81
D. Hubungan Faktor Sosiodemografi dengan Hipertensi di Wilayah
Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Ada tidaknya hbungan antara faktor sosiodemografi, gaya hidup, fisik dan riwayat penyakit ditentukan melalui nilai POR dan 95 CI. Hasil analisis
menunjukkan bahwa jenis kelamin berhubungan dengan hipertensi di perkotaan 95 CI: 0,882-0,913. Namun, nilai POR menunjukkan bahwa
jenis kelamin perempuan menjadi faktor protektif hipertensi. Sebaliknya, jenis kelamin tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi di pedesaan
95 CI 0,977-1,010. Tabel 5.4 menunjukkan bahwa umur berhubungan dengan kejadian
hipertensi di perkotaan maupun di pedesaan. Selain itu, risiko hipertensi juga semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur. Untuk kelompok
umur ≥ 65 tahun, risikonya mencapai 19,729 kali 95 CI: 18,739-20,771
pada masyarakat kota dan 17,318 kali 95 CI: 14,411-15,778 pada masyarakat desa. Jika diperbandingkan risiko setiap kelompok umur antara di
perkotaan dengan pedesaan maka diketahui risiko hipertensi pada setiap kelompok umur di perkotaan lebih tinggi dibandingkan di pedesaan.
Hasil uji statistik juga menunjukkan bahwa pendidikan merupakan Faktor sosiodemografi yang berhubungan dengan hipertensi di wilayah
perkotaan maupun pedesaan. Namun, hanya tingkat pendidikan “tidak
sekolahtidak tamat SDMI ” dan “tamat SDMI” yang memiliki nilai POR
1, baik di perkotaan POR = 1,65 dan POR = 1,363 maupun pedesaan POR=
1,425 dan POR = 1,186. Artinya, tingkat pendidikan “tidak sekolahtidak
tamat SDMI ” dan “tamat SDMI” dapat meningkatkan risiko hipertensi di
perkotaan maupun pedesaan.
82 Secara statistik, faktor pekerjaan juga berhubungan dengan hipertensi di wilayah perkotaan maupun pedesaan 95 CI: 0,833-0,863
dan 95 CI: 0,790-0,818. Namun, nilai POR keduanya menunjukkan penurunan risiko hipertensi. Tabel 5.4
Hubungan Faktor Sosiodemografi dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Variabel Kota
Desa Hipertensi
Normal Jumlah
POR 95CI
Hipertensi Normal
Jumlah POR
95CI n
n n
n Jenis Kelamin
Perempuan 31070
22,8 10947
77,2 136017
0,897 0,882-0,913
33878 22,3
118055 77,7
151933 0,993
0,977-1,010 Laki-laki
37574 24,8
113885 75,2
151459 1,000
Reference 39798
22,4 137779
77,6 177577
1,000 Reference
Umur tahun
≥ 65
5993 56,9
4547 43,1
10540 19,729
18,739-20,771 7649
52,5 6918
47,5 14567
15,079 14,411-15,778
55-64 7993
44,6 9935
55,4 17928
12,043 11,512-12,598
8351 39,5
12772 60,5
21123 8,917
8,551-9,299 45-54
22789 38,4
36606 61,6
59395 9,319
8,972-9,679 22431
34,2 43149
65,8 65580
7,090 6,843-7,345
35-44 18165
25,9 51980
74,1 70145
5,231 5,036-5,434
19577 23,8
62788 76,2
82365 4,252
4,104-4,405 25-34
10179 13,9
62997 86,1
73176 2,419
2,324-2,517 11523
13,5 73716
86,5 85239
2,132 2,054-2,213
15-24 3525
6,3 52764
93,7 56292
1,000 Reference
4142 6,8
56488 93,2
60630 1,000
Reference Pendidikan
Tidak SekolahTidak
tamat SDMI
9327 33,8
18291 66,2
27618 1,650
1,592-1,710 20227
28,8 49973
71,2 70200
1,425 1,363-1,490
Tamat SDMI 18152
29,6 43087
70,4 61239
1,363 1,322-1,406
28965 25,2
85994 74,8
114959 1,186
1,136-1,239 Tamat SLTPMTs
12167 19,1
51550 80,9
63717 0,764
0,740-0,789 11384
16,0 59929
84,0 71313
0,669 0,639-0,700
Tamat SLTAMA 21179
20,8 80605
79,2 101784
0,850 0,825-0,876
10224 17,0
49811 83,0
60035 0,723
0,690-0,757 Tamat perguruan
tinggi 7819
23,6 25299
76,4 33118
1,000 Reference
2876 22,1
10127 77,9
13003 1,000
Reference Pekerjaan
Tidak Bekerja 26033
22,1 91648
77,9 117681
0,848 0,833-0,863
23163 19,9
92955 80,1
116118 0,803
0,790-0,818 Bekerja
42611 25,1
127184 74,9
169795 1,000
Reference 50513
23,7 162879
76,3 213392
1,000 Reference
83
E. Hubungan Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Tabel 5.5 Hubungan Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Variabel Kota
Desa Hipertensi
Normal Jumlah
POR 95CI
Hipertensi Normal
Jumlah POR
95CI n
n n
n Obesitas
Ya 20609
41,8 28682
58,2 49291
2,869 2,810-2,928
15062 40,6
22028 59,4
37090 2,749
2,687-2,811 Tidak
47447 20,0
189424 80,0
236871 1,000
Reference 57817
19,9 232410
80,1 290227
1,000 Reference
Riwayat Diabetes
Ya 2727
49,6 2774
50,4 5501
3,222 3,054-3,400
1442 43,1
1901 56,9
3343 2,667
2,489-2,857 Tidak
65917 23,4
216058 76,6
281975 1,000
Reference 72234
22,1 253922
77,9 326167
1,000 Reference
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa obesitas dan riwayat diabetes berhubungan dengan kejadian hipertensi di wilayah perkotaan maupun pedesaan. Masyarakat kota yang memiliki riwayat diabetes berisiko 3,222 kali 95 CI: 3,054-3,400 mengalami
hipertensi. Sedangkan di pedesaan risikonya lebih rendah, yaitu 2,667 kali 95 CI: 2,489-2,857. Masyarakat kota yang obesitas pun berisiko 2,868 kali 95 CI: 2,810-2,928 mengalami hipertensi dan risiko masyarakat desa sedikit lebih rendah,
yaitu 2,749 95 CI: 2,687-2,811.
84
F. Hubungan Faktor Gaya Hidup dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Tabel 5.6 Hubungan Faktor Gaya Hidup dengan Hipertensi di Wilayah Perkotaan dan Pedesaan Indonesia Tahun 2013
Variabel Kota
Desa Hipertensi
Normal Jumlah
POR 95CI
Hipertensi Normal
Jumlah POR
95CI n
n n
n Aktifitas Fisik
600 METminggu 9258
24,7 28354
75,3 37639
1,051 1,025-1,078
7562 25,1
22544 74,9
30106 1,184
1,152-1,217 ≥ 600 METminggu
59359 23,8
190478 76,2
249837 1,000
Reference 66114
22,1 233290
77,9 299404
1,000 Reference
Kebiasaan Merokok
Merokok 21848
23,5 70985
76,5 92833
1,045 1,026-1,065
25686 21,6
93313 78,4
118999 0,987
0,970-1,004 Pernah Merokok
6137 38,6
9771 61,4
15908 2,133
2,062-2,206 5234
36,1 9268
63,9 14502
2,024 1,954-2,097
Tidak pernah merokok 40659
22,7 138076
77,3 178735
1,000 Reference
42756 21,8
153253 78,2
196009 1,000
Reference Konsumsi Makanan
Asin ≥ 1 kalihari
14378 23,4
46948 76,6
61326 0,970
0,950-0,991 16705
22,7 56778
77,3 73483
1,028 1,008-1,048
1 kalihari 54266
24,0 171884
76,0 226150
1,000 Reference
56971 22,3
199056 77,7
256027 1,000
Reference Konsumsi Makanan
Berlemak
≥ 1 kalihari
25918 23,7
83538 76,3
109456 0,982
0,965-1,000 22879
22,9 77,1
30,10 99899
1,046 1,027-1,064
1 kalihari 42726
24,0 135294
76,0 178020
1,000 Reference
50797 22,1
77,9 69,89
229611 1,000
Reference Konsumsi Sayur
3 porsihari 50443
23,6 162894
76,3 213337
0,952 0,933-0,970
54985 22,4
190638 77,6
245623 1,006
0,987-1,025 ≥ 3 porsihari
18201 24,5
55938 75,5
74139 1,000
Reference 18691
22,3 65196
77,7 83887
1,000 Reference
Konsumsi Buah
2 porsihari 67286
23,8 215266
76,2 282552
0,821 0,771-0,874
73023 22,3
253829 77,7
326852 0,883
0,808-0,965 ≥ 2 porsihari
1358 27,6
3566 72,4
4924 1,000
Reference 653
24,6 2005
75,6 2658
1,000 Reference
Berasarkan Tabel 5.6 diketahui bahwa aktivitas fisik berhubungan dengan hipertensi, baik di perkotaan maupun pedesaan. Namun, masyarakat desa dengan
aktivitas fisik 600 METminggu memiliki risiko lebih besar untuk mengalami hipertensi dibandingkan masyarakat kota. Aktivitas fisik 600 METminggu
meningkatkan risiko hipertensi di perkotaan sebesar 1,051 kali 95 CI: 1,025- 1,078 dibandingkan aktivitas fsik ≥ 600 METminggu. Sedangkan di pedesaan,
aktivitas fisik 600 METminggu meningkatkan risiko hipertensi sebesar 1,184 kali 95 CI: 1,152-1,217
dibandingkan aktivitas fsik ≥ 600 METminggu. Hasil analisis menunjukkan bahwa status pernah merokok berhubungan
dengan hipertensi di perkotaan maupun di pedesaan. Masyarakat perkotaan yang pernah merokok berisiko 2,133 kali 95 CI: 2,06-2,21 mengalami hipertensi
dibandingkan yang tidak pernah merokok. Sedangkan, risiko masyarakat desa yang pernah merokok sedikit lebih kecil, yaitu 2,024 kali 95 CI: 1,95-2,10.
Sedangkan, masyarakat kota maupun desa yang merupakan perokok tidak memiliki risiko hipertensi yang signifikan POR
kota
= 1,045 dan POR
desa
= 0,987. Secara statistik, status merokok bahkan tidak berhubungan dengan hipertensi.
Konsumsi makanan asin dan konsumsi makanan berlemak juga merupakan faktor gaya hidup yang menunjukkan hubungan dengan kejadin hipertensi, baik di
perkotaan maupun pedesaan. Di pedesaan, masyarakat yang mengonsumsi makanan asin ≥ 1 kalihari berisiko 1,028 kali 95 CI: 1,008-1,048 untuk
mengalami hipertensi. Sedangkan, masyarakat kota yang mengonsumsi makanan asin ≥ 1 kalihari dapat terlindungi dari hipertensi POR = 0,970.
Masyarakat pedesaan yang mengonsumsi makanan berlemak ≥ 1 kalihari
berisiko mengalami hipertensi sebesar 1,046 kali 95 CI: 1,027-1,064.
Sedangkan, konsumsi makanan berlemak ≥ 1 kalihari tidak berhubungan dengan
hipertensi pada masyarakat kota 95 CI: 0,965-1,000. Konsumsi sayur 3 porsihari pun tidak berhubungan dengan hipertensi
95 CI: 0,987-1,064 di wilayah pedesaan. Ada hubungan antara konsumsi sayur 3 porsihari dengan hipertensi di wilayah perkotaan 95 CI 0,933-0,970,
walaupun nilai POR menunjukkan penurunan risiko hipertensi. Di wilayah perkotaan dan pedesaan, konsumsi buah 3 porsihari secara statistik juga
memiliki hubungan dengan kejadian hipertensi walaupun nilai POR justru menunjukkan bahwa konsumsi buah 3 porsihari dapat meningkatkan risiko
hipertensi POR
kota
= 0,281, 95 CI: 0,771-0,874 dan POR
desa
= 0,883, 95 CI: 0,808-0,965.
BAB VI PEMBAHASAN