Bentuk pasif (Die Formen des Passivs)

12.1 Bentuk pasif (Die Formen des Passivs)

Seperti bahasa asing yang lain, bahasa Jerman juga mengenal bentuk pasif dalam susunan kalimatnya. Dalam bahasa Jerman, orang membedakan ada 2 bentuk pasif yakni pasif dengan memakai werden (das werden-Passiv) dan bentuk pasif dengan memakai verba bantu sein (das

sein-Passiv). Pemakaian sein-Passiv dalam bahasa lain lebih umum sebab kata kerja ini ekuivalen seperti bahasa Inggris to be, Prancis être. Kedua bahasa yang disebutkan terakhir hanya memakai 1 verba bantu sedangkan dalam bahasa Jerman, ada 2 kata kerja bantu untuk membentuk kalimat

pasif. Setelah itu diikuti oleh kata kerjanya dalam bentuk ke tiga (V3) atau sering disebut Partizip

II. Jadi kalimat pasif dalam bahasa Jerman memiliki struktur :

Passiv = subjekt + werden/sein + Partizip II (V3)

1) werden-Passiv

Bentuk pasif dengan memakai werden yaitu sebagian besar dibentuk dengan verba objek akkusatif. Contoh:

Zwei Professoren begutachten die Arbeit. (Dua orang mahaguru menjelaskan pekerjaan itu) Die Arbeit wird von zwei Professoren begutachtet.

(Tugas itu dijelaskan oleh dua orang mahaguru itu). Jadi: Kalimat Aktif (Aktivsatz)

Kalimat Pasif (Passivsatz)

Subjek = Subjekt

→ tetap bei atau durch

Objek akkusatif (Akkusativobjekt)

→ Subjek = Subjekt

es/man (sebagai subjek)

→ (dihilangkan)

Kasus lain

→ (tetap tidak berubah)

Orang dapat pula membentuk kalimat pasif yang bukan orang untuk beberapa verba tanpa objek akkusatif yaitu:

- dengan objek datif: Man hilft ihm. → Ihm wird geholfen. - dengan objek kata depan: Man denkt an sie. → An sie wird gedacht.

- tanpa objek: Man arbeitete lange. → Es wurde lange gearbeitet. Partizip II dibentuk dari werden oleh bentuk pasif worden, oleh adjektiva predikat dan oleh

kata benda geworden. Bandingkan! Er ist geprüft worden. (Passiv =Pasif) Er ist alt geworden. (Adjektiv =Adjektiva)

Er ist Klempner geworden. (Substantiv = Kata Benda)

2) sein-Passsiv

Orang hanya dapat membentuk sebuah sein-Passiv sesuai aturan pada salah satu bentuk werden-Passiv yang mungkin. Bentuk pasif bukan orang, yaitu bentuk pasif dari verba-verba tanpa Orang hanya dapat membentuk sebuah sein-Passiv sesuai aturan pada salah satu bentuk werden-Passiv yang mungkin. Bentuk pasif bukan orang, yaitu bentuk pasif dari verba-verba tanpa

Contoh: Die Straße war von Lampen erleuchtet. – Jalan diterangi oleh lampu-lampu.

Die Wiese ist durch einen Zaun abgegrenzt. – Rerumputan dibatasi oleh sebuah tali kendali. Berikut ini beberapa kalimat pasif dalam beberapa waktu dalam Tempora.

Präsens

Der Stein wird geschliffen.

(Kala kini)

(Batu diasah.) Die Fische werden gefangen. (Ikan-ikan ditangkap.)

Präteritum

Der Stein wurde geschliffen.

(Kala lampau)

Die Fisches wurden gefangen.

Perfekt

Der Stein ist geschliffen worden.

(Kala lalu-belum usai) Die Fische sind gefangen worden. Plusquamperfekt

Der Stein war geschliffen worden. (Kala lalu-usai)

Die Fische waren geschliffen worden. Selain itu untuk membuat kalimat pasif dapat pula memakai verba bantu yang lain misalnya

müssen atau dürfen, perhatikan contoh berikut ini. Präsens

Der Stein muß geschliffen werden. (Batu harus diasah.) Die Häusser dürfen gebaut werden. (Rumah-rumah boleh didirikan.)

Präteritum

Der Stein mußte geschliffen werden. Die Häusser durfen gebaut werden.

Perfekt

Der Stein hat geschliffen werden müssen. Die Häusser haben gebaut werden dürfen.

Plusquamperfekt

Der Stein hatte geschliffen werden müssen. Die Fische hatten gebaut werden dürfen.

Jika sebuah kalimat pasif ingin dibuat menjadi sebuah anak kalimat atau kalimat tambahan, maka urutan katanya akan berubah seperti contoh di bawah ini.

Beispiele: Hier ist die Werkstatt, wo die Diamanten geschliffen werde. (Ini adalah bengkel, dimana intan-intan diasah.) Er ist noch nicht sicher, ob die Häusser gebaut werden dürfen. (Belum pasti, apakah rumah-rumah diijinkan untuk dibangun.)