Sumatera Selatan: a. Bengkulu Redjang;

2.a Nias Nias-Selatan. 3. Tanah Minangkabau Padang Agam, Tanah Dadatar, Lima piluhu Kota, Tanah Kampar, Korintji. 3.a Mentawai orang Pagai.

4. Sumatera Selatan: a. Bengkulu Redjang;

b. Lampong Abung, Paminggir, Pubian, Rebang, Gedongtataan, Tulung Bawang; c. Palembang Anak Lakitan, Djelma Daja, Kubu, Pasemah, Semendo; d. Jambi Batin dan Penghulu. 4.a Enggano. 5. Tanah Melayu Lingga-Riau, Indragiri, Sumaterea Timur, orang Bandjar. 6. Bangka dan Belitung. 7. Kalimantan Dayak, Kalimantan Barat, Kapuas Hulu, Kalimantan Tenggara, Mahakam Hulu, Pasir, Dayak Kenja, Dayak Klemanten, Dajak Landak dan Dayan Tajan, Dayak Lawangan, Lepo Alim, Lepo Timai, Long Glatt, Dayak Maanjan Patai, Dayak Maanjan Siung, Dayak Ngadju, Dayak Ot Danun, Dayak Penjabung Punan. 8. Minahasa Menado. 9. Gorontalo Bolaang Mongondow, Boalemo. 10. Tanah Toradja Sulawesi Tengah, Toraja, Toraja Baree, Toraja Barat, Sigi, Kaili, Tawaili, Toraja Sadan, To Mori, To Lainang, Kepulauan Banggai. 11. Sulawesi Selatan Orang Bugis, Bone, Goa, Laikang, Ponre, Mandar, Makasar, Salaiar, Muna. 12. Kepulauan Ternate Ternate, Tidore, Halmahera, Tobelo, Kepulauan Sula. 13. Maluku Ambon Ambon, Hitu, Banda, Kepulauan Uliasar, Saparua, Buru, Seram, Kepulauan Aru, Kisar. 14. Irian. 15. Kepulauan Timur Gugus Timor, Timor, Timor Tengah, Mollo, Sumba, Sumba Tengah, Sumba Timur, Kodi, Flores, Ngada, Roti, Sawu, Bima. 16. Bali dan Lombok Bali, Tnganan Pagringsingan, Kastala, Karangasem, Buleleng, Djembrana, Lombok, Sumbawa. 17. Djawa Tengah, Djawa Timur serta Madura Djawa Pusat, Kedu, Purworejo, Tulungagung, Djawa Timur, Surabaya, Madura. 18. Daerah Kerajaan Surakarta, Yogyakarta. 19. Djawa Barat Priangan, Sunda, Djakarta, Banten. 33 Pembagian tersebut bersifat sementara, karena dewasa ini telah terjadi tukar menukar anggapan para anggota berbagai persekutuan Hukum Adat makin lama 33 Iman Soediyat, Ibid, hal. 52-53. Tiorista: Hak Mewaris Anak Perempuan Dalam Masyarakat Batak Toba Studi Di Kecamatan Pangururan - Kabupaten Samosir, 2008. USU e-Repository © 2008 makin bertambah, dan dengan sendirinya perbedaan antara hukum berbagai persekutuan hukum adat akan hapus atau berkurang. “Di berbagai belahan dunia, banyak komunitas-komunitas adat harus tersungkur di tanah leluhur mereka. Demikian juga dengan nasib hidup jutaan masyarakat adat di bumi Indonesia. Kita lihat masyarakat Jumma People di Chittagong Hill, Bangladesh; Chin dan Karen di perbatasan Thailand, Kamboja dan Burma; Cordilera di Philipina; Orang Asli di Malaysia; Orang Monk di Thailand; dan komunitas-komunitas masyarakat adat dari Sumatera sampai Papua, penindasan dan pelecahan atas hak-hak meerka masih terus berlangsung sampai detik ini”. 34 Menurut Iman Sudiyat hal ini terjadi “karena pengaruh kota-kota besar dan makin meresapnya keinsafan serta kesadaran nasional sebagai warga dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, di samping juga resepsi hukum eropa dan keinginan untuk mengadakan unifikasi hukum di Indonesia”. 35 Lebih jauh, Iman Sudiyat mengatakan bahwa “perbedaan tersebut bukanlah suatu perbedaan asasi, melainkan hanya perbedaan kedaerahan lokal belaka”. 36

1. Sejarah Berdiri