4.4 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat pengaruh kegiatan penyuluhan dalam PKPR terhadap pengetahuan dan sikap responden tentang seks pranikah dan
perubahan pengetahuan dan sikap setelah kegiatan penyuluhan.
4.4.1 Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Responden Tabel 4.8
Perbedaan Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Kegiatan Penyuluhan Dalam PKPR
Pengetahuan Tentang Seks Pranikah
Median n
p Value
Sebelum Penyuluhan 20
56 0,0001
Setelah Penyuluhan 23
56
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa setelah kegiatan penyuluhan ada peningkatan dalam nilai median yang menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan. Dari hasil uji statistik Wilcoxon didapatkan nilai p 0,001 α= 0,05
berarti Ho ditolak dan disimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan penyuluhan dalam PKPR terhadap pengetahuan remaja tentang seks pranikah.
4.4.2 Pengaruh Kegiatan Penyuluhan Terhadap Sikap Responden Tabel 4.9
Perbedaan Sikap Responden Sebelum dan Setelah Kegiatan Penyuluhan Dalam PKPR
Sikap Tentang Seks Pranikah
Mean n
p Value
Sebelum Penyuluhan 39,41
56 0,0001
Setelah Penyuluhan 43,20
56
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada perbedaan rerata antara sikap sebelum kegiatan penyuluhan PKPR dengan setelah kegiatan penyuluhan PKPR.
Rerata sikap setelah kegiatan PKPR lebih besar nilainya yaitu 43,20. Dari hasil uji statistic Paired Sample T-Test
didapatkan nilai p 0,0001 α= 0,05 berarti Ho ditolak dan disimpulkan ada pengaruh kegiatan penyuluhan dalam PKPR terhadap
sikap remaja tentang seks pranikah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Kegiatan Penyuluhan dalam PKPR Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Seks Pranikah
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang seks pranikah sebelum kegiatan penyuluhan dalam PKPR mayoritas berpengetahuan
cukup yaitu sebanyak 29 orang 51,8, baik sebanyak 22 orang 39,3 dan kurang sebanyak 5 orang 8,9. Setelah dilaksanakan kegiatan PKPR berupa penyuluhan
tentang seks pranikah terjadi peningkatan pengetahuan dimana responden berpengetahuan baik meningkat menjadi 45 orang 80,4, berpengetahuan cukup
menjadi 10 orang 17,9 dan berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang 1,8. Hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p0,0001 α= 0,05 hal ini menunjukkan
adanya pengaruh kegiatan penyuluhan dalam PKPR terhadap pengetahuan remaja tentang seks pranikah.
Salah satu faktor penyebab seks pranikah pada remaja adalah kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan reproduksi
khususnya tentang seksual. Ini disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh memberikan gambaran sempit tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan
seksual Aryani, 2010. Hasil penelitian yang menunjukkan terjadinya peningkatan pengetahuan
setelah kegiatan penuluhan yang merupakan bagian dari PKPR sesuai dengan teori bahwa pengetahuan seseorang salah satunya dipengaruhi oleh informasi yang tersedia
Universitas Sumatera Utara