Sejarah Berdiri Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba (Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir)

makin bertambah, dan dengan sendirinya perbedaan antara hukum berbagai persekutuan hukum adat akan hapus atau berkurang. “Di berbagai belahan dunia, banyak komunitas-komunitas adat harus tersungkur di tanah leluhur mereka. Demikian juga dengan nasib hidup jutaan masyarakat adat di bumi Indonesia. Kita lihat masyarakat Jumma People di Chittagong Hill, Bangladesh; Chin dan Karen di perbatasan Thailand, Kamboja dan Burma; Cordilera di Philipina; Orang Asli di Malaysia; Orang Monk di Thailand; dan komunitas-komunitas masyarakat adat dari Sumatera sampai Papua, penindasan dan pelecahan atas hak-hak meerka masih terus berlangsung sampai detik ini”. 34 Menurut Iman Sudiyat hal ini terjadi “karena pengaruh kota-kota besar dan makin meresapnya keinsafan serta kesadaran nasional sebagai warga dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, di samping juga resepsi hukum eropa dan keinginan untuk mengadakan unifikasi hukum di Indonesia”. 35 Lebih jauh, Iman Sudiyat mengatakan bahwa “perbedaan tersebut bukanlah suatu perbedaan asasi, melainkan hanya perbedaan kedaerahan lokal belaka”. 36

1. Sejarah Berdiri

37 Penerapan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, telah mendorong munculnya aspirasi masyarakat di daerah untuk membentuk KabupatenKota baru yang bersifat otonom. Sebab dengan status 34 The International Day of World’s Indigenous Peoples: Momentum Pemajuan Hak Masyarakat Adat di Indonesia, 9 Agustus 2006, tanpa hal. 35 Iman Soediyat, Ibid, hal. 53. 36 Iman Soediyat, Ibid, hal. 53. 37 Sumber: www.samosir.go.id, tanggal 22 Pebruari 2008. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 daerah otonom baru, diharapkan akan memperoleh peluang untuk mengurus daerahnya sendiri dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu Kabupaten yang menjadi agenda pemekaran Kabupaten Toba Samosir adalah membentuk Kabupaten Samosir, yang berada di tengah-tengah Propinsi Sumatera Utara. Untuk itu kajian peningkatan pemekaran Kabupaten Toba Samosir dengan melahirkan calon Kabupaten Samosir perlu segera dilakukan, mengingat sudah waktunya pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Oleh karena itu, kajian dan penelitian data perlu dilakukan untuk mendapatkan penilaian objektif dengan berdasar pada ketentuan yang berlaku mengingat bahwa pengelolaan potensi kekayaan yang ada di daerah memerlukan kajian dan pengaturan yang rasional, profesional dan bertanggung jawab sesuai dengan kondisi dan potensi daerah masing-masing. Aspirasi masyarakat untuk memekarkan Kabupaten Samosir menjadi 2 dua Kabupaten, didasarkan pada desakan masyarakat wilayah Samosir dan DPRD Kabupaten Toba Samosir, maka Kabupaten Toba Samosir diusulkan dan direncanakan pemekarannya yaitu: a. Kabupaten Toba Samosir Induk terdiri dari 10 sepuluh kecamatan yaitu Kecamatan Balige, Laguboti, Silaen, Habinsaran, Porsea, Lumbanjulu, Uluan, Pintu Pohan Meranti, Ajibata, dan Kecamatan Borbor. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 b. Kabupaten Samosir Calon terdiri dari 9 sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Pangururan, Sianjur, Mulamula, Simanindo, Nainggolan, Onan Runggu, Palipi, Ajibata, dan Sitio-tio. Sesuai dengan aspirasi dan argumentasi masyarakat yang disampaikan kepada DPRD Kabupaten Toba Samosir dan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir serta Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah ditindaklajuti aspirasi masyarakat tersebut dengan: Keputusan DPRD Kebupaten Toba Samosir Nomor 4 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir tanggal 20 Juni 2002. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1101Pem2002 tanggal 24 Juni 2002 yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara. Surat Bupati Toba Samosir Nomor 1351187Pem2002 tanggal 3 Juli 2002 perihal laporan tentang aspirasi masyarakat Samosir untuk membentuk Kabupaten Samosir, yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Utara. Setiap argumentasi dan usulan DPRD dan Bupati Toba Samosir, usulan ini diakomodir dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai tanggal 18 Desember 2003. Terbentuknya Samosir sebagai kabupaten baru merupakan langkah awal untuk melalui percepatan pembangunan menuju masyarakat yang lebih sejahtera. Tujuan pembentukannya adalah untuk menegakkan kedaulatan rakyat dalam rangka perwujudan sosial, mendekatkan pelayanan kepada masyarakat dan untuk merespon serta merestrukturisasi jajaran pemerintahan daerah dalam rangka mempercepat proses pembangunan sehingga dalam waktu yang cukup singkat dapat sejajar dengan kabupaten lainnya, sehingga secara langsung akan mengangkat harkat hidup Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 masyarakat yang ada di Kabupaten Samosir pada khususnya, Provinsi Sumatera Utara pada umumnya. Luas wilayah Kabupaten Samosir secara keseluruhan mencapai 254.715 Ha, terdiri dari daratan seluas 144.455 Ha dan perairan danau seluas 110.260 Ha. Luas dan batas perairan di kawasan Danau Toba belum ada ketentuan yang pasti. Namun mengingat Pulau Samosir tepat berada dan dikelilingi oleh Danau Toba, secara proporsional luas perairan Danau Toba yang menjadi bahagian daerah Kabupaten Samosir sewajarnyalah merupakan bahagian yang terluas dibandingkan dengan enam kabupaten-kabupaten lainnya di sekeliling perairan Danau Toba. Posisi geografis Kabupaten Samosir berada pada 2°24’ - 2°45’ Lintang Utara dan 98°21’- 99°55’ BT. Secara administratif wilayah Kabupaten Samosir diapit oleh tujuh kabupaten, yaitu: Sebelah Utara : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, Sebelah Timur : Kabupaten Toba Samosir, Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbahas, Sebelah Barat : Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Barat. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan, 6 kecamatan berada di Pulau Samosir di tengah Danau Toba dan 3 kecamatan di daerah lingkar luar Danau Toba tepat pada punggung pegunungan Bukit Barisan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, Kecamatan Pangururan yang merupakan bagian dari Wilayah Kabupaten Samosir juga merupakan salah satu dari 19 sembilan belas Lingkungan Hukum Adat di atas. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 Berdasarkan data statistik luas wilayah Kabupaten Samosir yang dibagi menurut daerah masing-masing adalah sebagai berikut: Tabel 1. Statistik Kecamatan Pangururan Tahun 2005 No. Kecamatan LuasWilayah km2 Rumah Tangga KK Penduduk jiwa Kepadatan orgkm2 1 Sianjur Mula-mula 140,24 2.131 10.367 74 2 Harian 394,60 2.354 11.556 29 3 Sitio-tio 249,31 2.250 10.960 61 4 Nainggolan 87,86 2.920 18.153 207 5 Onan Runggu 59,14 2.566 14.164 239 6 Palipi 143,40 2.189 12.086 161 7 Pangururan 84,65 5.369 24.817 293 8 Ronggur Nihuta 87,15 1.717 7.350 84 9 Simanindo 198,20 4.158 20.625 104 JUMLAH 1.444,25 25.654 130.078 90 Sumber: Kantor Statistik Kecamatan Pangururan Tahun 2005. a. Kondisi Sosial Budaya Kondisi kependudukan maupun keadaan sosial budaya masyarakat di Kabupaten Samosir mempunyai karakter yang khas yang memegang teguh kebudayaan dan agama serta adat istiadat yang ada di daerah tersebut. Kabupaten Samosir terdiri dari 9 kecamatan dengan jumlah penduduk Tahun 2004 sebanyak 130.078 jiwa 63.741 orang laki-laki dan 66.337 orang perempuan. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Samosir secara umum adalah sekitar 90 jiwakm2, kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Pangururan sebanyak 293 jiwakm2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Harian sebesar 29 jiwakm2. b. Pertumbuhan Penduduk. Berdasarkan angka hasil Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan P4B tahun 2003, jumlah penduduk Kabupaten Samosir berjumlah Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 119.254, sedangkan jumlah penduduk tahun 2004 berjumlah 130.078, dengan demikian laju pertumbuhan penduduk selama kurun waktu 2003 - 2004 adalah 9 persen. c. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin. Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Samosir tergolong dalam struktur umur muda. Hal ini dapat dilihat dari persentase penduduk usia muda 0-14 tahun yang cukup besar, yaitu 36,72 persen. Besaran penduduk usia muda dan usia lanjut 65 + tahun merupakan beban tanggungan bagi penduduk usia produktif 14- 64 tahun , di mana persentase penduduk usia produktif tahun 2003 sebesar 55,46 persen. Hal ini memberikan implikasi bahwa kelompok umur muda perlu mendapatkan perhatian dan pengembangan sehingga mampu menghasilkan tenaga- tenaga terampil dan mandiri untuk mengisi pembangunan di masa yang akan datang. Besarnya jumlah penduduk usia muda ini, berimplikasi pada beban tanggungan penduduk usia produktif juga semakin besar. Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator pengukur kemajuan ekonomi suatu daerah. Rasio ini menyatakan perbandingan penduduk berusia dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun yang dianggap tidak produktif secara ekonomi dengan jumlah penduduk berusia 15 sampai 65 tahun yang dianggap produktif secara ekonomi. Makin tinggi rasio beban tanggungan berarti semakin kecil jumlah penduduk produktif dan semakin banyak sumber daya yang harus dibagikan kepada kelompok tidak produktif. Beban tanggungan anak di Kabupaten Samosir pada tahun 2003 sebesar 75,08 dan beban tanggungan usia lanjut sebesar 5,21. Hal ini bahwa setiap 100 orang penduduk Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 usia produktif menanggung sekitar 75,08 orang anak dan 5,21 orang usia lanjut. Dengan kata lain bahwa beban tanggungan di Kabupaten Samosir masih cukup besar yaitu mencapai 80,29. Tingginya beban tanggungan ini diduga akibat adanya perpindahan penduduk usia produktif ke daerah lain dengan tujuan bekerja atau melanjutkan sekolah. d. Distribusi menurut Tingkat Pendidikan. Rendahnya tingkat pendidikan dapat dirasakan sebagai penghambat dalam pembangunan. Dengan demikian, tingkat pendidikan sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk. Keadaan seperti ini sesuai dengan hakekat pendidikan itu sendiri, yakni merupakan usaha sadar untuk pengembangan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Keadaan tingkat pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Samosir berdasarkan hasil Susenas 2003, menunjukkan persentase penduduk usia 10 tahun ke atas yang berhasil menamatkan pendidikan SD sampai dengan perguruan Tinggi sebesar 76,40 persen, selebihnya sekitar 23,60 persen adalah mereka yang berpendidikan SD ke bawah 3,60 persen yang tidakbelum pernah bersekolah dan 20,00 persen yang tidakbelum tamat SD. Dari mereka yang telah menamatkan paling tidak SD tersebut, hanya sekitar 1,50 persen yang tamat diplomaSarjana dan 50,80 persen tamat pendidikan menengah 21,20 persen tamat SMTP dan 29,60 persen tamat SMTA. Di satu sisi, dari setiap 1.000 orang berusia 10 tahun ke atas, sekitar 15 orang diantaranya berpendidikan Tingkat Diploma hingga sarjana. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 Keadaan ini dapat dianggap rendah, hal ini sangat mungkin disebabkan oleh migrasi penduduk yang telah menyandang gelar Diploma atau sarjana untuk mencari pekerjaan atau penghidupan yang lebih layak ke daerahkota lain. e. Agama. Walaupun Mayoritas jumlah penduduk di Kabupaten Samosir adalah Agama Kristen Protestan dan Agama Katolik, namun kerukunan antara umat beragama tumbuh dan berkembang dengan baik untuk menunjang Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir, serta diupayakan perbaikan prasarana dan sarana ibadah keagamaan sesuai dengan perkembangan umat beragama di Kabupaten samosir. f. Etnis dan Suku. Jumlah Etnis dan Suku yang ada di Kabupaten Samosir adalah 6 etnis Batak Karo, Batak Simalungun, Nias, Jawa, Minang, Batak Toba. g. Angka Kemiskinan. Jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2000- 2004. Pada tahun 2000 terdapat sekitar 23 penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, keadaan ini mengalami kenaikan menjadi 41 pada tahun 2004 atau naik sekitar 18 . Secara absolut jumlah penduduk miskin pada periode 2000-2004 mengalami kenaikan sebesar 20.070 Jiwa. h. Angka Pengangguran. Untuk memberikan gambaran mengenai ketenagakerjaan di Kabupaten Samosir, maka secara singkat keadaan ketenagakerjaan dilihat dari penduduk usia Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 kerja dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK. Penduduk usia kerja 10 keatas digolongkan sebagai: 1 Angkatan kerja, bila mereka bekerja atau mencari pekerjaan dan secara ekonomis berpotensi menghasilkan out-put atau pendapatan, dan; 2 Bukan angkatan kerja, bila mereka bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Semakin tinggi Tingkat Partipasi Angkatan Kerja TPAK berarti semakin besar keterlibatan penduduk usia 10 tahun keatas dalam pasar kerja. “Persentase penduduk usia kerja di Kabupaten Samosir yang bekerja adalah sebesar 80,16 , dimana pria sebesar 79,71 dan wanita sebesar 80,57 sedangkan penduduk usia kerja yang mencari kerja adalah sebanyak 0,83 . TPAK Samosir berdasarkan hasil Susenas 2003 adalah sebesar 81,82 . TPAK laki-laki lebih tinggi dari TPAK wanita, hal ini berarti bahwa penduduk laki-laki lebih besar terlibat bahwa penduduk laki-laki lebih besar terlibat dalam pasar kerja. Adapun TPAK Laki-laki sebesar 81,18 dan TPAK wanita 80,80. Tingkat pengangguran terbuka penduduk laki-laki sebanyak 1,85 dan penduduk wanita sebesar 0,29 , sehinggga tingkat pengangguran terbuka secara umum sebesar 1,04”. 38 i. Kinerja Sektor 1. Pertanian. Salah satu pilar pembangunan Pemerintah Kabupaten Samosir adalah terciptanya “pertanian yang maju” Hal ini menunjukan tekad dan kemauan Pemerintah Kabupaten Samosir dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Sebagian besar penduduk Kabupaten Samosir menggantungkan hidupnya dari sector ini. Sektor pertanian menjadi andalan dalam menggerakkan roda perekonomian daerah. Tahun 38 Sumber: www.samosir.go.id, tanggal 22 Pebruari 2008. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 2003 sektor peretanian memberi kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Samosir, yaitu 55,47 persen. Untuk luas lahan sawah dan lahan kering menurut kecamatan di Kabupaten Samosir tahun 2002, Pangururan merupakan kecamatan dengan luas lahan sawah dan lahan kering terluas, yaitu mencapai 21.972 Ha. Sedangkan Simanindo merupakan yang memiliki luas lahan baik sawah dan lahan kering terkecil, yaitu 1.183 Ha. 2. Perikanan. Kegiatan usaha perikanan umumnya dikelola dan diusahakan masyarakat sebagai usaha rumah tangga. Budidaya ikan merupakan salah satu usaha perikanan yang cukup potensial di Kabupaten Samosir. Kegiatan budidaya ini biasanya dilakukan di kolam, sawah, kolam air deras, jaring apung dan usaha tempat pembenihan. Di Kabupaten Samosir jenis budi daya yang memiliki lahan terluas adalah jaring apung dengan luas 2.808 ha. Sedangkan untuk produksi ikannya, dari jaring apung dihasilkan ikan sebanyak 615,06 ton, dari sawah sebanyak 9,10 ton dari kolam sebanyak 4,88 ton. 3. Perkebunan. Untuk mengopotimalkan hasil perkebunan rakyat perlu adanya peningkatan usaha peremajaan dan rehabilitasi perkebunan rakyat, peningkatan intensifikasi tanaman perkebunan, pengadaan bibit unggul, pengendalian hama dan penyakit terpadu, mengadakan penyuluhan secara terpadu, perluasan areal perkebunan, meningkatkan pemasaran hasil perkebunan. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 “Kopi merupakan komoditi yang diminati masyarakat, hal ini terlihat dari luasnya areal yang ditanami dibanding dengan tanaman perkebunan lainnya. Tahun 2003 luas tanaman kopi seluas 835,7 Ha, dengan produksi yang dihasilkan sebesar 469,2 ton dan produktivitas 561,4 kgha. Luas tanaman kelapa tahun 2003 seluas 348,5 ha dengan produksi yang dihasilkan sebesar 41,38 ton dan produktivitas 118,7 kgha. Luas tanaman kulit manis tahun 2003 seluas 6,74 ha dengan produksi yang dihasilkan sebesar 3,45 ton dan produktivitas 511,9 kgha. Luas tanaman kemiri tahun 2003 seluas 341 ha dengan produksi yang dihasilkan sebesar 102,2 ton dan produktivitas 299,7 kaha. Sedangkan luas tanaman kakao tahun 2003 seluas 2,15 ha dengan produksi yang dihasilkan sebesar 0,932 ton dan produktivitas 433,5 kgha. Industri dan Perdagangan”. 39 Dari struktur organisasi lembaga dinas dan teknis di Kabupaten Samosir untuk sector industri dan perdagangan di tangani langsung oleh Dinas Perindustrian, Pertambangan, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Samosir. Sesuai dengan rencana strategis, maka prioritas pembangunan adalah Penataan dan pengembangan sektor industri, perdagangan, pertambangan, jasa, koperasi, usaha kecil dan usaha menengah dalam rangka penumbuhan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat. Serta penataan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui pemanfaatan ruang dan wilayah serta pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan terutama kawasan hutan dan perairan Danau Toba. Dari penjelasan di atas, yang telah dan akan dilakukan Instansi terkait khususnya Dinas Perindustrian, Pertambangan, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Samosir adalah mengembangkan industri hasil hutan Agroforestri, meningkatkan pembinaan 39 Sumber: www.samosir.go.id, tanggal 22 Pebruari 2008. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 industri kecil dengan mengadakan pelatihan kepada pelaku usaha yang tergabung dalam UKM dan Koperasi dengan pemanfaatan tehnologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan mendatangkan para Pakar dari Departemen dan Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sumatera Utara untuk memberikan pemahaman tentang perencanaan usaha dan melakukan studi kelayakan usaha. Untuk menjaga kelestarian alam lingkungan kawasan hutan dan perairan Danau Toba perlu mengadakan penataan pembuangan air limbah, pengendalian dan pemanfaatan enceng gondok di kawasan Danau Toba, penanggulangan lahan kritisgundul, pencegahan penebangan liar, penataan sanitasi perkotaan. 4. Pariwisata. Potensi yang dimiliki Kabupaten Samosir, seperti kekayaan sumber daya alam hutan, barang tambang, panorama yang indah dan keunikan Danau Toba serta kekayaan seni budaya dapat dijadikan objek pariwisata yang menguntungkan. Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan kegiatan pariwisata untuk menggalakkan kegiatan perekonomian, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat serta penerimaan devisa bagi kabupaten. Pemerintah Kabupaten Samosir sangat peduli terhadap pembangunan sektor ini untuk menjadikan “Pariwisata yang indah di Samosir”. Tersedianya prasarana seperti hotel dan akomodasi menjadi faktor yang sangat penting dalam mendukung pembangunan kepariwisataan. Jumlah hotel di Kabupaten Samosir tahun 2003 sebanyak 86 buah, dengan 1.365 kamar dan 2.803 tempat tidur. Konsenterasi hotel dan akomodasi terbanyak terdapat di Kecamatan Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 Simanindo dengan 77 hotel dengan 1.241 kamar dan 2.553 tempat tidur. Hal ini karena Kecamatan Simanindo merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang menarik di Kabupaten Samosir. Berikut data Jumlah Hotel dan akomodasi di Kabupaten Samosir. Untuk menarik daya minat wisatawan dalam dan luar negeri mancanegara perlu melakukan pemanfaatan tempat bersejarah sebagai tempat wisata, penggalian cagar budaya sebagai objek wisata, pembinaan seni tradisionil sebagai hiburan bagi wisatawan lokal dan asingmancanegara, pemeliharaan rumah ibadah inkulturatif batak, dan melakukan peningkatan pesona wisata. Salah satu diantaranya adalah Kecamatan Pangururan yang berada di pulau Samosir.

2. Penduduk