percaya Darrel yang melakukan itu, tetapi tidak dengan Sally Hope dan Mary- Lou. Mary-Lou lalu mencari bukti dan menemukan bahwa Gwendoline lah yang
telah merusak pulpennya, bukan Darrel. Gwendoline akhir harus mengganti pulpen Mary-Lou. Ia pun dibenci teman-temannya.
Semester pertama pun hampir berakhir. Darrel merasa cukup puas dengan hasil yang diperolehnya. Gwendoline yang belajar keras selama tiga minggu
terakhir menampakkan perubahan pada nilai-nilainya. Hari libur pun tiba, semua siswa Malory Towers kembali ke rumahnya masing-masing.
E. Unsur Instrinsik Novel Negeri Lima Menara
1. Tema
Tema yang disampaikan pengarang melalui novel Negeri Lima Menara
adalah perjuangan seorang anak dalam mencapai cita-cita melalui sebuah mantra man jadda wa jadasebagaimana kutipan berikut.
Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Aku melihat awan yang seperti benua
Amerika, Raja bersikeras awan yang sama berbentuk Eropa, sementara Atang tidak yakin dengan kami berdua, dan sangat
percaya bahwa awan itu berbentuk benua Afrika. Baso malah melihat semua ini dalam konteks Asia, sedangkan Said dan
Dulmajid sangat nasionalis, awan itu berbentuk peta Negara kesatuan Indonesia. Dulu kami tidak takut bermimpi, walau
sejujurnya juga tidak tahu bagaimana merealisasikannya.Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan
menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan impian,
kini hidup yang nyata. Kami berenam telah berada di lima Negara yang berbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernah
meremehkan impian, walau setinggi apapun.Tuhan sungguh Maha Mendengar.Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh
akan berhasil.
2. Tokoh
a. Tokoh sentral
1 Alif Alif adalah seorang remaja laki-laki yang baru menamatkan
sekolahnya di MTs. Ia adalah lelaki yang penurut sebagaimana kutipan berikut :
“Selama ini aku anak penurut”.
2
Ia menurut saja pada saat ibunya memintanya bersekolah di madrasah tsanawiyah. Akan tetapi, Alif
memberontak ketika Amak memintanya untuk kembali melanjutkaan sekolah di madrasah yaitu madrasah aliyah. Kali ini, Alif memberontak
karena tidak sesuai dengan keinginannya untuk melanjutkan ke SMA. Namun pada akhirnya Alif menuruti kehendak ibunya untuk masuk
sekolah agama. Ia memilih Pondok Madani sebagai tempatnya menuntut ilmu. Alif juga merupakan sosok yang memiliki sifat ragu-ragu. Walaupun
ia sendiri yang memilih untuk melanjutkah sekolah di Pondok Madani tetapi ia sendiri tidak yakin dengan keputusannya itu. Berikut kutipannya:
“Bahkan sesungguhnya aku sendiri belum yakin betul dengan keputusan ini.”
3
Selain penurut dan ragu-ragu Alif merupakan anak yang teliti. Hal ini digambarkan sebagaimana kutipan berikut :“Sejenak, aku cek lagi
kalau semuanya telah rapi dan licin, tidak ada gombak dan kusut”
4
2 Dulmajid Dulmajid merupakan lelaki yang mandiri. Ketika santri lain di antar
orang tuanya ke Pondok Madani, Dulmajid justru berangkat sendiri. “Tentu
saja saya datang sendiri.”
5
Begitu kata Dulmajid saat Alif menanyakan dengan siapa ia datang. Dulmajid juga merupakan anak yang mempunyai
semangat belajar yang tinggi. Hal itu pun diakui tokoh Aku sebagaiamana kutipan berikut: “Animo belajarnya memang maut. ”
6
Tokoh Aku juga mengak
ui Dulmajid sebagai orang yang jujur keras dan setia kawan. “Aku
2
Ibid., h. 11.
3
Ibid., h. 18.
4
Ibid., h. 84.
5
Ibid., h. 27.
6
Ibid., h. 46.
menyadari dia orang paling jujur, paling keras, tapi juga paling setia kawan yang aku kenal.”
7
3 Raja
Raja adalah seorang lelaki yang percaya diri seperti kutipan berikut: “Raja Lubis yang duduk di meja paling depan maju dengan penuh
percaya diri.”
8
Ia juga merupakan lelaki yang ekspresif “…tampak mengayun-
ayunkan tinjunya diudara sambil berteriak “Allahu Akbar”
9
Selain percaya diri dan ekspresif, Raja juga merupakan seorang lelaki yang pant
ang menyerah seperti kutipan berikut: “Jangan. Kita coba dulu. Aku saja yang maju duluan,”
10
4 Atang
Atang, ia merupakan seseorang yang suka menepati janji sebagaimana kutipan berikut:
“Sesuai janji, Atang yang membayari ongkos.”
11
Ia juga memiliki merupakan anak yang baik seperti digambarkan tokoh Aku
dalam kutipan berikut: “Aku bersyukur sekali mempunyai teman-teman yang baik dan tersebar dibeberapa kota seperti Atang dan Said.”
12
5 Said
Said adalah seorang anak yang berperawakan dewasa dan juga memiliki cara berfikir yang dewasa. Ia suka memberi motivasi dan
merupakan teman yang baik seperti diungkapkan tokoh Aku dalam kutipan berikut:
“…senyum dan cerita yang mengobarkan semangat”
13
7
Ibid.,
8
Ibid,. h. 44.
9
Ibid,. h. 108.
10
Ibid,. h. 124.
11
Ibid,. h. 221.
12
Ibid., h. 226.
13
Ibid., h. 45.
Karena cara berpikirnya yang dewasa itu, tanpa disadari Said menjadi pemimpin informal Sahibul Menara. Dia kerap jadi tempat bertanya bagi
teman-temannya.Ia selalu memandang sesuatu dengan positif. 6
Baso Baso adalah santri yang disiplin. Ia selalu menyediakan waktu untuk
membaca. Ia juga anak yang rajin. Baso selalu bersungguh-sungguh membaca buku pelajaran dan juga Alquran. Sebagaimana terdapat pada
kutipan berikut: “Hampir setiap waktu kami melihat Baso membaca buku pelajaran dan Al-Quran dengan sungguh-
sungguh”.
14
Bagi Baso, tiada hari tanpa buku. Oleh karena itu, ia sering menjadi tempat bertanya bagi
teman-temannya yang kesulitan dalam pelajaran. b.
Tokoh periferal 1
Amak Amak adalah seorang wanita separuh baya yang ramah, rela berkorban,
peduli akan umat Islam, dan seorang ibu yang konsisten terhadap keputusannya.
Tokoh Amak di sini digambarkan selalu tersenyum kepada siapa saja. Ini menunjukkan bahwa ia sosok yang ramah. Amak dengan semangat rela
berkorbannya menjadi guru sukarela yang hanya dibayar dengan beras selama 7 tahun. Ia juga seseorang yang peduli pada umat Islam. Amak
melarang Alif untuk masuk SMA dan menyarankannya masuk madrasah agar kelak lahir ulama-ulama pintar yang mendakwahkan agama kepada
umat. Amak tidak ingin hanya anak-anak dengan prestasi rendah yang bersekolah di madrasah. Ia khawatir mereka akan menjadi ulama dengan
kualitas rendah pula. Sikap adil juga ditunjukkan Amak pada saat pembagian rapor. Alif yang tidak mau menyanyi di depan kelas pada
pelajaran kesenian, ia beri angka merah pada mata pelajaran itu. Ayah Alif atau suami Amak sendiri bertanya mengapa Amak tega memberikan angka
14
I bid., h. 357.