Definisi Akne Vulgaris Akne Vulgaris Jerawat

12 Klasifikasi Propionibacterium acnes adalah: 10,25 Kingdom : Bacteria Phylum : Actinobacteria Class : Actinomycetales Order : Propionibacterineae Family : Propionibacteriaceae Genus : Propionibacterium Species : Propionibacterium acnes Pada akne vulgaris, ketika terjadi akumulasi sebum pada unit pilosebasea, maka akan memfasilitasi Propionibacteriium acnes untuk berproliferasi, karena trigliserida yang terdapat pada sebum akan diubah dengan bantuan enzim lipase yang dihasilkan oleh Propionibatrerium acnes menjadi digliserida, monogliserida, dan asam lemak bebas, kemudian ketiga zat tersebut diubah menjadi gliserol yang akan digunakan untuk metabolisme Propionibacterium acnes. 19 Unit pilosebasea yang terinfeksi oleh Propionibacterium acnes akan menyebabkan timbulnya respon inflamasi, sehingga gambaran klinis yang timbul berupa papula, pustula, nodul, dan kista. 11 Gambar 2.7 Propionibacterium acnes Sumber: Bruggeman, 2010 13 Selain akne vulgaris, Propionibacterium acnes juga terlibat dalam beberapa penyakit seperti osteomielitis, peritonitis, infeksi gigi, reumatoid artritis, abses otak, empiema subdural, keratitis, ulkus kornea, endoftalmitis, sarkoidosis, dan radang prostat. Sedangkan penyakit yang melibatkan infeksi Propionibacterium acnes dan terkait alat-alat medis kateter, prosthetic joints, implants, dan lain-lain yaitu konjungtivitis akibat lensa kontak, shunt nephritis, shunt-associated central nervous system infections, dan anaerobic arthritis. 23

2.1.4 Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

10, 26, 27 Bakteri merupakan mikroorganisme prokariotik uniseluler, bakteri memperbanyak dirinya dengan pembelahan sel dan selnya secara khas terdapat pada dinding sel bakteri. Bakteri diklasifikasikan menjadi bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif, dan dapat dibedakan dengan menggunakan pewarnaan Gram. Dengan pewarnaan Gram, bakteri Gram positif akan menunjukan warna ungu dan bakteri Gram negatif menunjukan warna merah. Perbedaan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif terletak pada dinding selnya. Dindig sel pada bakteri berfungsi sebagai penentu bentuk sel, melindungi isi sel dari pengaruh lingkungan luar sel, dan proteksi terhadap tekanan osmotik, dimana ketika tekanan dari dalam sel lebih besar dibanding luar sel, dinding sel akan melindungi bakteri agar tidak pecah. Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan atau dikenal dengan murein, semakin tebal lapisan peptidoglikan pada suatu bakteri, maka meyebabkan bakteri tersebut kaku. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang banyak mengandung lapisan peptidoglikan yaitu sekitar 40 lembar lapisan peptidoglikan. Bakteri Gram positif juga mengandung polisakarida dan asam teikoat yang mengandung alkohol dan fosfat, salah satu fungsi asam teikoat sebagai penyedia ion magnesium ke dalam sel, karena kemampuannya yang dapat mengikat ion magnesium. Sedangkan, bakteri Gram negatif mengandung satu atau beberapa lapisan peptidoglikan dan mengandung membran luar yang berfungsi melindungi sel dari 14 garam empedu dan memiliki kemempuan untuk mengeluarkan molekul hidrofilik. Molekul antibiotik yang besar cenderung lebih lambat ketika menembus membran luar. Bakteri Gram negatif juga mengandung lipoprotein yang berfungsi menstabilkan membran luar dan merekatkannya ke lapisan peptidoglikan. Dalam bakteri Gram negatif terdapat ruang periplasmik, yaitu ruangan antara mebran bagian dalam dan luar, pada ruangan ini terdapat enzim degradasi konsentrasi tinggi dan protein-protein transpor.

2.1.5 Mekanisme Kerja Antibakteri

28, 29 Antibakteri merupakan suatu obat yang digunakan untuk menghambat atau membunuh bakteri. Berdasarkan aktivitasnya, antibakteri dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakterisidal. Istillah bakteriostatik digunakan ketika suatu obat dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sedangkan istilah bakterisidal digunakan ketika suatu obat dapat membunuh bakteri. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibakteri dibagi menjadi

5, yaitu:

A. Menghambat metabolisme sel Asam folat dibutuhkan oleh bakteri untuk kelangsungan hidupnya. Asam folat tersebut didapatkan dari asam para amino benzoat PABA yang kemudian disintesis sendiri oleh bakteri untuk kebutuhan hidupnya. Untuk mengganggu kehidupan dari bakteri, sulfonamid yang memiliki kemiripan struktur dengan PABA akan berkompetisi untuk ikut dalam pembentukan asam folat, sehingga terbentuk analog asam folat yang nonfungsional. Contoh obat lain yang dapat menghambat metabolisme sel adalah trimetoprim, p- aminosalisilat PAS, dan sulfon. Maka dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek bakteriostatik. B. Menghambat sintesis dinding sel Dinding sel bakteri memiliki tekanan osmotik internal yang tinggi dan berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan ukuran sel. Maka ketika terjadi kerusakan pada dinding sel, ini akan menyebabkan