Persiapan Bahan Pencampuran Bahan Pencetakan Pengeringan Waktu Nyala

2.1.7. Perekat Polyvinil Alkohol

Polyvinil Alkohol dihasilkan oleh hidrolisis polyvinil asam asetat yang dikendalikan dengan bahan dasar hidroksida sodium yang mengkatalisasi methanolysis. Sifat fisis PVA dikendalikan oleh berat molekul dan derajat hidrolysis. Berat jenis PVA adalah 1,27 sampai 1,31 gcm 3 dan temperatur transmisi gelaskaca adalah 75 ke 85 o C. PVA bersifat larut dalam air dan melekat baik ke permukaan selulosa. Penggunaan utamanya sebagai perekat tekstil, selubung kertas dan sambungan semen.

2.2. Pembentukan Sampel

2.2.1. Persiapan Bahan

a. Lempung atau tanah liat dihaluskan dengan penggiling, kemudian disaring dengan ayakan ukuran 120 mesh berbentuk serbuk powder. b. Bongkahan batubara dihaluskan dengan penggiling kemudian disaring dengan ayakan ukuran 120 mesh sampai berbentuk serbuk powder. c. Serbuk PVA polyvinil alkohol, dicampur dengan air sebanyak 100 gr kemudian dimasak dengan mengaduk secara terus menerus hingga kental berwarna kekuningan seperti lem. Hal ini dilakukan untuk setiap sampel briket. Rajimah AS : Studi Analisis Simulasi Pengaruh Waktu Nyala Terhadap Variasi Komposisi Lempung Dan Batubara Pada Briket Batubara Terhadap Sifat Mekanik Dan Sifat Thermal, 2009 USU Repository © 2008 d. Sabut kelapa dipotong kecil-kecil dengan gunting kemudian disaring dengan ayakan 200 mesh sampai berbentuk serbuk. Setelah itu dikeringkan di dalam oven bersuhu 80 o C selama 24 jam Butar-butar Harapan, 2007.

2.2.2. Pencampuran Bahan

Setelah bahan-bahan dipersiapkan selanjutnya ditimbang sesuai dengan ukuran komposisi yang telah ditentukan. Kemudian dilakukan pencampuran bahan yang bertujuan untuk memadukan semua bahan-bahan sampai merata atau homogen seluruhnya agar campuran yang dihasilkan lebih sempurna. Proses pencampuran dilakukan dengan cara pengadukan atau pengerusan.

2.2.3. Pencetakan

Bahan-bahan yang sudah tercampur dicetak dengan proses hydrolik. Cetakan briket ini adalah berbentuk selinder tekanan yang diberikan pada cetakan adalah sebesar 4.000 Kpa. Lama penekanan selama 30 detik dalam satu sampel briket yang dicetak menghasilkan 22-23 buah briket batubara.

2.2.4. Pengeringan

Hasil cetakan dikeringkan di dalam oven dengan suhu 80 o C selama 24 jam. Suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan hasil cetakan menjadi retak.

2.2.5. Waktu Nyala

Disediakan 3 buah briket dari setiap sampel kemudian ditimbang dengan neraca analitik setelah itu dilakukan pembakaran briket batubara pada Rajimah AS : Studi Analisis Simulasi Pengaruh Waktu Nyala Terhadap Variasi Komposisi Lempung Dan Batubara Pada Briket Batubara Terhadap Sifat Mekanik Dan Sifat Thermal, 2009 USU Repository © 2008 pembakaran briket diberi bahan pemantik yaitu kertas dan minyak tanah secukupnya untuk sebagai pemicu api mula-mula. Waktu nyala dihitung mulai dari pemberian api pada briket sampai briket batubara sudah menunjukkan bara api yang cukup 1 4 bagian dari briket batubara. Pembakaran briket ini dilakukan di tempat atau di ruangan yang agak gelap supaya bara api yang ditimbulkan dapat terlihat dengan jelas yaitu berwarna kemerahan.

2.2.6. Densitas