika terjadi kerusakan pada dinding sel, ini akan menyebabkan 15 terjadinya lisis. Mekanisme kerja ini diperoleh efek bakterisidal. Contoh obat yang dapat menghambat sintesis dinding sel adalah penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, dan sikloserin. C. Mengganggu keutuhan membran sel Membran sitoplasma memiliki peranan yang penting bagi sel, karena berfungsi sebagai sawar permeabilitas yang selektif, melakukan transpor aktif, dan mengontrol komposisi dalam sel. Ketika membran sitoplasma sel mengalami kerusakan, maka menyebabkan keluarnya makromolekul seperti protein, asam nukleat, nukleotida, dan ion-ion penting lain. Contoh obat yang dapat mengganggu keutuhan membran sel adalah polimiksin, polien, azoles, dan amfoterisin B. Mekanisme kerja ini diperoleh efek bakterisidal. D. Menghambat sintesis protein sel Bakteri membutuhkan protein untuk kelangsungan hidupnya. Sintesis protein sel berlangsung didalam ribosom. Bakteri memiliki ribosom yang terdiri dari 2 sub unit, 30S dan 50S. Kemudian kedua komponen tersebut menyatu menjadi ribosom 70S agar dapat digunakan untuk sisntesis protein. Kerusakan atau penghambatan pada proses tersebut menyebabkan gangguan pada protein sel. Contoh obat yang dapat menghambat sintesis protein sel adalah aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol. E. Menghambat sintesis asam nukleat sel Contoh obat yang dapat menghambat sintesis asam nukleat sel adalah rifampisin, trimetropim, pirimetamin dan golongan kuinolon. Rifampisin berikatan dengan enzim polimerase-RNA sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada bakteri yang berfungsi menata kromosom yang panjang sehingga bentuknya spiral dan akhirnya muat didalam sel.