84
memegang peranan memberikan pengertian dan kesadaran kepada masyarakat, bahwa masalah kesehatan bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah atau
lembaga-lembaga kesehatan lainnya, tapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat dan semua orang Hendarson, 1990.
Koesoebjo dan Sarwono, 1992. Dari suatu studi di tiga wilayah di Indonesia ternyata bahwa strategi paksaan melalui kepemimpinan yang otoritier
dan tekanan kelompok dalam meningkatkan peran seta masyarakat dalam Pembinaan Kesehatan Masyarakat Desa PKMD memberikan hasil yang positif,
berupa kesediaan untuk ikut serta dalam program PKMD tersebut. Hal ini ada hubungannya dengan kenyataan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya
masih kurang menyadari akan perlunya melakukan upaya kesehatan dan mereka terbiasa dibimbingdiarahkan, sehingga mereka mematuhi saja apa-apa yang
disarankandiperintahkan oleh lurah, dokter atau tokoh masyarakat lainya, jika mereka diberikan kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang harus dikerjakan,
mereka malah bingung dan minta petunjuk dari tokoh-tokoh yang dianggap dapat memberikan saran Sarwono, 2007.
5.3. Faktor Risiko Yang Dominan Dengan Imunisasi Polio
Hasil analisis secara multivariat diperoleh faktor-faktor risiko yang paling dominan dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen yaitu pengetahuan,
sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan dan dari nilai OR yang diperoleh dapat memperkirakan kekuatan pengaruh dari pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
85
petugas kesehatan dengan imunisasi polio, semakin besar nilai OR menyatakan
semakin kuat pengaruh faktor risikonya atau yang paling dominan dalam hubungannya dengan imunisasi polio di Kabupaten Bireuen.
Pada penelitian ini petugas kesehatan nilai OR 8,956 artinya peran petugas kesehatan yang kurang baik akan mempunyai risiko terhadap anak dalam
mendapatkan imunisasi polio 8,9 kali dibandingkan petugas yang baik pada kecamatan kasus maupun di kecamatan kontrol setelah pengetahuan dan
sosialisasi imunisasi dikontrol. Pengetahuan nilai OR 6,282 artinya tingkat pengetahuan ibu yang kurang akan mempuyai resiko terhadap anak dalam
mendapatkan imunisasi polio 6,2 kali dibandingkan dengan tingkat pengetahuan ibu yang baik pada kecamatan kasus maupun di kecamatan kontrol setelah
sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan dikontrol. Sosialisasi imunisasi nilai OR 2,687 artinya sosialisasi imunisasi yang tidak mendapatkan dukungan akan
mempuyai risiko terhadap anak dalam mendapatkan imunisasi polio 2,6 kali dibandingkan sosialisasi imunisasi yang mendapatkan dukungan pada kecamatan
kasus maupun di kecamatan kontrol setelah pengetahuan dan petugas kesehatan dikontrol.
Dari hasil analisis multivariat dengan uji interaksi regresi logistik ganda terhadap variabel pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan
diperoleh nilai p 0,05 artinya pengetahuan, sosialisasi imunisasi dan petugas kesehatan saling berinteraksi dalam hubungannya terhadap imunisasi polio baik
pada kecamatan kasus maupun di kecamatan kontrol.
Muhammad Yusuf : Analisis Karakteristik Ibu Dan Strategi Pelaksanaan Imunisasi Dengan Imunisasi…, 2008 USU e-Repository © 2008
86
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN