METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Wacana hadir dalam sebuah interaksi sosial, posisi peneliti berada dalam interaksi sosial tersebut, sehingga dalam mengungkap dan menggambarkan fenomena itu butuh sebuah pengamatan sedalam-dalamnya dengan analisis sedetail mungkin untuk memahami fenomena tersebut.
Peneliti diarahkan oleh produk berpikir induktif untuk menemukan jawaban logis terhadap apa yang sedang menjadi pusat perhatian dalam penelitian, dan akhirnya produk berpikir induktif menjadi jawaban sementara terhadap apa yang sedang dipertanyakan dalam penelitian dan menjadi perhatian itu. Jawaban tersebut dinamakan dengan berpikir induktif-analitis (Bungin, 2010, h. 6). Sebuah penelitian yang menempatkan peneliti berada dalam sebuah fenomena merupakan salah satu ciri dari penelitian kualitatif.
3.1.1 Paradigma Penelitian
Peneliti menggunakan paradigma kritis karena asumsi peneliti terdapat sesuatu hal yang harus diungkap dibalik sebuah fenomena. Paradigma kritis berkutat mengenai keistimewaan dan kekuatan dari sebagian kelompok yang diperoleh dari makna-makna yang dihasilkan masyarakat tertentu (Littlejohn & Foss, 2009, h. 68). Kesesuaian paradigma kritis dengan penelitian ini adalah banyaknya kegiatan propaganda yang dilakukan oleh negara Amerika sehingga Peneliti menggunakan paradigma kritis karena asumsi peneliti terdapat sesuatu hal yang harus diungkap dibalik sebuah fenomena. Paradigma kritis berkutat mengenai keistimewaan dan kekuatan dari sebagian kelompok yang diperoleh dari makna-makna yang dihasilkan masyarakat tertentu (Littlejohn & Foss, 2009, h. 68). Kesesuaian paradigma kritis dengan penelitian ini adalah banyaknya kegiatan propaganda yang dilakukan oleh negara Amerika sehingga
3.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang peneliti pilih adalah analisis wacana kritis perpektif Teun A. Van Dijk. Analisis wacana oleh van Dijk digambarkan menjadi tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks (Eriyanto, 2012, h. 224).
1. Teks, yang dianalisis adalah struktur teks dan strategi wacana yang dipakai. Dalam dimensi ini yang diteliti adalah bagaimana struktur yang ada pada game Delta Force: Black Hawk Down.
2. Kognisi sosial, bagaimana produksi teks tersebut melibatkan kognisi individu dari pihak yang memproduksi teks tersebut, dalam game Black Hawk Down akan diteliti bagaimana pihak intitusi pengembang dan pembuat game tersebut dilihat latar belakang dan dinamika pembuatan game tersebut.
3. Konteks, merupakan analisis pada wacana yang berkembang di masyarakat, dalam game Delta Force: Black Hawk Down akan dijelaskan mengenai wacana yang berkembang mengenai Militer Amerika dengan pihak lain di benak masyarakat.
3.2 Fokus Penelitian
Peneliti memfokuskan pada bentuk-bentuk konstruksi media yang menurut peneliti mengarahkan pada ideologi negara Amerika sebagai negara super power yang dipropagandakan melalui game Delta Force: Black Hawk Down.
1. Pada dimensi teks, akan difokuskan pada scene briefing setiap misi dan pemilihan senjata, kemudian simbol-simbol dalam setiap misi dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk mengetahui sisi konotatif makna dalam konteks sebuah game.
2. Pada dimensi kognisi sosial akan difokuskan pada penelusuran data dan dokumentasi wawancara mendalam oleh pihak portal game mengenai proses pengembangan game.
3. Pada dimensi konteks akan ditelusuri dan pencarian sumber dari referensi berita mengenai wacana militer Amerika dan fenomena Black Hawk Down diberitakan di media lain.
Tabel 1
Teks
Skema Analisis Van Dijk
Kognisi Sosial
Konteks
Sumber: Diadaptasi dari Eriyanto (2012). Analisis Teks dan Wacana Kritis (h. 228)
3.3 Unit Analisis Data
Unit analisis data yang peneliti gunakan adalah gambar-gambar dalam setiap misi yang mengarahkan pada bentuk ideologi negara Amerika sebagai negara super power yang dipropagandakan melalui game Delta Force: Black Hawk Down yang ditampilkan dalam bentuk screenshot yang diambil dari game Delta Force: Black Hawk Down .
3.4 Sumber Data
Sumber data berupa dokumentasi dari cuplikan game Delta Force: Black Hawk Down , cuplikan wawancara yang dilakukan oleh portal game dengan pihak publisher , dan referensi diluar media game seperti portal berita online yang membahas mengenai peritiwa Black Hawk Down.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk menghimpun informasi-informasi yang digunakan dalam sebuah penelitian. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti diantaranya :
1. Observasi partisipan dan dokumentasi-dokumentasi dari game Delta Force: Black Hawk Down .
2. Dokumentasi wawancara mendalam oleh pihak portal game terhadap produser game dan kru yang terlibat yang diambil dari portal media game IGNPC.com
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam pemikiran van Dijk mengenai konsep power dalam sebuah wacana mengarahkan pada proses yang ada hingga mewujudkan teks tersebut. Teks disini tidak hanya mengarah pada sebuah bahasa atau tulisan, melainkan mampu dicuplik dari berbagai produk seperti periklanan, film, dan sebagainya (Eriyanto, 2012, h. 223).
Dalam tahapan analisisnya van Dijk membagi tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks (Kuntoro, 2008, h. 46). Pada dimensi teks dibagi lagi menjadi beberapa level analisis yaitu tematik, skematik, dan semantik (Eriyanto, 2012, h. 228). Implementasinya pada penelitian ini adalah video game Delta Force: Black Hawk Down sebagai dimensi teks. Pada level semantik akan diganti dengan analisis semiotika milik Roland Barthes dengan difokuskan pada bagaimana bentuk-bentuk superioritas disimbolkan baik melalui latar belakang game , bentuk briefing misi yang diberikan untuk player, dan identitas avatar sebagai pembawa pola pikir tertentu. Analisis Roland Barthes tahapan analisa yaitu two order of Signification seperti berikut:
1. Denotasi adalah pemaknaan tingkat pertama, merupakan tanda yang sebenarnya tidak memiliki makna, hanya sebagai bentuk objek yang tampak oleh mata (Noth, 1995, h.312).
2. Konotasi, Konotasi adalah pemaknaan dimana tanda dipengaruhi oleh perasaan dan persepsi pemakna (Danesi, 2002, h.37) Kemudian pada level skematik akan dipetakan bagaimana cerita pada game ini diarahkan, fokus terhadap awal mula permasalahan, bentuk konflik, tema 2. Konotasi, Konotasi adalah pemaknaan dimana tanda dipengaruhi oleh perasaan dan persepsi pemakna (Danesi, 2002, h.37) Kemudian pada level skematik akan dipetakan bagaimana cerita pada game ini diarahkan, fokus terhadap awal mula permasalahan, bentuk konflik, tema
Dimensi berikutnya adalah kognisi sosial, Menurut Van Dijk (1993) kognisi sosial merupakan sebuah akses terhadap dimensi sosial untuk mampu berkomentar mengenai hal-hal yang menjadi perdebatan, namun Van Dijk (1993) menambahkan jika perdebatan mengenai wacana tersebut bersinggungan mengenai nilai dan norma kemiliteran maka kognisi sosial mengarah pada managemen pola pikir yang melibatkan ideologi dan norma serta keyakinan yang telah berlaku. Persepsi pembuat akan menciptakan sebuah kecenderungan dalam memproduksi teks tersebut. Implementasinya dalam penelitian ini mengarahkan kepada pihak pembuat game yaitu publisher game. Cara untuk mengetahui bagaimana bentuk mental, persepsi publisher terhadap game ini adalah dengan mengetahui latar belakang dan identitas publisher game dan langkah-langkah yang dipersiapkan sebelum game tersebut dipasarkan.
Langkah analisis berikutnya adalah dimensi konteks, dimensi konteks meneliti mengenai bagaimana fenomena yang berkembang ini terkait dengan teks yang telah diteliti. Wacana yang berkembang di masyarakat tidak lepas dari konstruksi-konstruksi dan menyebabkan sebuah sistem pemikiran (Eriyanto, 2012, h. 271). Kaitannya dengan video game ini maka akan diteliti bagaimana wacana yang terbentuk oleh media lain diluar video game berfokus pada media portal berita merujuk pada peristiwa Black Hawk Down.