Karakter Nilai Karakter Pada Novel Negeri Lima Menara Karya Ahmad Fuadi Dan Semester Pertama Di Malory Towers Karya Enid Blyton

Adapun moral berasal dari bahasa Latin yakni „mores‟ kata jamak dari mos yang berarti adat kebiasaan 4 . Moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia yang baik dan wajar. Dari pengertian di atas dapat dilihat persamaan ketiganya terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk. Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal : a. Objek yaitu perbuatan manusia b. Ukuran yaitu baik dan buruk c. Tujuannya membentuk kepribadian manusia Adapun perbedaan ketiganya terletak pada: a. Sumber atau acuan Moral bersumber dari norma atau adat istiadat. Akhlak bersumber dari wahyu. Karakter bersumber dari penyadaran dan kepribadian. b. Sifat pemikiran Moral bersifat empiris. Akhlak merupakan perpaduan antara wahyu dan akal. Sedangkan karakter merupakan perpaduan antara akal, kesadaran, dan kepribadian. c. Proses munculnya perbuatan Moral muncul karena pertimbangan suasana. Akhlak muncul secara spontan atau tanpa pertimbangan. Karakter merupakan proses dan bisa mengalami perubahan. 4 Ibid ., h. 4.

B. Novel

1. Pengertian Novel Novel berasal dari kata Latin novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti “baru”. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama, dan lain-lain, maka novel ini muncul kemudian. Dalam The American College Dictionary seperti yang dikutip oleh Henry Guntur Tarigan, novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. 5 Dalam The Advanced Learner’s Dictionary of Current English, novel adalah suatu cerita dengan suatu alur, cukup panjang mengisi satu buku atau lebih yang menggarap kehidupan pria dan wanita yang bersifat imajinatif. 6 Virginia Wolf mengatakan bahwa sebuah roman atau novel ialah terutama sekali sebuah eksplorasi atau suatu kronik penghidupan; merenungkan dan melukiskan dalam bentuk yang tertentu, pengaruh, ikatan, hasil, kehancuran, atau tercapainyan gerak gerik manusia. 7 The novel is fictious-fiction, as we often refer to it. It depicts imaginary characters and situations. A novel may include references to real places, people, and events, but it cannot contain only such references and remain a novel. However, even though its characters and actions are imaginary they are in some senses ‘representative of real life’ 8 Jadi novel adalah suatu cerita yang bergantung pada tokoh dan menyajikan lebih dari satu impresi, efek, serta emosi. 5 Henry Guntur Tarigan. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. 1993. h. 164. 6 Ibid., 7 Ibid., 8 Jeremy Hawthorn, Studying the Novel An Introduction, London: Edward Arnold Ltd, 1989, Cet. IV, h. 1. Dari jumlah kata, novel biasanya novel mengandung 35000 kata sampai tidak berbatas jumlahnya. Materinyamencakup humor, petualangan, misteri, realism, drama, detektif, kajianpsikologistokoh, dansebagainya. 9 Menurut Rahmanto, novel seperti halnya bentuk prosa cerita yang lain, sering memiliki struktur yang kompleks dan biasanya dibangun dari unsur-unsur yang dapat didiskusikan seperti berikut: a Latar, b Perwatakan, c cerita, d teknik cerita, e bahasa, dan tema. 10 2. Jenis Novel Berdasarkan strukturnya, novel dapat dibagi sebagai berikut 11 : a. Novel plot atau novel kejadian yaitu novel yang lebih mementingkan plot atau struktur cerita. Novel ini menitikberatkan pada perkembangan kejadian yang biasanya penuh ketegangan dan kejutan. Contoh novel ini adalah Surapati oleh Abdul Muis, Hulubalang Raja oleh Nur Sutan Iskandar, I Swasta Setahun di Bedahulu A. A. Panji Tisna. b. Novel watak yaitu novel novel yang menekankan unsur karakter atau watak pelakunya. Pengarang ingin menggambarkan sifat-sifat watak seseorang atau beberapa tokoh, sehingga seluruh kejadian atau cerita dalam novel sangat ditentukan oleh watak tokoh- tokohnya. Misalnya novel Atheis dari Achdiat Kartamihardja menggambarkan watak tokoh Hasan yang kurang mendalam pengetahuan dan keyakinan agamanya, sehingga ketika berhadapan dengan orang-orag Atheis seperti Anwar, maka keyakinan agamanya akan goyah. Pengarang menemukan watak tokoh, dan dari sana muncul cerita. 9 Furqonul, Aziz dan Abdul Hasim.MenganalisisFiksiSebuahPengantar.Bogor :Ghalia Indonesia. 2010. H. 34. 10 B, Rahmanto. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta. Kanisius. 1988. h. 70 11 Sumardjo, Jakob. Memahami Kesusatraan. Bandung: Penerbit Alumni. 1984. c. Novel tematis yaitu novel yang menekankan pada unsur tema atau persoalan. Karena tema novel begitu banyak maka muncul beberapa kategori novel dari jenis ini misalnya novel politik, novel sosial, dan novel keagamaan. Berdasarkan pola umumnya novel dibagi atas: a. Novel detektif yaitu novel yang selalu dimulai dengan pembunuhan, kemudian sang detektif mencari bukti, melacak pembunuh dan akhirnya ditutup dengan ditemukannya si pembunuh yang tak disangkasangka pembaca. b. Novel kriminal yaitu novel yang hampir mirip dengan novel detektif, hanya saja peranan polisi dan penjahat amat ditekankan, tak ada detektifnya. c. Novel Romance yaitu novel yang menekankan kisah percintaan antara para remaja, biasanya tokoh-tokohnya tampan dan cantik, muda, kaya, dan penuh dengan kejadian-kejadian cinta yang manis. d. Novel western yaitu novel yang mengisahkan kehidupan para cowboy di Amerika Serikat. 3. Unsur Instrinsik Novel a. Tema Suatu karya sastra harus memiliki dasar cerita atau tema yang merupakan sasaran tujuan. Semua unsur cerita seperti penokohan, alur, dan latar didasari oleh pokok pikiran yang sama. Oleh karena itu tema merupakan sesuatu yang sangat vital dalam sebuah cerita karena merupakan inti cerita yang mendasari cerita keseluruhan. Bertolak dari inti cerita itulah, pengarang mengembangkan cerita menjadi bentuk yang lebih luas. Adapun menurut Stanton dan Kenny dalam Teori Pengkajian Fiksi : Burhan Nurgiyantoro, tema theme adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. 12 b. Tokoh Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. 13 Tokoh dalam fiksi merupakan ciptaan pengarang, meskipun dapat juga berupa gambaran dari orang-orang yang hidup di alam nyata. Oleh karena itu, dalam sebuah karya sastra tokoh hendaknya dihadirkan secara alamiah. Dalam arti tokoh-tokoh itu memiliki derajat lifelikenesss kesepertian. 14 Sama halnya dengan manusia yang ada dalam alam nyata, yang bersifat tiga dimensi, maka tokoh dalam suatu fiksi pun hendaknya memiliki dimensi fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Dimensi fisiologis meliputi usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, dan sebagainya. Dimensi sosiologis meliputi status sosial, pekerjaan, jabatan, peranan di dalam masyarakat, pendidikan, agama, pandangan hidup, ideologi, aktivitas sosial, organisasi, hobi, bangsa, suku, dan keturunan. Dimensi psikologis meliputi mentalitas, ukuran moral, keinginan dan perasaan pribadi, sikap dan kelakuan juga intelektualitasnya. Tokoh dalam fiksi biasanya dibedakan menjadi beberapa jenis. Sesuai dengan keterlibatannya dalam cerita dibedakan antara tokoh utama sentral dan tokoh tambahan periferal. Tokoh disebut sebagai tokoh sentral apabila memenuhi tiga syarat yaitu paling terlibat dengan makna atau tema, paling banyak berhubungan dengan tokoh lain, paling banyak memerlukan waktu penceritaan. 12 Burhan Nurgiyantoro. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2005. h. 67. 13 Wiyatmi. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta:Pustaka.2006. h. 30. 14 Ibid .,