Perilaku Keamanan Pangan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Keamanan Pangan

2.5.4. Perilaku Keamanan Pangan

Perilaku kesehatan adalah respon seseorang terhadap stimulasi yang berkaitan dengn sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Salah satu perilaku kesehatan tersebut adalah perilaku terhadap makanan nutrition behavior, yakni respon seseorang tehadap makanan sebagai kebutuhan pokok bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh Notoatmodjo, 1993. Dalam pengelolaan pangan agar diperoleh pangan yang aman dikonsumsi perlu diterapkannya CPPB dan Hazard Analysis and Critical Control Point HACCP. Dillon dan Griffith 1996 mendefiisikan HACCP adalah sistem manajemen keamanan pangan, dengan strategi mencegah bahaya dan resiko yang terjadi pada titik-titik kritis pada rantai produksi pangan. Yang dimaksud dengan perilaku keamanan pangan adalah respon seseorang terhadap stimulasi yang berkaitan dengan analisis bahaya dan pengendaliannya pada titik-titik kritis proses produksi pangan. Sepanjang masa hidup, perilaku makhluk hidup, termasuk manusia, akan mengalami perubahan Budioro, 1998. Green dan Kreuter 1991 menyatakan ada tiga faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku individu maupun kelompok, yaitu : 1 Faktor yang mempermudah predisposing factor yang mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, kebutuhan dan kemampuan, menghubungkan antara motivasi individu atau kelompok dengan tindakan ; 2 Faktor pendukung enabling factor, kondisi lingkungan, mempermudah penampakan dari tindakan individu atau Yanti Agustini : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Karyawan Dalam Pelaksanaan Cara…, 2008 USU e-Repository © 2008 kelompok, yang meliputi ketersediaan, keterjangkauan dan kemampuan pelayanan kesehatan dan sumber daya masyarakat; dan 3 Faktor pendorong reinforcing factor yaitu faktor yang berkaitan dengan mekanisme umpan balik yang diterima orang lain dapat positif atau negatif, meliputi dukungan sosial, pengaruh teman sebaya, nasehat dan umpan balik dari tokoh masyarakat atau petugas kesehatan. Teori dan model perilaku dan kesehatan yang lain adalah Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model HBM. Di dalam teori HBM menganggap perilaku kesehatan merupakan fungsi dari pengetahuan dan sikap. Secara khusus model ini menegaskan bahwa persepsi seseorang tentang kerentanan dan kemanjuran pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam perilaku-perilaku kesehatan Graff, et al, 1996. Strecher and Rosenstock 1997 mengatakan ada 7 komponen dan HBM, yaitu: 1 Pengertian tentang kerentanan penyakit perceived susceptibility. Misalnya pengertian tentang seberapa besar kemungkinan seseorang dapat dihinggapi penyakit atau terlibat dalam masalah kesehatan yang bersangkutan. 2 Pengertian tentang keparahan penyakit perceived severity. Misalnya pengertian tentang seberapa parahnya bila ia sampai terjangkit penyakit atau terlibat masalah kesehatan yang bersangkutan. 3 Pengertian tentang kegunaan manfaat untuk melakukan tindakan yang bersangkutan perceived benefits. Misalnya bila ia bersedia melakukan Yanti Agustini : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Karyawan Dalam Pelaksanaan Cara…, 2008 USU e-Repository © 2008 tindakan apakah ancaman kerentanan dan keparahan penyakit akan berkurang atau teratasi. 4 Pengertian tentang hambatan untuk melakukan tindakan yang bersangkutan perceived barriers. Misalnya yang menyangkut biaya, bahaya efek samping atau komplikasi, khawatir menhadapi rasa sakit atau ketidaknyamanan lainnya. 5 Dorongan untuk bertindak cues of action. Adanya sumber informasi tambahan yang akan mempengaruhi pengertian-pengertian tersebut di atas, seperti pendidikan, gejala-gejala penyakit, media informasi. 6 Kemampuan diri untuk berperilaku melaksanakan tindakan yang bersangkutan self-efficacy. Misalnya dengan kondisi yang ada pada dirinya apakah ia merasa mampu berperilaku sebagaimana yang seharusnya. 7 Variabel lain, seperti demografi, sosiopsikologi dan variabel struktur yang mempengaruhi persepsi individu dan tidak langsung mempengaruhi perilaku kesehatan. Gambar 3. berikut menyajikan komponen HBM dan keterkaitannya. Yanti Agustini : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Karyawan Dalam Pelaksanaan Cara…, 2008 USU e-Repository © 2008 Persepsi individu Pengertian kerentanan dan keparahan penyakit Faktor-faktor yang mempengaruhi Umur,jenis kelamin,ras, Kepribadian Sosioekonomi Pengetahuan Pengertian ancaman penyakit Dorongan untuk bertindak : Pendidikan Gejala penyakit, sakit Media informasi Kemungkinan tindakan Manfaat dari tindakan dikurangi hambatan untuk perubahan perilaku Kemungkinan untuk perubahan perilaku Gambar 3. Komponen Health Belief Model dan Keterkaitannya Strecher and Rosenstock, 1997 Di samping ke dua teori perilaku di atas, yakni teori precede and proceed dan HBM, teori lain tentang perubahan perilaku dikemukakan oleh Fishbein yakni teori tindakan beralasan theory of reasoned action. Di dalam teori tindakan beralasan dikemukakan faktor paling penting dalam mempengaruhi perilaku adalah keinginan berperilaku behavioral intention seseorang. Keinginan berperilaku adalah suatu proposisi yang menghubungkan diri dengan tindakan yang akan datang. Faktor yang langsung mempengaruhi keinginan berperilaku adalah sikap terhadap perilaku attitude toward behavior dan norma subyektif atau sosial yang berhubungan dengan perilaku subjective norm. Kepercayaan utama untuk berperilaku behavioral beliefs dan evaluasi dalam melakukan perilaku evaluation of behavioral outcomes secara bersama akan membentuk sikap terhadap perilaku. Norma subjektif adalah persepsi Yanti Agustini : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Karyawan Dalam Pelaksanaan Cara…, 2008 USU e-Repository © 2008 seseorang tentang apa yang mereka anggap bahwa orang lain ingin agar mereka lakukan. Norma subyektif dipengaruhi oleh kepercayaan normative normative beliefs dan motivasi untuk memenuhi harapan motivation to comply. Menurut teori tindakan beralasan seseorang cenderung melaksanakan perilaku yang dievaluasi dan diterima secara baik oleh orang lain dan cenderung menahan diri dari perilaku yang dianggap tidak baik dan tidak menyenangkan orang lain Montano, Kasprzyk and Taplin, 1997 dan Peter dan Olson, 2000. Gambar di bawah ini mencantumkan teori tindakan beralasan Gambar 4. Teori Tindakan Beralasan Montano, Kasprzyk and Taplin, 1997 Pengaruh Lingkungan : 1. Lingkungan fisik 2. Lingkungan sosial 3. Lingkungan pemasaran Variabel Personal 1. Nilai, tujuan akhir 2. Pengetahuan lainnya, kepercayaan dan sikap 3. Sifat pribadi 4. Pola gaya hidup 5. Karakteristik demografi 6. Karakteristik psikologis Kepercayaan utama berperilaku Sikap terhadap perilaku Evaluasi dalam melakukan perilaku Keinginan berperilaku Perilaku Kepercayaan normatif Motivasi untuk memenuhi harapan Norma subjektif dan Peter dan Olson, 2000 Pelatihan dan pembinaan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi pangan. Kurangnya pelatihan dan pembinaan terhadap karyawan yang mengolah pangan merupakan suatu ancaman terhadap mutu dan keamanan pangan. Yanti Agustini : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Karyawan Dalam Pelaksanaan Cara…, 2008 USU e-Repository © 2008 Pimpinan dan pengawas pengolah pangan seharusnya mempunyai pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip dan praktek higiene pangan agar dapat menduga resiko yang mungkin terjadi, dan bila perlu dapat memperbaiki penyimpangan yang terjadiDirjen POM, Depkes RI, 1996. Carleet 1998 menyatakan keberhasilan sistem keamanan pangan, termasuk HACCP tergantung pada pendidikan dan pelatihan penyuluhan pada pimpinan dan pekerja dalam memproduksi pangan yang aman dan informasi tentang pengendalian bahaya pada semua tahap pengelolaan makanan.

2.6. Kerangka Konsep Penelitian Variabel Independent