kehidupannya alamat dan nomor telepon, disorientasi waktu, tidak memerlukan pendamping jika ke toilet atau makan tetapi sulit menemukan
memilih pakaian Smyer, 1999 Pada
middle demensia tahap penurunan kognitif yang parah
penderita lupa nama tempatnya bernaung, tidak akan peduli akan kejadian yang baru terjadi maupun terhadap sekitarnya, tidak peduli akan
musim, cuaca. Memerlukan pendamping dalam melakukan aktifitas sehari-harinya, hampir selalu memanggil namanya sendiri, teganggunya
siklus siang dan malam hari. Terjadinya perubahan kepribadian dan emosional dapat disertai gejala-gejala psikiatri Smyer, 1999.
Penderita dengan demensia lanjut tahap penurunan fungsi kognitif yang sangat parah kemampuan verbalnya semua hilang, sering tak dapat
berbicara dan hanya mengguman. Terjadi inkotinesia urin dan memerlukan bantuan untuk makan dan kebersihan pribadi. Kehilangan
kemampuan psychomotor skills
dasar seperti berjalan, sehingga dikatakan bahwa otak tak dapat melakukan perintah kepada badan lagi Smyer,
1999.
II. 2. 4. Alat Ukur menilai Fungsi Kognitif Mini mental state examination MMSE
Mini mental state examination MMSE merupakan alat ukur yang
tervalidasi dengan baik untuk menilai fungsi kognitif dan sering digunakan
Luhu Avianto Tapiheru : HUbungan Nilai Ankle Brachial Indexs ABI Dengan Skor Mini Mental State…, 2008 USU e-Repository © 2008
dalam mengukur gangguan kognitif pada penelitian epidemiologi dan survey klinik Nishiwaki, 2004
Sebagai pemeriksaan awal, pemeriksaan MMSE merupakan pemeriksaan yang paling sering digunakan pada saat ini Asosiasi
Alzeimer Indonesia, 2003 Alat ini terdiri dari 20 item pertanyaan, dengan nilai maksimal 30
cukup baik untuk menilai mendeteksi gangguan kognitif, menetapkan dasar dan memantau penurunan kognitif dalam kurun waktu tertentu
Asosiasi Alzeimer Indonesia, 2003. Pemeriksaan kognitif status mental meliputi memori, orientasi,
bahasa, fungsi kortikal terkait seperti berhitung, menulis, praksis, gnosis, visuospasial dan visuopresepsi seperti menggambar jam dinding, kubus
dan gambar geometrik yang bertindih, evaluasi pembuatan keputusan dan tingkah laku Asosiasi Alzeimer Indonesia, 2003.
Nilai dibawah 27 dianggap abnormal dan mengindikasikan gangguan kognitif yang signifikan pada penderita yang berpendidikan
tinggi. Karena penyandang dengan latarbelakang pendidikan tinggi yang telah memperlihatkan gangguan kepribadian, fungsi sosial dan gangguan
aktifitas hidup sehari-hari yang khas demensia namun nilai MMSE masih dalam batas normal Asosiasi Alzeimer Indonesia, 2003.
Penyandang yang berpendidikan rendah dengan nilai MMSE yang paling rendah 24 masih dianggap normal, namun nilai yang rendah ini
mengidentifikasikan resiko untuk demensia. Oleh sebab itu tes ini tidak
Luhu Avianto Tapiheru : HUbungan Nilai Ankle Brachial Indexs ABI Dengan Skor Mini Mental State…, 2008 USU e-Repository © 2008
dipakai sebagai alat tunggal untuk mendiagnosis demensia, tetapi harus diikuti oleh riwayat penyakit, pemeriksaan fisik dan aktivitas fungsional
sehari-hari Asosiasi Alzeimer Indonesia, 2003 ; Sjahrir, 1999.
Clock Drawing Test CDT
Menggambar sebuah jam merupakan penyaring screening
cepat terutama untuk kelainan kognitif, selain itu dapat digunakan pada pasien
dengan demensia, delirium, atau pasien dengan gangguan neurologi dan psikiatri. Keuntungan tes ini adalah dapat mengetahui fungsi kognitif,
fungsi motor dan presepsi yang memerlukan penyelesaian yang baik orientasi, konseptualisasi waktu, organisasi visuospasial, memori dan
fungsi eksekutif, pemahaman pendengaran, memori penglihatan, program motorik, pengetahuan tentang numerikal, instruksi semantik, inhibisi
terhadap stimuli yang tidak perlu, konsentrasi dan toleransi terhadap keadaan frustasi. Menggambar jam dengan baik dan komplit menunjukkan
fungsi-fungsi tersebut berkerja dengan baik, sedangkan secara umum menggambar jam yang abnormal merupakan petunjuk adanya masalah
yang potensial dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut Braunberger, 2001; Trimble, 2005; Shulman, 2000.
Ada beberapa versi untuk pemeriksaan Clock Drawing Test
CDT. Kesemuanya meminta pasien untuk menggambarkan sebuah bentuk jam.
Variasi termasuk menyediakan secarik kertas kosong atau kertas yang telah diberi gambar dasar berupa lingkaran sering dengan diameter 10
Luhu Avianto Tapiheru : HUbungan Nilai Ankle Brachial Indexs ABI Dengan Skor Mini Mental State…, 2008 USU e-Repository © 2008
cm dan meminta untuk menggambarkan sebuah bentuk jam. Variasi yang paling banyak dilakukan adalah meminta pasien untuk menggambarkan
juga jarum jam untuk menentukan waktu yang tepat. Banyak batasan waktu yang dapat digunakan termasuk 03.00, 08.40, 02.45, dan
selanjutnya. Disarankan untuk menggunakan waktu 11.10 karena akan membingungkan untuk ”menarik” jarum membentuk angka 10 ketika
menggambar jam. Tidak ada batasan waktu pada pemeriksaan ini tapi biasanya akan menghabiskan waktu 1 sampai 2 menit Braunberger,
2001. Sensitifitas dan spesifisitas CDT untuk ganguan fungsi kognitif masing-masing 85 Shulman, 2000
Salah satu metode evaluasi CDT yang dapat digunakan adalah metode menurut
Watson dan kawan-kawan, melalui pembacaan dengan
cara membagi 4 kwadran jam dan menginterprestasikannya masing- masing setiap kwadran Juby, 2002
II.3. GANGGUAN FUNGSI KOGNITIF DIHUBUNGKAN DENGAN PERIPHERAL ARTERIAL DISEASE PAD