Sinopsis Novel Negeri Lima Menara

Sekolah Malory Towers terletak di tepi pantai, di mana tenis dan renang merupakan kegiatan utamanya. Darrell berangkat ke sekolah ini diantar oleh ibunya dengan naik kereta api. Di dalam kereta api Darrell mendapat teman yang bernama Alicia yang nakal tapi cerdas dan gemar melakukan berbagai muslihat untuk menjebak guru-gurunya. Di Malory Towers itu juga terdapat seorang anak yang manja, suka membual, dan berhati keji yang bernama Gwendoline. Gwendoline belum pernah sekolah. Sebelumnya ia belajar di rumah dengan guru pribadinya yang bernama Nona Winter. Oleh karena itu, Gwendoline sangat susah beradaptasi di Malory Towers. Ia tidak punya sahabat dekat kaena sifatnya yang buruk. Hari pertama masuk sekolah, Darrell bersama teman-temanya berkenalan dengan guru-gurunya. Setelah satu minggu Darrell dan teman-temannya sudah dapat menyesuaikan diri di sekolahnya. Setelah beberapa minggu di sana semua anak sudah saling kenal bahkan seperti keluarga sendiri. Mereka selalu berkumpul bersama untuk berbincang-bincang tetapi setiap kali mereka berbincang-bincang pasti Alicia selalu membuat lelucon. Suatu hari Darrell tak bisa menguasai diri karena Gwendoline menubruk Mary-Lou dan Mary-Lou terjatuh kedalam kolam renang. Tidak hanya itu, Gwendoline juga membenamkan Mary-Lou kuat-kuat ke dalam air. Semua teman- teman Darrell heran karena Darrell yang tenang itu bisa marah. Setelah pertengkaran itu, akhirnya Darrell dan Gwendoline saling meminta maaf. Karena takut, setiap hari Mary-Lou selalu mengikuti Darrell. Akibat terlalu lalu lama menyelam Alicia menjadi tuli untuk beberapa waktu. Alicia mendapat masalah baru yaitu tidak dapat mendengar. Setiap hari Mary-Lou selalu membereskan lemari kecil milik Darrell tetapi hal itu malah membuat Darrell menjadi kesal karena Mary-Lou mengubah-ubah susunan barang yang ada di dalam lemari. Ternyata Gwendoline masih mempunyai niat jahat kepada Mary-Lou.Gwendoline pura-pura bersahabat dengan Mary-Lou. Padahal di belakang itu semua, ia selalu membuat susah Mary-Lou. Gwendoline menaruh laba-laba di laci Mary-Lou. Ternyata laba-laba itu merayap di kaki Gwendoline dan Gwendoline sangat ketakutan. Dalam satu minggu tersebut yang paling sedih adalah Mary-Lou karena ia selalu mendapatkan masalah akibat ulah Gwendoline. Tibalah waktu untuk menerima rapor tengah semester. Anak-anak sangat senang karena bisa bertemu dengan orang tua mereka. Saat tingkatan rapor dibacakan Darrell sangat kecewa karena Darrell berada diurutan kesepuluh dari bawah. Semua anak bahagia, kecuali Mary-Lou yang sedih karena orang tuanya tidak bisa datang. Tetapi teman-teman Mary-Lou tidak mau ada temannya yang sedih, maka Mary-Lou diajak bergabung dengan keluarga mereka. Suatu hari Darrell bertengkar dengan Sally, Darrell mendorong Sally sampai –sampai Sally masuk rumah sakit. Saat mendengar Sally masuk rumah sakit Darrell menjadi lemas. Gara-gara dia Sally masuk rumah sakit. Darrel terkejut senang saat melihat ayahnya menjenguknya. Tapi perasaan itu tiba-tiba hilang saat ia mengingat apa yang telah dilakukannya pada Sally. Melihat Darrell yang tiba-tiba sedih ayahnya curiga kenapa anaknya tiba-tiba sedih. Darrell tidak mau menjawab, akhirnya beberapa saat kemudian Darrell mau mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Ia menceritakan kepada ayahnya kalau ia telah mendorong Sally sampai-sampai Sally masuk rumah sakit. Lalu ayah Darrell tersenyum karena Sally masuk rumah sakit bukan karena didorong oleh Darrell, tetapi karena Sally sakit usus buntu. Darrell pun merasa lega. Sally dan Darrel sepakat membuat rencana untuk Mary-Lou agar ia tidak penakut lagi. Darrel akan berpura-pura tenggelam di kolam renang dan ia akan meminta Mary-Lou untuk melempar ban penyelamat. Tapi yang terjadi sungguh di luar dugaan. Mary-Lou tidak melempar ban itu, tetapi ia langsung berenang menyelamatkan Darrel. Ini membuktikan bahwa sebenarnya Mary-Lou anak yang pemberani. Teman-temannya banyak yang menyanjung Mary-Lou. Hal ini menimbulkan rasa iri pada Gwendoline. Ia pun jengkel dan merusak pulpen Mary- Lou lalu membuat seolah-olah Darrel lah yang melakukannya. Semua orang percaya Darrel yang melakukan itu, tetapi tidak dengan Sally Hope dan Mary- Lou. Mary-Lou lalu mencari bukti dan menemukan bahwa Gwendoline lah yang telah merusak pulpennya, bukan Darrel. Gwendoline akhir harus mengganti pulpen Mary-Lou. Ia pun dibenci teman-temannya. Semester pertama pun hampir berakhir. Darrel merasa cukup puas dengan hasil yang diperolehnya. Gwendoline yang belajar keras selama tiga minggu terakhir menampakkan perubahan pada nilai-nilainya. Hari libur pun tiba, semua siswa Malory Towers kembali ke rumahnya masing-masing.

E. Unsur Instrinsik Novel Negeri Lima Menara

1. Tema Tema yang disampaikan pengarang melalui novel Negeri Lima Menara adalah perjuangan seorang anak dalam mencapai cita-cita melalui sebuah mantra man jadda wa jadasebagaimana kutipan berikut. Dulu kami melukis langit dan membebaskan imajinasi itu lepas membumbung tinggi. Aku melihat awan yang seperti benua Amerika, Raja bersikeras awan yang sama berbentuk Eropa, sementara Atang tidak yakin dengan kami berdua, dan sangat percaya bahwa awan itu berbentuk benua Afrika. Baso malah melihat semua ini dalam konteks Asia, sedangkan Said dan Dulmajid sangat nasionalis, awan itu berbentuk peta Negara kesatuan Indonesia. Dulu kami tidak takut bermimpi, walau sejujurnya juga tidak tahu bagaimana merealisasikannya.Tapi lihatlah hari ini. Setelah kami mengerahkan segala ikhtiar dan menggenapkan dengan doa, Tuhan mengirim benua impian ke pelukan masing-masing. Kun fayakun, maka semula awan impian, kini hidup yang nyata. Kami berenam telah berada di lima Negara yang berbeda. Di lima menara impian kami. Jangan pernah meremehkan impian, walau setinggi apapun.Tuhan sungguh Maha Mendengar.Man jadda wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.