Keterjangkauan pelayanan kesehatan affordable, pelayanan kesehatan yang

45 pelayanan yang bermutu, apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat diterima oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 5. Ketercapaian pelayanan kesehatan accesible, pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien. Dalam kaitan ini, karena kepuasan ada hubungannya dengan mutu pelayanan, maka disebut suatu pelayanan kesehatan yang bermutu, adalah apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan.

6. Keterjangkauan pelayanan kesehatan affordable, pelayanan kesehatan yang

terlalu mahal tidak dapat dijangkau oleh semua pemakai jasa pelayanan kesehatan, dan karenanya tidak akan memuaskan pasien. Sebagai jalan keluarnya, disarankanlah perlunya upaya pelayanan kesehatan yang biayanya sesuai dengan kemampuan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Karena keterjangkauan pelayanan kesehatan erat hubungan dengan kepuasan pasien, dan hubungannya dengan mutu pelayanan, maka suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan yang bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat dijangkau oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan. 7. Efisiensi pelayanan kesehatan effecient, efisiensi pelayanan telah diketahui mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan pemakai jasa pelayanan. Dengan demikian untuk dapat menimbulkan kepuasan tersebut, perlulah diupayakan peningkatan efisiensi pelayanan. Karena puas atau tidaknya pemakai jasa pelayanan mempunyai kaitan yang erat dengan baik atau Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 46 tidaknya mutu pelayanan, maka suatu pelayanan kesehatan disebut sebagai pelayanan yang bermutu apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat disenggarakan secara efisien. b. Sikap petugas Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang bereaksi sesuai dengan rangkaian yang diterimanya. Sikap merupakan tanggapan batin terhadap rangsangan di luar diri subjek baik bersifat fisik maupun non fisik. Sikap adalah proses mental yang terjadi pada individu yang akan menentukan respon yang baik dan nyata ataupun yang potensial dan setiap orang yang berbeda. Dengan perkataan lain bahwa sikap adalah mental manusia untuk bertindak atau menentang suatu objek tertentu Henderson, 1990. Allport 1992, sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan dan emosional pada diri seseorang memegang peranan penting dalam bertindak Azwar, 2007. Penampilan dalam pelayanan, sikap ini dapat ditumbuhkan jika petugas kesehatan dapat mengembangkan rasa tulus dan ikhlas melaksanakan tugasnya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Untuk ini perlu dikembangkan penghayatan dan orientasi sikap dan pola pikir yang baru. Sikap petugas kesehatan dalam pelayanan yang tidak menyenangkan hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya a Petugas tidak memahami konsep pelayanan Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 47 kesehatan bermutu dan memberi pelayanan hanya atas dasar penugasan dari pimpinan. b Selama pendidikan untuk menjadi tenaga kesehatan juga tidak pernah secara jelas memberikan sikap pelayanan yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat. c Selama bekerja pada suatu unit pelayanan ia tidak pernah mendapat arahan dan bimbingan mengenai perlunya sikap pelayanan yang memberi kepuasan terhadap penerimaan pelayanan. d Motivasi menjadi petugas kesehatan sejak awal adalah untuk mencari kerja sebagai penompang dalam hidupnya. e Kurang mendalami nilai-nilai keagamaan, khususnya Islam, yang dapat memberi motivasi untuk berperilaku ikhlas, tulus dan menganggap memberi pelayanan adalah ibadah. Oleh sebab itu maka perlu usaha pemahaman konsep mutu pelayanan kesehatan yang ditentukan oleh sikap pelayanan dan kemampuan menerapkan standar pelayanan yang telah ada. Motivasi untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan masyarakat yaitu sopan, ramah, penuh perhatian, penuh tanggung jawab dan berdisiplin Halim, 1990. 2.3.4. Peran serta masyarakat Peran serta masyarakat pada semua kegiatan sangat dibutuhkan terutama dibidang kesehatan. Perlu dibentuknya kader-kader kesehatan didesa yang bertugas dalam menjalankan program posyandu. Meningkatnya peran masyarakat dapat dilihat dari partisipasi dalam melibatkan diri. Prinsip yang dapat menunjang konsep kesehatan masyarakat di Indonesia adalah cara hidup masyarakat yang sejak dulu telah menjiwai sifat kegotoroyongan dan musyawarah atau mufakat. Keikut sertaan masyarakat dalam pengambilan keputusan bersama melalui Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 48 konsensi adalah hal yang sudah biasa dilakukan oleh masyarakat dipedesaan. Pemeliharaan kesehatan masyarakat harus mendasar pada setiap individu maupun pada masyarakat disekelilingnya karena untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu masyarakat sehat dan sejahtera secara merata. Penerapan suatu kehendak yang sudah pasti memerlukan sejumlah orang yang terlibat didalamnya memerlukan cabang ilmu lain sebagai pendukungnya, Keluarga Berencana KB di Indonesia dalam jangka waktu 20 tahun sebelumnya masih dianggap tabu, tetapi kini cukup memasyarakat. Keberhasilan ini karena melibatkan unsur lain sebagai penunjang seperti agama dan para ulama. Dari sektor lain dapat dilihat adanya indikator angka kematian bayi. Angka ini tidak hanya menggambarkan tingkat kematian bayi tetapi tingkat kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia termasuk keadaan sosial ekonomi bangsa. Dalam menurunkan angka kematian bayi pemerintah telah berusaha melatih dukun bayi dan memberikan seperangkat peralatan medis yang digunakan untuk menolong persalinan Azwar, 2002. Dorongan dan dukungan keluarga terhadap anak-anak untuk diimunisasi di puskesmas atau pos-pos kesehatan lainnya terdekat sangat diperlukan, disamping peranan keluarga dalam mengarahkan ibu untuk membawa anak-anaknya. Dukungan keluarga termasuk suami dapat diukur dengan mellihat mendukung atau tidak mendukung terhadap kunjungan yang ibu lakukan Roestam, 1992. Orang tua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat akan mewariskan kesehatan yang baik pula kepada anak-anaknya. Sebaliknya kesehatan Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 49 orang tua khususnya kesehatan ibu yang rendah akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya. Rendahnya kesehatan orang tua bukan hanya karena sosial ekonomi rendah, tetapi sering juga disebabkan karena orang tua tidak mengetahui bagaimana cara pemeliharaan kesehatan Notoatmodjo, 2005. Segala masalah yang terjadi pada kehidupan rumah tangga keluarga adalah menjadi tanggungjawab semua anggota keluarga diperlukan dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Supaya program imunisas berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah dukungan keluarga terutama suami sebagai kepala rumah tangga yang mengambil keputusan, sangat diperlukan dukungannya kepada ibu, agar membawa balitanya untuk imunisasi secara lengkap dan teratur, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan secara berkesinambungan Lukman, 2001.

2.4. Landasan Teoritis Penelitian