Landasan Teoritis Penelitian TINJAUAN PUSTAKA

49 orang tua khususnya kesehatan ibu yang rendah akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya. Rendahnya kesehatan orang tua bukan hanya karena sosial ekonomi rendah, tetapi sering juga disebabkan karena orang tua tidak mengetahui bagaimana cara pemeliharaan kesehatan Notoatmodjo, 2005. Segala masalah yang terjadi pada kehidupan rumah tangga keluarga adalah menjadi tanggungjawab semua anggota keluarga diperlukan dalam mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. Supaya program imunisas berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala, salah satu faktor yang perlu diperhatikan adalah dukungan keluarga terutama suami sebagai kepala rumah tangga yang mengambil keputusan, sangat diperlukan dukungannya kepada ibu, agar membawa balitanya untuk imunisasi secara lengkap dan teratur, sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan secara berkesinambungan Lukman, 2001.

2.4. Landasan Teoritis Penelitian

Virus ditularkan infeksi droplet dari mulut dan tenggorokan oral-faring atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari manusia ke manusia melalui tinja ke mulut fekal-oral atau yang agak jarang melalui mulut ke mulut oral-oral. Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 50 mematikan virus, tetapi pada keadaan beku dapat bertahan bertahun-tahun. Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan. Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia Depkes RI, 2005. Ikatan Dokter Anak Indonesia dan Departemen Kesehatan 2005 mengeluarkan rekomendasi pemberian imunisasi polio termasuk imunisasi yang diwajibkan atau masuk program Pengembangan Program Imunisasi PPI. imunisasi polio yang harus diberikan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu, kemudian diulang usia 1,5 tahun, 5 tahun dan usia 15 tahun atau sebelum meninggalkan sekolah. Dalam keadaan adanya Kejadian Luar Biasa Polio, maka dilakukan imunisasi massal didaerah ditemukan polio terhadap anak umur dibawah 5 tahun tanpa memperhatikan status imunisasi Mopping Up, artinya, strategi untuk memberikan ulangan polio pada semua anak di bawah usia 5 tahun di daerah tersebut meskipun imunisasi sebelumnya telah lengkap. Vaksin polio terdiri dari 2 jenis, yaitu Vaksin Polio Oral Oral Polio Vaccine dan Vaksin Polio Inactivated Inactived Poliomielitis Vaccine Widodo Judarwanto, 2005. Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 51 Berdasarkan bukti empirik dan keyakinan teoretik bahwa pada umumnya penyakit memiliki lebih dari sebuah penyebab. Dalam segitiga distribusi epidemiologi atau tiga faktor yang dapat dipakai untuk menerangkan distribusi epidemiologi adalah person, tempat dan waktu. Person adalah karakteristik dari individu yang mempengaruhi keterpaparan yang mereka dapatkan dan daya tahan terhadap penyakit. Person yang karakteristiknya mudah terpapar dan peka terhadap suatu penyakit akan mudah jatuh sakit. Karakteristik dari person ini bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin, pekerjaan, kebiasaan dan status sosial ekononi. Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis dalam perbedaan distribusi penyakit menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan penyakit yang dapat menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum diketahui, sedangkan faktor waktu adalah waktu kejadian penyakit dan informasi waktu ini bisa menjadi pedoman tentang kejadian yang timbul dalam masyarakat Bustan, 2006 . Kar Snehandu B.Kar, dalam teorinya mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari : a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya behaviour intention b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya sosial suport c. Ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan accessebility of information Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 52 d. Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan atau keputusan personal autonomy e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak action situation. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidak adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusanbertindak, dan situasi yang memungkinkan ia berperilakubertindak atau tidak berperilakutidak bertindak. Seorang ibu yang tidak mau ikut kegiatan imunisasi, mungkin karena tidak ada minat dan niat terhadap kegiatan imunisasi behaviour intention, atau juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya sosial suport, mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang kuat tentang imunisasi accessebility of information, atau mungkin tidak mempuyai kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suami, mertuanya atau orang lain yang ia segani personal autonomy serta faktor lain yang mungkin menyebabkan ibu ini tidak ikut imunisasi adalah karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan keamanan action situation Notoatmodjo,2007. Peran Departemen Kesehatan dalam Rencana Strategi Departemen Kesehatan Tahun 2005-2009 dalam pembangunan kesehatan adalah sebagai pembinaan pembangunan kesehatan dengan melakukan berbagai upaya yang Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 53 berkaitan dengan penetapan kebijakan pembangunan kesehatan dan pengembangan sumber daya manusia, serta perannya sebagai pengembangan pembangunan kesehatan dalam melakukan penyusunan berbagai pedoman, standar penelitian dan pengembangan kesehatan, pengembangan sistem informasi kesehatan, memfasilitasi daerah dalam memenuhi komitmen nasional dan global, serta mendorong peran aktif masyarakat dengan melakukan pemberdayaan masyarakat Depkes, 2005. Kegiatan pelaksanaan imunisasi di Indonesia yang dilakukan secara serentak disetiap pos pelayanan kesehatan yang telah ditujukan sebelumnya dengan melibatkan petugas kesehatan, seluruh komponen masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan, baik dalam sosialisasi, pelatihan penggerakan massal serta kegiatan-kegiatan lain yang menunjang pelaksanaan kegiatan Pekan Imunisasi Nasional Depkes RI, 2004. Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008 54

2.5. Kerangka Konsep Penelitian