Sejarah Black Hawk Down dan Konstruksi Narasi dalam Delta Force: Black Hawk Down
2.7 Sejarah Black Hawk Down dan Konstruksi Narasi dalam Delta Force: Black Hawk Down
Kejadian ini terkenal dengan nama Battle of Mogadishu yang terjadi pada tanggal 9 Desember 1992, merupakan sebuah operasi bernama Operation Restore Hope yang digagas oleh US dan PBB untuk mengembalikan perdamaian di negara
Somalia yang pada saat itu sedang terjadi kemelut perang saudara. Mohammed Farra Aidid merupakan seorang mantan pemimpin militer yang menjadi tokoh dalam penyerangan-penyerangan terhadap masyarakat Somalia yang tidak bersalah. US bertindak dibawah yuridiksi PBB namun memiliki tugas tersendiri yaitu sebagai pihak yang menciptakan lingkungan aman ketika bantuan kemanusiaan dilakukan oleh PBB. US berpendapat bahwa perang ini tidak akan pernah selesai jika tokoh Aidid tidak segera dilumpuhkan, dengan ini US bergegas mengambil langkah untuk segera menangkap Aidid, namun misi rahasia ini terendus oleh pihak Aidid yang akhirnya perang terjadi di tengah kota Mogadishu hingga puncak peristiwa yaitu tertembaknya dua helikopter Black Hawk milik US dengan RPG (Rocket Propelled Grenade), yang hingga kini dikenal dengan momen Black Hawk Down. Setelah kejadian ini US akhirnya memborbardir kota Mogadishu dan meninggalkan negara tersebut.
Menurut Kuzmarof (2013) dalam sebuah situs hnn.us 4 jauh sebelum terjadi perang saudara di Somalia, Amerika telah menempatkan diri di negara ini pada
tahun 1988, ketika Somalia dipimpin oleh seorang diktator bernama Siad Barre, Amerika telah menjalin sebuah perjanjian untuk kepentingan Amerika yaitu sekuritas wilayah Somalia sebagai jalur komunikasi dan penyelundupan tentara sekutu area Pasifik dan Eropa yang kritis dan strategis ketika terjadi perang dingin dengan Soviet. Selama perjanjian ini Amerika menyuplai berbagai senjata dan tim-tim intelejen untuk membantu Barre mengalahkan klan Isaaq dalam mengusai Somalia.
4 hnn.us merupakan situs yang mengupas fakta dibalik sejarah, dikemas dalam bentuk berita
Setelah Barre digulingkan, maka Somalia terpecah menjadi dua kubu, yang salah satunya dipimpin Aidid yang sebenarnya adalah salah satu anggota program pelatihan polisi militer Amerika. Pada saat ini pula media Amerika memberika image bahwa Amerika akan bertindak sebagai pihak penyelesaian masalah dengan mencanangkan Operation Restore Hope tersebut, sebagai contoh Amerika selalu menayangkan seorang anak kurus kering hitam sedang menggaruk-garuk tanah. Kuzmarof (2013) menjelaskan bahwa sebelum jatuhnya Black Hawk karena ditembak RPG, para penembak tersebut keluarganya telah disiksa dan dibunuh oleh tentara Amerika, tentara-tentara Amerika telah menembak secara membabi buta kerumunan warga Somalia sebagai bentuk terbunuhnya 18 anggota militer Amerika.
Terdapat salah satu misi yaitu menghancurkan salah satu stasiun radio milik Aidid, tujuan dari misi ini sebenarnya adalah mencegah Aidid melakukan gencatan senjata dengan klan lain untuk mengalahkan Amerika pada saat itu, Aidid menghentikan perang saudara dikarenakan beberapa alasan yaitu Amerika ingin menyelamatkan investasi dalam sebuah perusahaan kilang minyak di Somalia yang menurut Aidid merupakan aset negaranya, dan karena tindakan Amerika yang telah menghancurkan simbol-simbol budaya serta bangunan- bangunan kritis seperti rumah sakit yang ada di Somalia.
Palestina sebagai pihak PBB juga menembak beberapa demonstran Somalia sebagai wujud balas dendam karena 24 anggota militer Palestina telah gugur dalam perang. Tentara Perancis, Amerika, Belgia, dan Kanada juga dikatakan selama operasi kemanusiaan ini terjadi mereka telah membunuh banyak Palestina sebagai pihak PBB juga menembak beberapa demonstran Somalia sebagai wujud balas dendam karena 24 anggota militer Palestina telah gugur dalam perang. Tentara Perancis, Amerika, Belgia, dan Kanada juga dikatakan selama operasi kemanusiaan ini terjadi mereka telah membunuh banyak
Ketika sebuah sejarah diceritakan kembali dalam wujud produk hiburan seperti film, novel, atau bahkan video game maka akan ada batasan-batasan tertentu yang akan dilakukan oleh pencerita tersebut. Film Black Hawk Down memiliki batasan dari segi durasi, ditekankan dalam film Black Hawk Down adalah bagaimana negara Amerika mengalami kekalahan dan ending cerita digambarkan sebuah kekalahan telak. Sebuah sisi yang kontradiktif dan mengubah sudut pandang khalayak dalam menyikapi peristiwa ini ketika memenggal bagian akhir.
Penelitian ini berfokus pada kisah Black Hawk Down yang diceritakan kembali melalui sebuah video game, dimana setiap tahapan pemain dalam merasakan momen sejarah ini memiliki pengalaman sendiri dan tingkat proximity yang berbeda pula. Negara Amerika digambarkan memiliki superioritas dengan ending yang menjelaskan peran negara Amerika benar-benar mengakhiri peristiwa dengan membunuh target utama mereka yaitu Aidid. Perbedaan-perbedaan ini menjelaskan bahwa media berperan untuk membelokkan persepsi khalayak dengan melakukan tindakan kontruksi terhadap setiap detil peristiwa ini. Pola pemikiran khalayak kembali dikonstruksi dan menimbulkan sebuah wacana, pemain disuguhkan dengan aksi-aksi superior dari avatar tentara Amerika dalam menjalankan setiap misi-misi yang ada dalam Delta Force: Black Hawk Down.