Analisis Data Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba (Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir)

6. Analisis Data

Data primer yang diperoleh dari penelitian lapangan tersebut dianalisis dengan cara kualifikasi sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa data tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang dapat diamati. 31 Selanjutnya data itu dikelompokkan atas data yang sejenis untuk kepentingan analisis dalam penulisan tesis ini. Sedangkan evaluasi dan penafsiran data dilakukan secara kualitatif. Oleh karena itu data yang sudah dikumpulkan dipilah-pilah dan dilakukan pengolahannya, kemudian dianalisis dan ditafsirkan secara logis dan sistematis. Maka diketahui struktur kekerabatan dalam masyarakat Batak Toba, kedudukan anak perempuan dalam hukum waris pada masyarakat Batak Toba serta pergeseran sistem pembagian harta warisan dalam masyarakat Batak Toba di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir. Atas dasar pembahasan dan analisis ini maka diperoleh suatu kesimpulan sebagai jawaban atas segala permasalahan hukum yang diteliti. 31 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 3. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB II STRUKTUR KEKERABATAN DALAM KELUARGA

MASYARAKAT BATAK TOBA DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Van Vollenhoven merupakan peletak dasar ilmu Hukum Adat, menjadi pembangun dan pembina sistem pelajaran Hukum Adat. Ada 3 tiga hal penting karya van Vollenhoven di bidang Hukum Adat yaitu: 1. menghilangkan kesalahan faham yang melihat Hukum Adat identik dengan Hukum Agama Islam. 2. membela Hukum Adat terhadap usaha pembuat undang-undang untuk mendesak atau menghilangkan Hukum Adat, dengan menyakinkan badan tersebut bahwa Hukum Adat adalah suatu hukum yang hidup, mempunyai jiwa dan sistem sendiri. 3. membagi wilayah Hukum Adat Indonesia dalam 19 sembilan belas lingkungan Hukum Adat adatrechtskringen. 32 Adapun pembagian wilayah Lingkungan Hukum Adat dalam 19 sembilan belas wilayah yang dibuat oleh van Vollenhoven tersebut adalah: 1. Aceh Aceh Besar, Pantai Barat, Singkel, Simeulue. 2. Tanah Gajo, Alas dan Batak: a. Tanah Gajo Gajo Lueus; b. Tanah Alas; c. Tanah Batak Tapanuli: 1. Tapanuli Utara: a. Batak Pakpak Barus; b. Batak Karo; c. Batak Simalungun; d. Batak Toba Samosir, Balige, Laguboti, Lumban Djulu. 2. Tapanuli Selatan: a. Padan Lawas Tano Sapandjang; b. Angkola; c. Mandailing Sayurmatinggi. 32 Iman Soediyat, Asas-Asas Hukum Adat, Gajah Mada, Yogyakarta, 1969, hal. 51. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 2.a Nias Nias-Selatan. 3. Tanah Minangkabau Padang Agam, Tanah Dadatar, Lima piluhu Kota, Tanah Kampar, Korintji. 3.a Mentawai orang Pagai.

4. Sumatera Selatan: a. Bengkulu Redjang;