Unsur Instrinsik Novel Semester Pertama di Malory Towers

5 Marry-Lou Marry-Lou adalah seorang penakut.Ia benar-benar penakut. Marry- Lou takut pada air, takut masuk ke kolam renang dan masih banyak lagi hal-hal yang ditakuti Marry-Lou. Namun hal itu berubah tatkala Marry- Lou dengan berani terjun ke dalam kolam renang untuk membantu Darrel. Padahal sebelumnya ia takut masuk air. Ia juga berani keluar dari kamar dan berjalan di kegelapan demi menyelamatkan Darrel dari fitnah Gwendoline. Berikut perkataan Darrel tentang Marry-Lou. “Mary-Lou sangat penakut. Ia takut pada tikus, kumbang, petir, suara-suara di malam hari, kegelapan, dan ratusan hal lainnya lagi. Kasihan sekali Mary-Lou. Tak heran matanya begitu besar karena terbiasa membelalak ketakutan. ” 25 b. Tokoh periferal 1 Katherine Katherine adalah seorang ketua kamar sebagaimana kutipan berikut : “Katherine adalah ketua kamar ini. Kau harus melakukan apa yang diperintahkannya” 26 Ia adalah ketua kamar yang bijaksana dan berjiwa besar. Ia tegas saat ada anggotanya yang berbuat salah. Ia juga berani meminta maaf ketika telah salah menuduh atau member keputusan. 2 Irene Irene adalah seorang anak yang pandai dalam belajar tetapi sangat tolol untuk hal-hal di luar pelajaran. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut: Lalu Irene, seorang anak yang sangat pandai terutama dalam matematika dan musik. Ia selalu berada di urutan pertama dalam pelajaran tetapi, oh betapa tololnya ia untuk untuk hal-hal di luar pelajaran Kalau ada yang bukunya hilang, pasti Irene. Kalau ada yang salah masuk kelas pastilah Irene. Sekali pernah ia memasuki ruang kesenian mengira akan ada pelajaran melukis. 25 Ibid., h.55. 26 Ibid., h.35. Setengah jam ia sendirian menunggu di tempat itu. Tak ada yang mengerti, megapa Irene tidak merasa heran bahwa kawan-kawan sekelasnya tak muncul di ruangan itu. 27 Begitulah Irene. Ia sangat menyukai matematika dan senang belajar. Ia merupakan salah satu murid paling cerdas di kelasnya. 3 Jean Jean adalah seorang anak yang periang, cerdik, dan cerdas, paling pandai memegang uang untuk keperluan sekolah. Hal tersebut bisa dilihat dari kutipan berikut: “Ketiga orang anak lainnya adalahJean, seorang anak periang, cerdik, dan cerdas, paling pandai memegang uang untuk keperluan sekolah. ” 28 4 Emily Emily adalah seorang anak pendiam dan rajin, pandai merajut. Berikut kutipannya: “Ëmily, seorang anak pendiam dan rajin, pandai merajut, dan karenanya disukai Mam‟zelle. 29 5 Violet Violet adalah anak yang pemalu da n pendiam.“Violet, pemalu, pendiam, sering tidak diajak dalam berbagai hal, karena memang tak tertarik untuk melakukan apa saja, dan sering anak-anak tak pernah sadar apakah Violet ada bersama mereka atau tidak. 30 6 Nona Potts Nona Potts adalah seorang kepala asrama seperti kutipan berikut: “Dan kepala asramamu adalah Nona Potts. Mari kita cari beliau. 31 Nona Potts dijuluki Potty oleh anak-anak. Nona Potts adalah seorang guru yang 27 Ibid., h. 56. 28 Ibid., h. 57. 29 Ibid, 30 Ibid., 31 Ïbid., h. 12. tegas.Tak ada yang berani mengerjainya.Ia selalu tahu setiap jika anak- anak berbohong ataupun usil. 7 Nona Grayling Nona Grayling adalah seorang kepala sekolah. Ia merupakan wanita berkulit putih, wajahnya tenang, matanya biru jernih, dan bibirnya membayangkan kekerasan hati. Sebagaimana yang diungkapkan pada kutipan berikut ini: Dan kini Darrel melihat wanita berambut putih sedang menghadap meja, menulis. Wajahnya tenang, tanpa keriput sedikit pun. Matanya biru jernih, dan bibirnya membayangkan kekerasan hati. Darrel merasa takut juga menghadapi kepala sekolah dengan suara rendah ini. Mudah-mudahan ia takkan pernah harus ditegur langsung olehnya 32 8 Pamela Pamela begitu pandai dan berwibawa.Oleh karena itu, anak-anak sangat menghormatinya. Berikut kutipan tentang Pamela: “Tentang Pamela, tentu saja semua anak menghormatinya. Ia begitu berwibawa, pandai, dan bahkan menurut kabar ia telah menulis sebuah buku. Ia membuat anak-anak kelas satu begitu kagum Membuat karangan pendek saja sudah begitu sukar, apalagi menulis buku 33 . 9 Mam‟zelle Dupont Mam‟zelle Dupont merupakan seorang guru berbahasa Perancis. Ia tinggi, jangkung, dan kurus. Ia memiliki sifat pemarah sebagaimana kutipan berikut: „Menurut pandangan Darrel, guru ini memang pemarah. 34 32 Ibid., h 33 Ibid., h. 59-60. 34 Ïbid ., h. 45. 10 Mamzelle Rougier Mamzelle Rougier juga merupakan guru bahasa Perancis.Secara fisik, ia sangat berbeda dengan Mam‟zelle Dupont. Ia bertubuh pendek dan gemuk. Ia juga memiliki sifat periang. 11 Pak Rivers Pak Rivers adalah ayah dari Darrel Rivers. Ia seorang ahli bedah ternama. Pada saat Sally Hope sakit, Pak Rivers lah yang mengoperasinya. 12 Nyonya Rivers Nyonya Rivers adalah ibu dari Darrel Rivers. Sifatnya periang. 13 Nyonya Lacey Nyonya Lacey adalah ibu dari Gwendoline.Ia sangat memanjakan Gwendoline.Sifatnya yang terlalu memanjakan Gwendoline inilah yang membuat Gwendoline tak tahu diri. 14 Nona Winters Nona Winters adalah guru pribadi Gwendoline.Ia sering memuji Gwendoline secara berlebihan sehingga membuat Gwendoline besar kepala. 15 Pak Hope Pak Hope adalah ayah dari Sally Hope.Ia seorang yang bertubuh kokoh besar, terlihat sangat kuatir. 16 Nyonya Hope Nyonya Hope adalah ibu dari Sally Hope. Ia bertubuh kecil dan berwajah manis. 3. Alur Alur yang terdapat pada novel Semester Pertama di Malory Towers ini adalah alur kronologis atau progresif di mana peristiwa diurutkan dari awal, tengah, hingga ke bagian akhir. Awal Darrel Rivers berangkat ke sekolahnya yang bernama Malory Towers. Di sana ia bertemu dengan teman-teman baru dan juga guru-guru baru.Minggu pertama berlalu, dan Darrel merasa betah di sekolah tersebut. Konflik 1 Suatu hari Darrel marah kepada teman sekelasnya Gwendoline, karena ulahnya yang membenamkan Mary-Lou ke dalam kolam renang. Konflik 2 Darrel Rivers difitnah oleh Gwendoline. Ia dituduh telah mengahancurkan pulpen milik Mary-Lou. Klimaks Darrel River dijauhi teman-temannya. Hanya Sally Hope dan Mary-Lou yang tidak percaya bahwa Darrel yang telah menghancurkan pulpennya lah yang mau berteman dengannya. Penyelesaian Atas usaha Mary-Lou diketahui bahwa Gwendoline yang menghancurkan pulpen milik Mary-Lou. Ini diketahui dari ditemukannya sepatu Gwendoline yang berbekas tinta serta sebotol tinta warna ungu yang digunakan Gwendoline untuk memfitnah Darrel Rivers. Akhir Teman-teman Darrel kembali mempercayainya, Gwendoline minta maaf pada Darrel dan semua anak – anak Malory Towers telah menyelesaikan semester pertamanya di sekolah tersebut dan kembali pulang ke rumah masing-masing untuk berlibur. 4. Latar a. Latar Tempat Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Latar ini dapat berupa daerah, bangunan, kapal, sekolah, kampus, hutan, dan sebagainya. Pada novel ini diceritakan bahwa tempatnya adalah sekolah Malory Towers. Sekolah Malory Towers sendiri terletak di sebuah tempat di London yang bernama Cornwall. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut : “Mereka harus pergi ke London. Dari sana Darrel akan naik kereta api jurusan Cornwall, tempat Malory Towers berada.” 35 b. Latar Waktu Latar waktu berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya sastra. Masalah waktu pada novel menunjuk pada waktu dan urutan waktu yang terjadi dan dikisahkan dalam cerita. Latar waktu pada novel ini tidak dijelaskan secara eksplisit. Namun pada kutipan teks berikut dapat diambil kesimpulan, waktunya adalah pada semester pertama. Ïbunya menjenguk ke dalam kamar itu dan tersenyum. “Mengagumi dirimu sendiri, ya? Tanyanya. “Terus terang aku juga sangat menyukai seragam itu. Memang seragam MaloryTowers 35 Op.cit., h. 12. sungguh indah. Ayolah, Darrel. Jangan sampai kita ketinggalan kereta. Apalagi ini adalah semester pertamu. 36 c. Latar Sosial Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diciptakan dalam karya sastra. Di samping itu latar sosial juga dapat berhubungan dengan status sosial sekolah yang bersangkutan misalnya, rendah, menengah, dan atas. Latar sosial novel ini adalah kehidupan anak-anak di sekolah asrama.Ada yang bisa menyesuaikan diri dengan cepat, ada yang tidak bisa menyesuaikan diri sehingga kesulitan bergaul dengan teman- temannya. 5. Amanat Amanat dari novel ini adalah janganlah mempunyai sifat yang keji agar tidak dikucilkan di kehidupan sosial. 6. Sudut pandang Sudut padang yang digunakan adalah sudut pandangthird person omniscient atau diaan maha-tahu. Pengarang mampu menjelajahi segala peristiwa, termasuk sisi batin para tokoh sehingga peran pengarang seperti seorang dalang yang memainkan wayang.

G. Pendidikan Karakter pada Novel Negeri Lima Menara

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa novel Negeri Lima Menara mengandung nilai-nilai pendidikan karakter sebagai berikut: 36 Ibid., h. 9. 1. Religius Religius merupakan sikap dan perilaku yang menunjukkan kepatuhan dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya. Tanda yang paling tampak bagi seseorang yang beragama dengan baik adalah mengamalkan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu berupa hubungan manusia dengan Tuhannya dan hubungan manusia dengan makhluk ciptaan lainnya. Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat lima data yang menunjukkan sikap religius, salah satunya dapat dilihat dari data berikut. Aku membentang sajadah dan melakukan shalat tahajud.Di akhir rakaat, aku benamkan ke sajadah sebuah sujud yang panjang dan dalam.Aku coba memusatkan perhatian kepada-Nya dan menghilang selain-Nya.Pelan-pelan aku merasa badanku semakin kecil dan mengecil dan mengkerut hanya menjadi setitik debu yang melayang-layang di semesta luas yang diciptakanNya.Betapa kecil dan tidak berartinya diriku, dan betapa luas kekuasaanNya.Dengan segala kerendahan hati, aku bisikkan doaku. 37 Tokoh Aku pada kutipan di atas menunjukkan perilaku kepatuhan terhadap perintah Tuhannya.Ia tidak hanya melaksanakan amal ibadah yang diwajibkan tetapi juga yang sunah. Selain melaksanakan salat tahajud, tokoh Aku juga rajin puasa Senin-Kamis. Selain itu ia selalu berdoa sebelum mengerjakan sesuatu. Ridha Allah menjadi tujuan utamanya.Apa pun yang ia lakukan ia niatkan untuk beribadah kepada Tuhannya. 2. Ikhlas Ikhlas dalam bahasa Arab memiliki arti murni, suci, tidak bercampur, bebas, atau pengabdian yang tulus. Dalam kamus bahasa Indonesia, ikhlas memiliki arti tulus hati; dengan hati yang bersih dan jujur. Sedangkan ikhlas menurut Islam adalah setiap kegiatan yang kita kerjakan semata-mata hanya karena mengharapkan ridha Allah 37 Ibid ,. h. 197 SWT.Dalam novelNegeri Lima Menara ada dua data yang menunjukkan sikap ikhlas, salah satunya dapat dilihat dari data berikut. Di akhir acara, pengurus masjid berbaju koko yang mengenalkan dirinya kepada kami bernama Yana, menyelipkan sebuah amplop ke saku Atang. “ Hatur nuhun Kang Atang dan teman semua. Punten, ini sedikit infaq dari para jemaah untuk pejuang agama, mohon diterima dengan ikhlas.”Kami kaget dan tidak siap dengan pemberian ini.Mandat dan pesan PM pada kami adalah melakukan sesuatu dengan ikhlas, tanpa embel-embel imbalan.Atang dengan kikuk berusaha menolak dengan mengangsurkan amplop kembali kepada ke Kang Yana.Tapi dengan tatapan sungguh-sungguh, dia memaksa Atang untuk menerimanya. 38 Pada saat diminta untuk memberikan ceramah di sebuah masjid di Bandung, tokoh Aku dan Atang melakukannya dengan ikhlas. Mereka sama sekali tidak pernah berpikiran untuk mendapatkan imbalan. Nasihat Kiai Rais tentang keikhlasan benar-benar mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.Selain itu, mereka juga ikhlas dalam menuntut ilmu serta ikhlas dalam menerima hukuman. Hukuman mereka jalankan sebagai proses pembelajaran agar tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama serta agar menjadikan mereka pribadi yang lebih baik. Data lain yang menunjukkan sikap ikhlas yaitu dari wawancara tokoh Aku dengan Ustad Khalid. Pada saat wawancara, Ustad Khalid bercerita bahwa ia telah mewakafkan dirinya untuk PM. Mewakafkan diri di sini berarti menyerahkan dirinya ke PM. Ustad Khalid mengerahkan semua waktu , pikiran, tenaganya untuk PM. Tidak ada kepentingan pribadi, tidak ada harapan untuk mendapatkan imbalan dunia. Semua yang ia lakukan ikhlas hanya beribadah dan pengabdian kepada Allah. 38 Ibid ., h. 220. 3. Disiplin Disiplin adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat satu data yang menunjukkan sikap disiplin yaitu sebagai berikut : „Kalian sekarang di Madani, tidak ada istilah terlambat sedikit. 1 me nit atau 1 jam, terlambat adalah terlambat. Ini pelanggaran” 39 Pada kutipan di atas, Alif, Said, Baso, Atang, Dulmajid, Baso, dan Raja ditegur Tyson karena masih berada di lapangan, sedangkan bel yang menunjukkan waktu untuk ke masjid telah berbunyi. Walaupun mereka terlambat hanya sedikit, tetapi yang namanya terlambat tetaplah terlambat. Tidak ada ampunan bagi mereka. Peraturan tetap ditegakkan walaupun mereka mereka hanya terlambat sedikit.Mereka tetap mendapatkan hukuman.Selama di PM, kehidupan Alif dan kawan-kawannya diatur oleh bunyi lonceng.Setip bunyi lonceng menunjukkan pergantian kegiatan.Apapun kegiatan yang mereka lakukan harus tepat waktu. 4. Peduli Sosial Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.Dalam novel Negeri Lima Menara terdapat satu data tentang peduli, yaitu sebagai berikut. Akhi, sekarang semakin banyak orang menjadi tak acuh terhadap kebobrokan yang terjadi di sekitar mereka. Metode jasus adalah membangkitkan semangat untuk aware dengan ketidakberesan di masyarakat. Penyimpangan harus diluruskan. Itulah inti dari kullil haqqa walau kaana murran. Katakanlah kebenaran walau itu pahit. Ini self correction, untuk membuat efek jera. Dan yang paling penting, memastikan semua warga PM sadar sesadar-sadarnya, bahwa jangan meremehkan aturan yang sudah 39 Ibid ., h. 60.