Kerangka Teori TINJAUAN PUSTAKA

bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi sayur dan buah dengan hipertensi.

D. Kerangka Teori

WHO 2013-2014, Kemenkes RI 2013 dan Rahajeng serta Tuminah 2009 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam meningkatkan prevalensi hipertensi adalah faktor sosiodemografi, faktor fisik dan riwayat penyakit serta faktor gaya hidup. Faktor sosiodemografi di antaranya adalah jenis kelamin, usia, kemiskinan, akses pelayanan kesehatan yang tidak memadai. Faktor fisik dan riwayat penyakit di antaranya adalah genetik, stres, obesitas, riwayat diabetes. Faktor gaya hidup di antaranya adalah kurang aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol, konsumsi makanan asin dan berlemak berlebih serta kurang konsumsi sayur dan buah. Namun, faktor- faktor tersebut tidak secara langsung menyebabkan hipertensi. Beberapa faktor akan mendahului faktor yang lain sebelum menyebabkan hipertensi. Contohnya faktor kemiskinan yang terlebih dulu mempengaruhi akses ke pelayanan kesehatan kemudian pengetahuan Mion dkk., 2014; Conen dkk., 2009; WHO, 2014. Dari faktor pengetahuan, kemudian menyebabkan perubahan gaya hidup. Salah satu di antaranya adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok kemudian secara biologis dapat menyebabkan hipertensi melalui aterosklerosis yang menyebabkan peningkatan tahanan perifer pembuluh darah, seperti yang tergambarkan pada Bagan 2.2 Schnitzer, 2000; Depkes RI, 2006; Cahyono, 2008. Pada Bagan 2.2, faktor umur, jenis kelamin, kelainan genetik, riwayat diabetes dan obesitas juga menyebabkan serangkaian kondisi biologis biological plausibility yang kemudian dapat menyebabkan hipertensi. Namun, sebelum faktor-faktor tersebut, tidak ada faktor lain yang mempengaruhinya. Contohnya faktor jenis kelamin dimana penurunan hormon estrogen yang dialami perempuan menyebabkan aktivasi berlebih saraf simpatis sehingga dapat menyebabkan hipertensi Robertson, 2012. 48 Bagan 2.2 Kerangka Teori Penurunan hormon Estrogen Pendidikan Asupan garam berlebih Kelainan Genetik Perubahan membran sel Volume Cairan dalam Tubuh Meningkat Umur Aktivasi berlebih saraf simpatis Stres Jenis Kelamin Urbanisasi Globalisasi tempat tinggal Sekresi Hormon Adrenalin Perubahan struktur pembuluh darah besar Disfungsi atau kerusakan lapisan endotel pembuluh darah arteri Dinding pembuluh darah menjadi kaku Kurang Aktivitas Fisik Kebiasaan Merokok Aterosklerosis Konsumsi Alkohol Peningkatan Kadar Kortisol Peningkatan volume dan tekanan darah Pekerjaan Gaya hidup tidak sehat Diet tidak sehat Obesitas Hiperinsulinemia Riwayat Diabetes Melitus Sering Konsumsi Makanan Asin Peningkatan kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL Peningkatan tahanan perifer pembuluh darah Jantung berdetak lebih cepat dan kuat Pengetahuan Sering Konsumsi Makanan Berlemak Kurang Konsumsi Sayur dan Buah Hiperlipidemia Insulin tidak terkontrol Akses ke pelayanan kesehatan kurang Kemiskinan HIPERTENSI = Faktor Sosiodemografi Sumber : WHO, 2014; Santy, 2015; Robertson dkk., 2012; Black dkk., 2007; Anggara dkk., 2013; Mion dkk., 2004; Depkes RI, 2006; Goran dan Sothern, 2006; Holt, 2011; Cahyono, 2008; Schnitzer, 2000; Mohler dan Townsend, 2006; Lin dan Laura, 2012; McFarlane dan Bakris, 2012 = Biological Plausibility = Faktor Fisik dan Riwayat Penyakit = Faktor Gaya Hidup 49

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka teori menggambarkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dengan hipertensi di antaranya adalah faktor sosiodemografi jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, kemiskinan dan pelayanan kesehatan, faktor fisik dan riwayat penyakit stres, genetik, obesitas dan riwayat diabetes serta faktor gaya hidup konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, sering konsumsi makanan asin, sering konsumsi makanan berlemak dan kurang konsumsi sayur dan buah. Namun, tidak semua faktor-faktor tersebut diteliti. Untuk faktor sosiodemografi, hanya jenis kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan yang diteliti dalam penelitian ini. Untuk faktor fisik dan riwayat penyakit, faktor yang diteliti adalah obesitas dan riwayat diabetes. Sedangkan, untuk faktor gaya hidup, faktor-faktor yang diteliti adalah kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, sering konsumsi makanan asin, sering konsumsi makanan berlemak dan kurang konsumsi sayur dan buah. Adapun faktor kemiskinan, akses pelayanan kesehatan, genetik, stres dan konsumsi alkohol tidak diteliti dalam penelitian ini karena keterbatasan dari data Riskesdas 2013. Berikut uraiannya: 1. Faktor kemiskinan tidak diteliti dengan pertimbangan data yang tersedia kurang valid sehingga dapat mempengaruhi hasil analisis penelitian ini lihat Tabel 3.1. Selain itu, kemiskinan berkaitan dengan status ekonomi berupa pendapatan yang bisa dijelaskan melalui variabel pekerjaan.