Hasil Wawancara Mendalam dengan Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis

Secara keseluruhan penilaian kinerja berbasis tupoksi menunjukkan sebesar 53,3 responden mencapai kinerja pada kategori cukup, sedangkan responden yang mempunyai kinerja pada kategori kurang hanya 1 orang 6,7. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.24. Tabel 4.24. Distribusi Responden Menurut Kinerja di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar No Kinerja Jumlah Persen 1 Baik 6 40,0 2 Cukup 8 53,3 3 Kurang 1 6,7 J u m l a h 15 100,0 Berdasarkan jawaban responden, kinerja yang cukup ada sebanyak 53,3. Untuk melengkapi keterangan tentang kinerja, dilakukan wawancara mendalam kepada Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis.

4.6. Hasil Wawancara Mendalam dengan Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis

Dalam struktur organisasi RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar, Sub Bidang Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis mempunyai beberapa unit kerja yaitu: Urusan Pengelolaan Verifikasi, Urusan Pengelolaan Rawat Jalan, Urusan Pengelolaan Rawat Inap, Urusan Pengelolaan Pelaporan Rumah Sakit, dan Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa. SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 Berdasarkan penjelasan Kepala Sub Bidang Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis, dapat diuraikan tingkat pelaksanaan tupoksi oleh masing-masing petugas rekam medis sebagai berikut: a. Urusan Pengelolaan Verifikasi Status pasien harus sudah berada di tempat penyimpanan dalam 2 x 24 jam, namun keterlambatan dalam melakukan coding menyebabkan proses pengembalian berkas rekam medis ke tempatrak penyimpanan menjadi terlambat. Akibatnya pada saat pasien kembali berobat berkas rekam medis tidak dapat ditemukan. Pentingnya melakukan coding terkait dengan aspek hukum rekam medis untuk menghindari terjadinya malpraktek, dengan adanya sistem coding maka dokter dapat mengetahui diagnosa pasien secara pasti, meskipun tidak semua dokter mengetahui tentang sistem coding tersebut. Kegiatan Assembling sortir yang merupakan kegiatan untuk mengeluarkan formulir rekam medis yang kosong belum berjalan dengan baik akibat kekurangan staf di Urusan Pengelolaan Verifikasi hanya 2 orang, sehingga dilimpahkan ke Urusan Pengelolaan Pelaporan. Namun setelah dilimpahkan juga belum dapat berjalan dengan baik, padahal kegiatan di Urusan Pengelolaan Pelaporan hanya sebatas membuat laporan triwulan dan surveilans. b. Urusan Pengelolaan Rawat Inap Berkas rekam medis harus sudah kembali berada di rak penyimpanan dalam 2 x 24 jam, namun akibat keterlambatan pengembalian dari ruang perawatan atau SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 penempatan yang tidak sesuai dengan raknya menjadi kendala pada saat pasien berobat kembali, karena susah mencari berkas rekam mediknya lihat Lampiran-7. Penggunaan form sensus harian rekam medis yang belum memuat seluruh jenis pasien berdasarkan sistem pengobatan mengakibatkan Kaur Pengelolaan Rawat Inap belum bisa merinci jumlah pasien berdasarkan Askes Sosial, Askeskin maupun Toba Mas. Di samping itu adanya rangkap jabatan pada salah satu staf pengolaan rawat inap sebagai Kaur di Program Perencanaan mengakibatkan tugas-tugasnya dilimpahkan kepada staf yang lain. c. Urusan Pengelolaan Rawat Jalan Pelaksanaan tupoksi di Pengelolaan Rawat Jalan yang utama adalah mengambil kartu status pasien rawat jalan ke masing-masing poliklinik. Keterlambatan dalam pengembaliannya disebabkan kurangnya tenaga yang mengelola rekam medis di poliklinik rawat jalan. Di samping itu rendahnya kemampuan dan tingkat pendidikan staf menyebabkan masih banyak status pasien rawat jalan salah kirim ke poliklinik yang lain lihat Lampiran-8. Di poliklinik rawat jalan belum dibuat rekap pasien yang berobat jalan, jumlah pasien umum, Askes, Askessosial, Askeskin sehingga proses pengambilan oleh staf pengelolaan rawat jalan menjadi terkendala. SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 d. Urusan Pengelolaan Pelaporan Setiap sensus harian harus sudah sampai di rekam medis jam 10 pagi, namun karena kekurangan tenaga yang mengelola rekam medik di setiap poliklinik menyebabkan terjadi penumpukan di setiap poliklinik sehingga terjadi keterlambatan pengiriman laporan. Beberapa tupoksi telah dialihkan ke staf lain khususnya untuk tupoksi mengisi kode penyakit. e. Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa Rekam Medis Permasalahan utama yang terjadi di Urusan Pengelolaan Indeks dan Analisa Rekam Medis adalah tidak terlaksananya tupoksi, sehingga tupoksinya dilimpahkan ke Kaur Pengelolaan Pelaporan, namun tidak seluruhnya tupoksi dapat dilaksanakan oleh Kaur Pengelolaan Pelaporan seperti membuat indeks dokter, indeks pasien meninggal dan indeks penyakit. Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan Kasubbid Pengelolaan dan Pelaporan Rekam Medis dapat disimpulkan bahwa kinerja pada kategori cukup berdasarkan jawaban responden berbeda dengan hasil wawancara mendalam. 4.7. Uji Statistik Korelasi Spearman

4.7.1. Motivasi Intrinsik dengan Kinerja

Dari uji korelasi Spearman untuk melihat hubungan motivasi intrinsik prestasi, pengakuan orang lain, tanggungjawab, peluang untuk maju, serta kepuasan kerja dengan kinerja diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.25. SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 Tabel 4.25. Uji Korelasi Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Kinerja Motivasi Intrinsik Koefisien Spearman Signifikan a. Prestasi 0,302 0,274 b. Pengakuan Orang Lain 0,460 0,084 c. Tanggung Jawab 0,333 0,225 d. Peluang Untuk Maju 0,778 0,001 e. Kepuasan Kerja 0,548 0,035 Keterangan: = Korelasi sangat lemah = Korelasi lemah = Korelasi cukup kuat = Korelasi kuat Dari Tabel 4.25 terlihat variabel peluang untuk maju dan kepuasan kerja berhubungan secara signifikan dengan kinerja p0,05, artinya semakin tinggi peluang untuk maju dan kepuasan kerja akan meningkatkan kinerja. Sedangkan variabel prestasi, pengakuan orang lain, dan tanggung jawab dalam penelitian ini tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja p0,05. 4.7.2. Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Dari hasil uji korelasi spearman untuk melihat hubungan motivasi ekstrinsik kompensasi, keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja, prosedur kerja, mutu supervisi teknis, serta hubungan interpersonal dengan kinerja diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.26. SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 Tabel 4.26. Uji Korelasi Motivasi Ekstrinsik dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Kinerja Motivasi Ekstrinsik Koefisien Spearman Signifikan a. Kompensasi 0,486 0,066 b. Keamanan dan Keselamatan Kerja 0,810 0,000 c. Kondisi Kerja 0,677 0,006 d. Prosedur Kerja 0,545 0,036 e. Mutu Supervisi Teknis 0,333 0,225 f. Hubungan Interpersonal 0,211 0,449 Keterangan: = Korelasi sangat lemah = Korelasi lemah = Korelasi cukup kuat = Korelasi kuat Dari Tabel 4.26 terlihat variabel yang berhubungan signifikan dengan kinerja adalah keamanan dan keselamatan kerja, kondisi kerja dan prosedur kerja p0,05, artinya semakin tinggi tingkat keamanan dan keselamatan kerja, semakin baik kondisi kerja, dan semakin baik prosedur kerja akan meningkatkan kinerja. Adapun variabel kompensasi, mutu supervisi teknis dan hubungan interpersonal tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja p0,05. Selanjutnya di uji kembali untuk mengetahui variabel motivasi yang berhubungan secara signifikan atau yang berhubungan lebih erat dengan kinerja berdasarkan kategori masing-masing motivasi intrinsik dan ektrinsik diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.27. SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007 Tabel 4.27. Uji Korelasi Kategori Motivasi dengan Kinerja Petugas Rekam Medis di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar Kinerja Motivasi Koefisien Spearman Signifikan a. Motivasi Intrinsik 0,496 0,191 b. Motivasi Ekstrinsik 0,912 0,031 Keterangan: = Korelasi sangat lemah = Korelasi lemah = Korelasi cukup kuat = Korelasi kuat Dari Tabel 4.27 terlihat variabel yang berhubungan signifikan dengan kinerja adalah motivasi ekstrinsik p0,05, artinya semakin tinggi motivasi yang berasal dari luar luar diri petugas rekam medis akan meningkatkan kinerja. Sedangkan variabel motivasi intrinsik apabila dilihat secara kategori tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja p0,05. SANDRA SRI ANGGRAINI : HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DJASAMEN SARAGIH PEMATANG SIANTAR TAHUN 2007

BAB 5 PEMBAHASAN