b Pemberian fasilitas termasuk uang pada remaja secara berlebihan. Adanya
ruang yang berlebihan membuka peluang bagi remaja untuk membeli fasilitas, misalnya menginap di hotemotel atau ke night club sampai larut malam.
Situasi ini sangat mendukung terjadinya hubungan seksual pranikah. c
Pergeseran nilai-nilai moral dan etika di masyarakat dapat membuka peluang yang mendukung hubungan seksual pranikah pada remaja. Misalnya, dewasa
ini pasangan remaja yang menginap di hotelmotel adalah hal yang wajar dan biasa sehingga tidak ditanyakandiisyaratkan untuk menunjukkan akte nikah.
d Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya
wanita untuk melakukan hubungan seks pranikah. Karena kemiskinan remaja putri terpaksa bekerja. Namun, sering kali mereka menjadi korban eksploitasi
dan mengalami kekerasan seksual.
2.4.3 Dampak Seks Pranikah
Hubungan seks pranikah menimbulkan banyak kerugian dan dampak bagi
remaja menurut Aryani 2010 diantaranya:
1. Risiko menderita penyakit menular seksual, misalnya Gonore, Sifilis, HIVAIDS,
herpes simpleks, herpes genitalis dan lain sebagainya. 2.
Remaja putri berisiko mengalami kehamilan yang tidak diinginkan. Bila ini terjadi, maka berisiko terhadap tindakan bila aborsi yang tidak aman dan risiko
infeksi atau kematian karena perdarahan. Bila kehamilan diteruskan, maka berisiko melahirkan bayi yang kurangtidak sehat.
3. Trauma kejiwaan depresi, rasa rendah diri, dan rasa berdosa karena berzina.
Universitas Sumatera Utara
4. Remaja putri yang hamil berisiko kehilangan kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan.
2.4.4 Upaya Pencegahan Seks Pranikah
Banyaknya variabel yang memberikan kontribusi remaja melakukan hubungan seks pranikah mengindikasikan bahwa upaya untuk mencegah hal tersebut
tidak terjadi memerlukan kerja sama dari berbagai pihak. Berikut ini adalah beberapa alternatif upaya pencegahan hubungan seks pranikah pada remaja menurut Aryani
2010: 1.
Mengurangi besarnya dorongan biologis dengan cara menghindari membaca buku atau melihat filmmajalah yang menampilkan gambar yang merangsang
nafsu birahi, membiasakan mengenakan pakaian yang sopan dan tidak merangsang serta membuat kelompok-kelompok kegiatan positif dan bermanfaat
untuk mengembangkan diri, misalnya: teater, musik, olahraga, bahasa, pramuka, menjahit dan sebagainya.
2. Meningkatkan kemampuan mengendalikan dorongan biologis dengan cara
pendidikan agama dan budi pekerti, penerapan hukum- hukum agama dalam kehidupan sehari-hari, menghindari penggunaan narkoba dan orang tua atau guru
menjadi model dalam kehidupan sehari-hari, artinya orang tua tidak melakukan hubungan di luar pernikahan, selalu setia pada pasangan dan tidak melakukan
perselingkuhan. 3.
Membuka informasi kesehatan reproduksi bagi remaja. Pendidikan kesehatan reproduksi jangan dilihat secara sempit sebagai sekedar hubungan seksual saja.
Ini perlu dilaksanakan pada remaja, bahkan bisa dilakukan lebih dini.
Universitas Sumatera Utara
Penyampaian materi pendidian seks di rumah sebaiknya dilakukan oleh kedua orang tua dan sebelum usia 10 tahun pendidikan seks bisa diberikan secara
bergantian, tapi umumnya ibu yang lebih berperan. Sementara itu, di sekolah juga harus dibuka informasi kesehatan reproduksi melalui penyuluhan secara
klasikal dan bimbingan secara individual oleh guru bimbingan dan konseling BK sewaktu-waktu bila remaja membutuhkan.
4. Menghilangkan kesempatan melakukan hubungan seks pranikah dengan
beberapa upaya dari orang tua dan masyarakat di antaranya sebagai berikut: a
Orang tua memberikan perhatian pada remaja dalam arti tidak mengekang remaja, namun memberikan kebebasan yang terkendali. Misalnya, bila remaja
mengadakan pesta, maka orang tua turut menghadiri pesta tersebut: pesta tidak dilakukan sampai larut malam dan tidak menggunakan cahaya yang
remang-remang. b
Orang tua tidak memberikan fasilitas termasuk uang saku yang berlebihan. Penggunaan uang harus termonitor oleh orang tua. Orang tua mengarahkan
dan memfasilitasi kegiatan yang positif melalui kelompok sebaya sebagai wahana bagi pengembangan talenta remaja.
c Dukungan dari pemerintah juga diperlukan, misalkan melalui pengawasan
pasangan-pasangan remaja di tempat wisata: persyaratan menunjukkan surat nikah bagi pasangan yang menginap di hotelmotel; penegakan hukum dalam
memberantas narkoba serta pemberian bebas biaya SPP kepada remaja tidak mampu dalam melanjutkan pendidikan.
Universitas Sumatera Utara
Bila setiap orang tua, keluarga dan pemerintah masing-masing memberian perhatian yang cukup pada remaja dan turut serta mendukung terpeliharanya nilai-
nilai moral dan etika, maka akan tercipta suasana sehat bagi kehidupan remaja.
2.5 Remaja 2.5.1 Pengertian