Sintesis: Adaptasi dan Manipulasi Pesan dalam Video Game untuk Membentuk Sebuah Realitas
4.6 Sintesis: Adaptasi dan Manipulasi Pesan dalam Video Game untuk Membentuk Sebuah Realitas
Delta Force: Black Hawk Down merupakan sebuah permainan simulasi perang yang terdapat pada new media yaitu video game. New media memiliki ciri-ciri yaitu immersi dan interaktifitas. Dalam Delta Force: Black Hawk Down, implementasi ciri-ciri new media berada pada aspek pemain harus menaati perintah untuk mampu menyelesaikan game. Aspek berikutnya adalah immersi yakni pemain akan terlibat dalam suasana perang yang disajikan dalam game. Pemain bertindak sebagai salah satu tentara Delta Force yang ditugaskan untuk memenangkan peperangan. Sehingga kontruksi realitas dalam game yang secara terlihat tidak memiliki peraturan justru seakan menjadi sebuah kumpulan perintah-perintah yang harus ditaati untuk menuju sebuah kemenangan.
Video game sebagai salah satu bentuk teknologi media yang dan pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat menguasai aspek pengetahuan dari pembuatan game, maka Amerika Serikat memiliki kemampuan untuk memodifikasi dan mengembangkan game tersebut. Pesan yang terkandung dalam game juga merupakan unsur penting yang dikembangkan oleh Amerika Serikat. Dalam sejarah pengembangan game di Amerika, militer Amerika merupakan pihak yang mengambil keuntungan untuk membentuk sebuah image kemiliteran Amerika. Hal ini disebut juga industrialisasi militer, contoh dari konsep industrialisasi ini adalah munculnya game-game yang bertema perang antar negara dengan tokoh pahlawan militer Amerika. Aktivitas industrialisasi militer selalu mengarahkan pada tokoh pahlawan perang dalam game adalah
militer Amerika. Game Delta Force: Black Hawk Down merupakan salah satu bentuk dari industrialisasi militer. Namun terdapat hal yang berbeda dari game pada umumnya, game ini merupakan adaptasi dari sejarah militer Amerika Serikat yang nyata yaitu Battle of Mogadishu. Dalam sejarahnya, tertulis bahwa militer Amerika mengalami sebuah kekalahan namun akhir game mengarahkan pada proses menuju kemenangan. Perbedaan jalan cerita ini seakan menjadi bentuk implementasi modifikasi pesan dalam game untuk menolak kekalahan atau memperbaiki nama baik. Modifikasi yang terjadi dalam game ternyata tidak hanya mengubah kekalahan menjadi kemenangan saja namun terbanyak banyak unsur baik secara simbol maupun teks yang memiliki penekanan terhadap beberapa pernyataan. Contohnya seperti peran PBB yang lebih lemah daripada militer Amerika, pembentukan karakter musuh yaitu militan Somalia yang tidak tereferensi dengan baik, dan kekuatan militer Amerika yang berlebihan.
Peran PBB dalam game ini digambarkan tidak mampu berperang dan hanya sebagai petugas pengirim makanan. Setiap misi yang melibatkan PBB tidak pernah menjelaskan bahwa PBB sedang dalam memimpin operasi militer, melainkan militer Amerika yang mengambil operasi militer yang berbahaya. Kemudian pada pernyataan bahwa militan Somalia tidak tereferensi dengan baik karena produser game membentuk karakter Somalia hanya dari pendapat seorang militer Amerika, bahwa militan Somalia merupakan masyarakat yang liar dan tidak terdidik. Penggambaran militer Amerika yang berlebihan mengarahkan pada aktivitas dalam game yaitu satu tokoh militer Amerika mampu membunuh satu Peran PBB dalam game ini digambarkan tidak mampu berperang dan hanya sebagai petugas pengirim makanan. Setiap misi yang melibatkan PBB tidak pernah menjelaskan bahwa PBB sedang dalam memimpin operasi militer, melainkan militer Amerika yang mengambil operasi militer yang berbahaya. Kemudian pada pernyataan bahwa militan Somalia tidak tereferensi dengan baik karena produser game membentuk karakter Somalia hanya dari pendapat seorang militer Amerika, bahwa militan Somalia merupakan masyarakat yang liar dan tidak terdidik. Penggambaran militer Amerika yang berlebihan mengarahkan pada aktivitas dalam game yaitu satu tokoh militer Amerika mampu membunuh satu
Setiap pernyataan yang secara garis besar nampak pada saat analisis mengarahkan pada elemen mikro pada sebuah teks dalam dimensi analisis wacana kritis Teun A Van Dijk. Pada elemen makro, perhatian analisis mengarah pada konteks umum yang terdapat pada masyarakat, khusus wacana mengenai militer Amerika dalam dunia adalah persenjataan, kekuatan, dan kecanggihan. Kekuatan dan kecanggihan erat kaitannya dengan sebuah kemenangan dalam berperang. Asumsi mengenai wacana militer Amerika selalu menang ingin ditonjolkan oleh produser dalam game untuk menghapus wacana kekalahan militer Amerika saat kejadian Battle of Mogadishu. Praktek pemanfaatan game sebagai media yang mampu memanipulasi realitas merupakan bentuk dominasi media yang dilakukan oleh Amerika terutama institusi militernya. Peran serta kedua rangers dalam pembuatan dan pengembangan game digunakan sebagai alasan kredibilitas cerita yang disampaikan mendekati fakta sebenarnya. Kapasitas militer Amerika yang mampu menguasai aset media yaitu video game mampu melakukan aktivitas propaganda melalui video game Delta Force: Black Hawk Down.
Bentuk konstruksi yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah Amerika merupakan negara yang mendominasi PBB, PBB merupakan sebuah organisasi boneka yang dibentuk tidak lepas demi kepentingan Amerika jika melihat pada konteks sosial. Kemudian konstruksi kekuatan Amerika terrepresentasi melalui kekuatan dan kemampuan perang, pernyataan ini diperlihatkan selama game berlangsung, secara konteks sosial kemudian inovasi persenjataan Amerika memang mendominasi dunia, ideologi ini terus ditekankan untuk menciptakan sosok negara yang akan selalu menang dalam setiap kondisi peperangan.
Merujuk pada kisah Black Hawk Down sebagai sebuah bencana kekalahan militer Amerika maka dalam game kontruksi yang dibangun adalah kemenangan. Kemenangan tersebut diperlihatkan ketika momen Black Hawk jatuh tidak ada penggambaran kesusahan seperti yang digambarkan oleh media berita BBC. Wes Eckhart selaku pembuat game Delta Force: Black Hawk Down mengatakan jika tidak akan membuat game yang memperlihatkan tentara Amerika disiksa oleh militan Somalia selaku musuh. Sehingga yang terjadi dalam game adalah militer Amerika mampu memperbaiki keadaan dan menang pada akhirnya dengan Merujuk pada kisah Black Hawk Down sebagai sebuah bencana kekalahan militer Amerika maka dalam game kontruksi yang dibangun adalah kemenangan. Kemenangan tersebut diperlihatkan ketika momen Black Hawk jatuh tidak ada penggambaran kesusahan seperti yang digambarkan oleh media berita BBC. Wes Eckhart selaku pembuat game Delta Force: Black Hawk Down mengatakan jika tidak akan membuat game yang memperlihatkan tentara Amerika disiksa oleh militan Somalia selaku musuh. Sehingga yang terjadi dalam game adalah militer Amerika mampu memperbaiki keadaan dan menang pada akhirnya dengan
Kontruksi berikutnya adalah tindakan dan respon militan Somalia pada keadaan perang dalam game. Gambaran-gamabaran brutal diperlihatkan dengan militan Somalia yang berperang tanpa menggunakan baju anti peluru dan helm perang. Kemudian cara mereka berperang yang cenderung melakukan dengan serempak dan mengandalkan kuantitas personel. Konstruksi-kontruksi ini secara garis besar meletakkan posisi Amerika berada di atas negara Somalia dan PBB, perlu diperhatikan pula jika konstruksi dalam sebuah game menempatkan pemain dalam posisi militer Amerika sehingga ideologi kekuatan militer Amerika secara langsung tertanam di benak pemain namun secara tidak sadar.
Penempatan militan Somalia sebagai peran antagonis dan Delta Force sebagai protagonis menyebabkan munculnya pemikiran jika terdapat teroris yang berada pada Somalia. Mengarahkan pada tokoh Mohammed Farra Aidid sebagai muslim juga sebagai teroris. Pemikiran kemudian bergeser pada rilis game yakni tahun 2002 yang hampir bertepatan pada menguatnya isu internasional yaitu terorisme yang terjadi pada tahun 2001. Setelah isu tersebut muncul game-game yang menciptakan muslim sebagai common enemy seperti Battlefield 4, Splinter Cell Blacklist , dan Medal of Honor.
Konten yang disuguhkan oleh media video game ternyata tidak lepas dari isu internasional dan bahkan tidak ragu-ragu untuk mengangkat nama yang merepresentasikan pada tokoh yang benar-benar ada eksistensinya dan dinilai Konten yang disuguhkan oleh media video game ternyata tidak lepas dari isu internasional dan bahkan tidak ragu-ragu untuk mengangkat nama yang merepresentasikan pada tokoh yang benar-benar ada eksistensinya dan dinilai