Pendidikan yang baik menciptakan kemampuan pengetahuan yang baik dan sebaliknya.
5.2.2. Hubungan Mengikuti Penyuluhan dengan Tindakan Pelaksanaan CPPB
di Industri Mie Basah
Berdasarkan hasil penelitian untuk mengetahui hubungan mengikuti penyuluhan dengan tindakan menunjukkan adanya hubungan antara mengikuti
penyuluhan dengan tindakan pelaksanaan CPPB di industri mie basah. Penyuluhan tentang pelaksanaan CPPB di industri mie basah tidak hanya
dilakukan oleh pihak industri tetapi juga dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Badan POM yang dilakukan secara berkala, yang selain memberikan manfaat
terhadap pihak industri juga dengan tujuan utama melindungi masyarakat dari produk pangan yang aman untuk dikonsumsi sesuai dengan visi dan misi Badan POM dalam
hal ini dilaksanakan oleh Balai Besar POM di Medan. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga karyawan tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan, serta tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta
pertolongan Effendy, 1998. Pelatihan dan pembinaan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi
pangan. Kurangnya pelatihan dan pembinaan terhadap karyawan yang mengolah pangan merupakan suatu ancaman terhadap mutu dan keamanan pangan. Pimpinan
Yanti Agustini : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Karyawan Dalam Pelaksanaan Cara…, 2008 USU e-Repository © 2008
dan pengawas pengolah pangan seharusnya mempunyai pengetahuan dasar mengenai prinsip-prinsip dan praktek higiene pangan agar dapat menduga resiko yang mungkin
terjadi, dan bila perlu dapat memperbaiki penyimpangan yang terjadi Dirjen POM, Depkes RI, 1996.
Carleet 1998 menyatakan keberhasilan sistem keamanan pangan, termasuk HACCP tergantung pada pendidikan dan pelatihan penyuluhan pada pimpinan dan
pekerja dalam memproduksi pangan yang aman dan informasi tentang pengendalian bahaya pada semua tahap pengelolaan makanan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil peneltian The Swat Him 2004 yang menyatakan bahwa penyuluhan penyehatan makanan memiliki hubungan
dengan pengetahuan koefisien korelasi r sebesar 0,564, dengan sikap koefisien korelasi sebesar 0,292, dengan tindakan koefisien korelasi sebesar 0,530. Hasil
penelitian juga memperlihatkan bahwa usaha yang dilakukan pihak RS St. Borromeus dalam meningkatkan penyehatan makanan adalah dengan memberikan penyuluhan
penyehatan makanan dengan materi-materi yang relevan dan sesuai dengan pengolahan makanan secara rutin. Hasil dari penyuluhan secara langsung diterapkan
penjamah makanan melalui praktek terhadap pemeliharaan kebersihan di tempat pengelolaan makanan, kebersihan peralatan kerja, kebersihan dan kesehatan
penjamah makanan, dan kebersihan bahan-bahan makanan yang akan digunakan. Hasil observasi yang dilakukan memperlihatkan bahwa sebesar 62 penjamah
makanan telah melakukan praktek dengan benar dan sebesar 12 penjamah makanan lainnya belum melakukan praktek dengan benar.
Yanti Agustini : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Karyawan Dalam Pelaksanaan Cara…, 2008 USU e-Repository © 2008
5.2.3. Hubungan Masa Kerja Karyawan dengan Tindakan Pelaksanaan CPPB