Ebook ini diunduh dari situs bahasa

Kata Pengantar

Sementara orang berpendapat bahwa mempelajari bahasa Jerman tidaklah sulit sebab pengucapan kata-katanya hampir sama seperti penulisannya. Tetapi bila diteliti lebih mendalam, kenyataannya tidak semudah itu. Banyak kata-kata dalam bahasa Jerman tidak diucapkan

sebagaimana biasa dilakukan dalam bahasa kita (Indonesia). Dalam e-book ini dibahas berbagai jenis kata seperti kata benda, kata sandang, kata kerja,

kata ganti, kata depan, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan dan kata penghubung. Pendek kata, ebook ini ditujukan kepada seluruh golongan pembaca, baik mereka yang baru

mulai belajar (pemula), para siswa sekolah lanjutan tingkat atas jurusan IPS/Bahasa ataupun mereka yang telah pernah mendalami bahasa Jerman dari buku-buku lain. Buku ini kiranya dapat dijadikan pelengkap atau pembanding.

Selamat belajar! Semoga bermanfaat.

GELERNT IST GELERNT!

Kalisari, April 2009.

Ridwansyah

1 Pronomina persona dan pronomina milik (Die Personalpronomen und das Possessivpronomen)

1.1 Pronomina persona (Die Personalpronomen)

ebagaimana Anda ketahui bahwa untuk membuat kalimat yang baik selain diperlukan kata kerja sebagai predikat, juga dibutuhkan pelaku atau pokok kalimat (subjek). Pelaku dalam kalimat dapat berasal dari kata ganti (pronomina) atau dari kata benda (nomina).

Kata ganti yang bertindak sebagai pelaku dalam kalimat yaitu kata ganti persona. Pelaku-pelaku yang berasal dari kata ganti persona yakni: ich = saya, aku

wir = kami, kita

du = kamu, kau

ihr = kamu semua, kalian

er = dia (lk.)

sie = mereka, dia (pr.)/jamak

sie = mereka, dia (pr.)/tunggal

Sie = Anda

es = itu

Di bawah ini skema namval ke 1 dan ke 4 dari kata ganti persona.

Namval ke satu - Nominativ:

Namval keempat - Akkusativ:

ich – saya

mich

du – kamu

dich er – dia lelaki ihn

sie – dia perempuan

wir – kami, kita

uns

ihr – kamu semua, kalian

euch

sie – mereka (w) – jamak

sie

Sie – Anda

Sie

Contoh: Aku sudah tidak melihatnya. - Ich habe ihn nicht gesehen. Apakah Anda sudah memanggil saya? - Haben Sie mich gerufen? Ya, aku sudah memanggil kamu. - Ja, ich habe dich gerufen. Dia sudah menjumpainya. - Er hat ihn gezeichnet. Selanjutnya bila dalam kalimat dijumpai kata “kepada” dan “untuk” pada kata ganti persona,

maka yang digunakan sesudah kata depan itu adalah namval (kasus) ketiga atau disebut pula tujuan (objek) penyerta. Atau dalam bahasa Jerman lebih dikenal sebagai kasus Dativ.

Contoh dalam bahasa Indonesia: Saya memberi ibu saya bunga-bunga. Anda bisa pula mengatakan: Saya memberi kepada ibu saya bunga-bunga.

Aku membuka kawanku pintu. Anda bisa juga mengatakan: Aku membuka untuk kawanku pintu.

Secara lengkap skema ketiga kasus pada kata ganti persona seperti berikut:

Skema namval

Kasus jantan betina netral jamak

1. der Mann (er) die Frau (sie) das Kind (es) die Kinder (sie) 3. dem Mann (ihm) der Frau (ihr) dem Kind (ihm) den Kindern (ihnen) 4. den Mann (ihn) die Frau (sie) das Kind (es) die Kinder (sie)

Dalam jamak, kata-kata yang tidak berakhir dengan sebuah n, dalam namval ke tiga harus ditambah sebuah n di ujungnya .

Skema namval

1. ich du er sie es

3. mir dir ihm ihr ihm

4. mich dich ihn sie es 1. wir ihr sie’) Sie ”) ‘) die Leute

3. uns euch ihnen Ihnen ”) bentuk kesopanan 4. uns euch sie Sie

Dari skema di atas tidak terlihat kasus ke dua. Kasus kedua dalam bahasa percakapan jarang digunakan. Kasus kedua hanya masih dijumpai dalam bahasa tulisan. Bila diperlukan, Anda dapat menggunakan von untuk menggantikan namval kedua ini. Bandingkan kalimat-kalimat berikut:

Hier ist das Buch meines Bruders. Ini adalah buku abang-abangku. Di sini ada 2 nomina yang saling berhubungan yaitu Buch dan Bruder. Das Paar bekommt von dem Pfarrer eine Bibel. Pasangan itu memperoleh sebuah kitab injil dari pastor. Di sini verba (bekommt) berkaitan dengan sebuah nomina (Pfarrer).

1.2 Pronomina milik (Das Possessivpronomen)

Kata ganti milik menyatakan kata ganti yang berkaitan atas kepemilikan suatu benda atau barang. Contoh: Itu milik saya.

Pronomina milik dipakai sebagai: sebuah kata sandang (sebelah kiri kata benda)

Das ist mein Hund. – Itu adalah anjingku. sebagai pronomina (berdiri sendiri tanpa kata benda)

Wem gehört der Hund? Das ist meiner. – Milik siapa anjing itu? – Itu milik saya.

Pronomina milik dalam bahasa Jerman, yaitu : mein

saya punya

dein -

kamu punya

sein, ihr

dia (lk./pr.) punya

unser

kami (kita) punya

euer -

kamu punya kamu punya

mereka punya

Ihr -

Anda punya

2 Bentuk-bentuk verba (die Formen des Verbes)

ebelum memulai pembahasan lebih jauh mengenai bentuk waktu dalam bahasa Jerman, sebaiknya terlebih dulu kita mengenal lima bentuk verba yang lazim ditemui dalam bahasa ini. Bentuk-bentuk verba tersebut adalah sebagai berikut:

Verba (kata kerja) No.

Nama bentukan

beraturan (lemah)

Tidak beraturan (kuat)

1 Infinitiv

kommen (datang) ich schreibe – aku ich komme – aku datang

sch reib en (menulis)

menulis

2 Der Stamm atau infinitiv

komme

tanpa akhiran –en atau –n, sch reib

präsens, verba bentuk ke I.

Präteritum, atau kata kerja

3 dalam bentuk ke II

kam

sch reib te

ich kam – aku datang

ich schreibte – aku

Partizip I atau perbuatan

menulis

4 sedang dilakukan

Partizip II atau perbuatan

kommend

telah selesai dilakukan atau sch reib end

5 bentuk ke III.

gekommen ges ch ri eben

Keterangan: • Infinitiv yaitu bentuk dasar dari kata kerja. Artinya bentuknya masih asli (belum diubah).

Bentuk ini disebut pula Nennform. Misalnya: arbeiten, lernen, gehen. Pembahasan lebih lanjut dalam sub bab kata kerja (das Verbe).

• Stamm yaitu akar dari verba. Jadi yang dinamakan infinitiv yaitu Akar verba + akhiran – en atau –n atau : Stamm + Endung –en atau –n. Sebagian besar verba dalam bahasa Jerman berakhiran –en hanya beberapa berakhiran –n misalnya verba dengan –er dan –el: klappern –

gemetar; schütteln - mengocok. Dan verba-verba sein – adalah; tun – melakukan. • Präteritum yaitu bentuk “sedang pada masa lampau”. Atau sama seperti dalam bahasa

Inggris bentuk Past Tense atau bentuk kata kerja ke II. • Partizip I yaitu “perbuatan yang sedang dilakukan” atau bentuk ini sepadan dalam – “ing-

form” dalam bahasa Inggris, yang lazim dikenal dengan “The Present Participle”. Bentuk demikian ini dalam bahasa Jerman disebut dengan Mittelwort der Gegenwart (Kata alat

untuk waktu kini). Contoh partizip I: schreib-end (dari infinitiv schreiben - menulis), lieg- untuk waktu kini). Contoh partizip I: schreib-end (dari infinitiv schreiben - menulis), lieg-

1) Sebagai adjektiva attributif, yang dalam hal ini ditaruh di depan sebuah kata benda. Contoh: gravierende Mängel – pelicin kain yang sedang diukir; dringende Erledigungen

– penyelesaian akhir yang sedang mendesak.

2) Fungsi lain dari Part. I. yaitu: Sebagai kata benda atau nomina dimana akhirannya sebagai adjektiva attributif.

Misalnya: der Vorsitzende – ketua, ein Vorsitzender – seorang ketua. Sebagai sebuah preposisi:

Contoh: Jeder zahlt Steuern entsprechend seinen Einkünften. (Tiap orang membayar pajak berdasarkan penghasilannya).

Sebagai keterangan tambahan pada kata kerja: Contoh: Kopfschüttelnd verließ er den Raum. (Dengan menggelengkan kepala dia meninggalkan ruangan).

• Partizip II yaitu “perbuatan yang sudah selesai dikerjakan” atau bentuk kata kerja ke III, yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan bentuk “The Past Participle”. Bentuk ini disebut pula Mittelwort der Vergangenheit (Kata alat untuk waktu lampau). Contoh Partizip II: ge- schrieb-en, ge-arbeit-et (dari infinitif arbeiten – bekerja), aus-ge-ruht (dari infinitif ausruhen – beristirahat). Akhiran (Endung) ini biasnya: - en atau – et, kadang hanya – t). Fungsi dari Part. II ini adalah sebagai berikut:

1) Yang terpenting fungsi Part II yakni pembentukan waktu lampau (Perfekts) dengan verba bantu haben/sein ataupun pembentukan kalimat pasif (Passivs) dengan werden/sein.

Contoh: Udo ist eingeschlafen. – Udo sudah tertidur. Der Backofen wird auf 250 Grad vorgeheizt. (werden – Passiv) (Oven penggorengan sudah dipanaskan mencapai 250 derajat). Das Fenster ist geöffnet. (sein – Passiv) (Jendela sudah dibuka).

2) Fungsi dari Part II yang lain hampir sama seperti Part I, yakni: Sebagai adjektiva attributif. Di sini punya 2 arti yaitu satu aktip: der angekommene

Zug (kereta api yang sudah tiba) dan satu pasip: das geöffnete Fenster (jendela, yang sudah dibuka/sudah terbuka).

Sebagai kata benda, dimana adjektiva attributif ditambah akhiran. Misal: der Verletzte – orang yang luka, ein Verletzter - seorang yang terluka

Sebagai tambahan. Contoh:

Der Fußballspieler wurde verletzt vom Platz getragen. (Pemain sepak bola yang luka ditandu keluar halaman)

3 Waktu lampau “sedang” (das Präteritum)

Dalam bahasa Jerman untuk membuat suatu verba untuk “waktu lampau sedang dilakukan” cukup hanya dengan membubuhkan akhiran je - te, du – test, er – te, wir – ten, ihr – tet, sie – ten dan Sie – ten di belakang akar kata kerjanya atau disebut dalam bahasa Jerman, der Stamm. Dalam

bahasa Inggris bentuk seperti ini dikenal dengan bentuk The Past Tense atau The Preterite. Jadi sebelum menambah akhiran ini di belakang akar suatu verba, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu pembagian verba dalam bahasa Jerman. Pembagian ini terdiri atas verba-verba lemah (der

schwache Verben) atau dinamakan verba-verba beraturan (der regelmäßigen Verben) dan verba- verba kuat (der starke Verben) atau disebut juga verba-verba tidak beraturan (der unregelmäßigen Verben).

Yang disebut sebagai verba-verba lemah yaitu jika verba-verba dalam pembentukan waktu lampaunya harus ditambahkan akhiran te, test dan sebagainya seperti disebutkan di atas di ujung akar verba sesuai jenis pelaku . Contoh: spielen – bermain; reden – berbicara; antworten –

menjawab; öffnen – membuka dan passen – cocok, tepat.

Ich spielte

paßte

du spieltest

redetest

antwortetest öffnetest

paßtest

er spielte

paßte

wir spielten

paßten

ihr spieltet

paßtet

sie spielten

paßten

Sie spielten

paßten

Sedangkan verba-verba kuat yaitu verba atau kata kerja yang dalam pembentukan waktu lampaunya tidak dengan menambahkan akhiran te, test dan sebagainya di belakang akar, melainkan memiliki bentuk sendiri yang tidak beraturan. Pada umumnya, akar dari verba-verba kuat ini terjadi perubahan atau akar ini berubah menjadi bentuk yang sama sekali berbeda dari akar semula. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kata kerja seperti ini dikatakan sebagai kata kerja kuat atau tidak beraturan sebab mereka lazimnya tidak mengikuti aturan yang ada.

ich schien

ich ging

ich nahm

du kamst

du schienst

du gingst

du nahmst

er kam

er schien

er ging

er nahm

wir kamen

wir schienen

wir gingen

wir nahmen

ihr kamt

ihr schient

ihr gingt

ihr nahmt

sie kamen

sie schienen

sie gingen

sie nahmen sie nahmen

Ich kam

[dibaca : khaam]

scheinen – bersinar

nehmen - mengambil

fallen – fiel - jatuh

Ich fiel

gehen – pergi stehen – berdiri

Ich stand

sitzen – duduk

Ich saß

ziehen – menarik

Ich zog

schneiden – memotong

Ich schnitt

Selanjutnya pelajarilah bentuk lampau (Präteritum) dan bentuk ketiga (Partizip II) pada verba-verba kuat di bawah ini. Simbol [ ] merupakan lafal dari kata-kata tersebut.

geben (memberi)

- gab [gaap]

- gegeben

essen (makan)

- aß [aas]

- gegessen

lesen (membaca)

- las [laas]

- gelesen

- genommen sehen (melihat)

nehmen (mengambil)

- nahm [naam]

- sah [zaa]

- gesehen

treffen (bertemu)

- traf [traaf]

- getroffen

vergessen (melupakan)

- vergessen treten (melangkah)

- vergaß [vergaas]

- trat [traat]

- getreten

- geworfen brechen (memecahkan)

werfen (melempar)

- warf [warf]

- gebrochen stechen (menusuk)

- brach [braach]

- gestochen befehlen (memerintahkan)

- stach [sytaach]

- befahl [befaal]

- befohlen

gelten (berlaku)

- galt [galt]

- gegolten

- geschehen helfen (menolong)

geschehen (terjadi)

- geschah [gesyaa]

- half [half]

- geholfen

bitten (meminta/mohon)

- bat [baat]

- gebeten

Perhatikan pemakaiannya dalam kalimat pendek: ich

du gabst

sahst gingst

last

rietst ludst ein

wir gaben

sahen gingen

lasen rieten luden ein

ihr gabt

saht gingt

last

rietet ludet ein

sie gaben

sahen gingen

lasen rieten luden ein

Sie gaben

sahen gingen

lasen rieten luden ein

Ada beberapa verba ditasrifkan dalam bentuk lampau “sedang” secara campuran (gemischtes Präteritum) yaitu denken – berpikir; kennen – mengenal dan wissen – tahu.

ich dachte

kannte

wußte

du dachtest

kanntest

wußtest

er dachte

kannte

wußte

wir dachten

kannten

wußten

ihr dachtet

kanntet

wußtet

sie dachten

kannten

wußten

Jadi campuran yaitu tidak beraturan + beraturan. denken – dachte – gedacht kennen – kannte – gekannt wissen – wußte – gewußt

Waktu lampau “sedang” pada verba-verba beraturan yang dapat dipisahkan sbb.: einkaufen (membeli)

→ ich kaufte ein

ausfüllen (mengisi, menjabat) → ich füllte aus Waktu lampau “sedang” pada verba-verba tidak beraturan yang dapat dipisahkan sbb.: anfangen (memulai) → Sie fing jeden Morgen pünktlich an.

Dia memulai setiap pagi secara cermat.

abfahren (berangkat) → Der Zug fuhr eine halbe Stunde später ab.

Kereta api berangkat ½ jam lebih lambat.

Bahasa Jerman juga memiliki verba-verba modal (die Modalverben) seperti bahasa Inggris atau Belanda yaitu: mögen – suka, menyenangi; dürfen – diijinkan, diperbolehkan; wollen –

hendak, ingin; sollen – seharusnya, harus; können – dapat.

Bentuk das Präteritum untuk verba-verba modal ini sebagai berikut: Ich mochte

sollte du mochtest durftest konntest wolltest mußtest wußtest solltest er mochte

durfte konnte

wollte

mußte

wußte

sollte wir mochten durften konnten

durfte konnte

wollte

mußte

wußte

wollten mußten wußten sollten ihr mochtet durftet konntet

solltet sie mochten durften konnten

wolltet mußtet

wußtet

wollten mußten wußten sollten

Perhatikan!

Ich mochte berarti : - saya suka ; saya menyenangi - saya berhasrat; saya mempunyai arti dalam

Bandingkan! Ich möchte = saya akan sangat senang.

Sedangkan bentuk lampau dari kata kerja bantu haben (mempunyai), sein (adalah) dan werden (menjadi, akan) sebagai berikut:

haben, punya

sein, ada

werden, menjadi werden, akan

ich hatte

war

wurde

würde

du hattest

warst

wurdst

würdest

er hatte

war

wurde

würde

wir hatten

waren

wurden

würden

ihr hattet

wart

wurdet

würdet

sie hatten

waren

wurden

würden

4 Waktu kini “sedang” (das Präsens)

Waktu kini “sedang” yaitu bila suatu tindakan atau pekerjaan masih sedang dilakukan. Dalam bahasa Jerman, bentuk demikian dikenal dengan istilah Präsens. Bentuk ini ekuivalen dengan bentuk waktu di dalam bahasa Inggris, The Present Tense, The Simple Present atau The Present Continuous Tense. Untuk memberi gambaran bagaimana bentuk ini diterapkan dalam kalimat, kita ambil 3 (tiga) verba seperti machen (membuat atau melakukan), pflücken (memetik) dan suchen (mencari). Konyugasi dari verba-verba ini dapat dilihat dalam tabel berikut.

Contoh:

Ich mache – Saya membuat

suche - mencari Du machst – Kau membuat

pflücke - memetik

pflückst

suchst

Er macht – Dia (m)1 membuat

pflückt

sucht

sie macht – dia (w)2 membuat

pflückt

sucht

es macht – itu membuat

pflückt

sucht

Wir machen – Kami/Kita membuat

pflücken

suchen

Ihr macht – Kalian membuat

pflücket

sucht

Sie machen – Anda membuat

pflücken

suchen

Dari tabel ini tampak konyugasi dari ke tiga verba. Akar (der Stamm) dari kata kerja machen yaitu mach, pflücken yakni pflück dan suchen ialah such. Sedangkan en atau n dinamakan akhiran (der Endung). Dalam contoh-contoh ini, huruf-huruf yang ditulis dengan huruf miring merupakan

akhiran. Akhiran ini sangat tergantung pada masing-masing pelaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa akhiran untuk “waktu kini belum selesai atau sedang berlangsung” atau Präsens, untuk berbagai pelaku sbb.:

Präsens

ich -e

wir - en

du

- st

ihr

-t

er, sie, es

-t

Sie - en

Penjelasan: ich = saya, aku

wir = kami, kita

du = kamu, kau

ihr = kamua semua, kalian

er = dia (lk.)

sie = mereka, dia (pr.)/jamak

sie = mereka, dia (pr.)/tunggal

Sie = Anda

es = itu

1 m – mannlich – jantan (laki-laki). 2 w – weiblich – betina (perempuan)

Selanjutnya agar dipahami bahwa jika akar verba “sudah” berakhir dengan sebuah huruf d atau t, sementara untuk pelaku du, er, sie, atau es harus kita tambahkan st atau t, maka untuk menjaga jangan sampai terjadi duplikasi t atau berakhir dengan dt pada pelaku-pelaku tersebut,

terhadap verba-verba seperti ini kita harus menambahkan sebuah huruf e ekstra di belakang akar verbanya.

Contoh : Vati schneidet das Gras. - Ayah memotong rumput. Penjelasan: Dalam kalimat ini tidak ditulis: Vati schneidt das Gras karena penulisan dt

setelah akar tidak dibenarkan. Penambahan e ekstra di belakang akar berguna untuk mempermudahkan ucapan. Jadi berlaku aturan tambahan yang berikut.

Apabila akar verba berakhiran d atau t, pelaku du dan er (Sie dan lain-lain) harus ditambah sebuah e – extra.

Bila dibuatkan indikator pelaku orang dalam waktu kini (das Präsens), maka semuanya akan nampak seperti ini:

Tunggal (Singular)

Jamak (Plural)

Orang pertama ich trinke Orang pertama wir trinken Orang formal Sie trinken

Orang formal Sie trinken kedua kekeluargaan du trinkst

kedua kekeluargaan du trinkt Orang jantan er trinkt

Orang jantan

ketiga betina sie trinkt ketiga betina sie trinken

netral es trinkt

netral

haben – memiliki

sein – ada

werden – menjadi, akan

Ich habe

ich bin

ich werde

du hast

du bist

du wirst

er hat

er ist

er wird

wir haben

wir sind

wir werden

ihr habt

ihr seid

ihr werdet

sie haben

sie sind

sie werden

Sie haben

Sie sind

Sie werden

Selanjutnya harus Anda perhatikan bahwa pada akar verba yang memiliki akhiran s, ββββ atau z, untuk pelaku orang kedua tunggal (du) hanya ditambah t. Contoh :

Begie β t ihr diese Pflanzen hier? – Apakah kamu sekalian menyiram tanaman ini di sini?

Selanjutnya pelajarilah beberapa tasrif verba berikut dengan baik!

lachen – tertawa

arbeiten- bekerja Ich lache

begie ββββ en – menyiram

Ich begie β e Ich arbeite

du lachst

du begie β t

du arbeitest

er lacht

er begie β t

er arbeitet

wir lachen

wir begie β en

wir arbeiten

ihr lacht

ihr begie β t

ihr arbeitet

sie lachen

sie begie β en

sie arbeiten

Sie lachen

Sie begie β en

Sie arbeiten

spazieren – berjalan-jalan schneiden – memotong finden – mendapatkan Ich spaziere du spazierst

Ich schneide

Ich finde

er spaziert

du schneidest

du findest

wir spazieren

er schneidet

er findet

ihr spaziert

wir schneiden

wir finden

sie spazieren

ihr schneidet

ihr findet

Sie spazieren

sie schneiden

sie finden

Sie schneiden

Sie finden

Hapalkan verba-verba berikut ini bersama artinya! rechnen – berhitung

trinken – minum

trocknen – mengeringkan zeichnen – menggambar, menandatangani begegnen – berjumpa dengan

leugen – berdusta

rufen – memanggil

erwarten – berharap

gehen – pergi

kommen – datang

regnen – hujan

atmen – bernapas

leugnen – menyangkal

Dalam bahasa Jerman ada peribahasa yang mengatakan gelernt ist gelernt (belajar adalah mempelajari). Lernen – belajar. Makna ungkapan ini pada dasarnya sebagai anjuran, yang menyatakan bila orang telah sekali melakukan pekerjaan dengan baik sejak awalnya, maka pekerjaan tersebut tidak mudah terlupakan. Dengan kata lain bila kita telah melakukan pekerjaan dari awal dengan sungguh-sungguh, berarti kita telah mendapat setengah dari keberhasilan.

Dalam kaitannya dengan “waktu kini belum selesai” ini ada 3 hal penting, yang harus Anda ketahui pula yaitu:

1) Verba modal

Yang termasuk verba-verba modal (die Modalverben) yaitu haben (mempunyai), sein (adalah), mögen (suka), dürfen (boleh), können (dapat), wollen (hendak, mau), müssen (harus), wissen (tahu) dan sollen (seharusnya, harus). Konyugasi lengkapnya adalah sbb.:

Ich mag darf

soll du magst

sollst er mag

weißt

soll wir mögen

sollen ihr mögt

dürfen

können

wollen

müssen wissen

sollt sie mögen

dürft

könnt

dürfen

können

wollen

müssen wissen

sollen

Kalimat menegaskan

Kalimat perintah

Udo soll zum Bäcker fahren;

Fahr zum Bäcker, Udo!

Udo harus pergi ke tukang roti.

Pergilah ke tukang roti, Udo!

das nicht sagen;

Sag das nicht, Udo!

tidak mengatakan itu.

Jangan mengatakan itu, Udo!

die Tasche tragen;

Trage die Tasche, Udo!

tidak membawa tas

Bawalah tas, Udo!

die Jacke ausziehen.

Zieh die Jacke aus, Udo!

membuka jas.

Bukalah jas, Udo!

Udo und Hans sollen: Udo dan Hans harus:

nich lange wegbleiben. Bleibt nicht lange weg, Udo und Hans! tidak pergi lama.

Jangan pergi lama, Udo dan Hans! machen, daß sie wegkommen.

Macht, daß ihr wegkommt, Udo und Hans! – Kerjakan, sampai kalian pergi,

mengerjakan, sampai dia pergi.

Udo dan Hans!

Frau Baumann soll:

Nyonya Baumann harus:

sich auf Hans verlassen. Verlassen Sie sich auf Hans, Frau

mempercayai Hans. Baumann! – Anda percayailah Hans, mir die Tasche geben.

Nyonya Baumann!

memberi saya tas.

Geben Sie mir die Tasche, Frau Baumann! – Anda berilah saya tas,

nyonya Baumann.

Dari contoh-contoh tersebut, Anda melihat ada 3 bentuk perintah dalam bahasa Jerman yaitu:

satu untuk seseorang yang disapa dengan “du”, satu untuk 2 orang atau lebih, yang disapa dengan “ihr”, satu untuk orang-orang yang disapa dengan “Sie”.

Dengan kata lain: satu bentuk tunggal:

Trage die Tasche, Udo!

satu bentuk jamak:

Bleibt nicht lange weg, Udo und Hans!

satu bentuk kesopanan: Treten Sie näher, meine Damen und Herren! Barangkali Anda berpikir kenapa bentuk perintah tunggal ditulis dengan e dan terkadang

tanpa e. Verba-verba dengan perubahan bentuknya mendapat extra e (yaitu verba-verba darimana akarnya berakhiran d atau t dan verba dengan – men dan – nen) harus berakhir dengan e.

Umpamanya: melde, antworte, atme! Untuk verba fahren dan sagen, Anda dapat memilih apakah menggunakan fahre atau fahr;

sag atau sage. Bentuk perintah jamak, selalu sama seperti bentuk ihr dan berakhir dengan (e)t. Bentuk perintah sopan, selalu sama seperti bentuk Sie.

Bentuk perintah yang hormat ini lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari, jadi tidak mungkin Anda berkata kepada supir taksi seperti : “Fahre bitte zum Bahnhof!” melainkan dengan : “Fahren Sie bitte zum Bahnhof” (Tolong Anda antarkan ke stasiun.)

5 Waktu kini “sudah” (das Perfekt)

Sebelum kita membahas pengertian “das Perfekt” dalam bahasa Jerman, terlebih dahulu ada baiknya kita mengenal bentuk “the Perfect” dalam bahasa Inggris. The Perfect atau The Present Perfect adalah suatu bentuk masa lampau dimana perbuatan telah dikerjakan dan hasilnya masih terlihat pada saat ini. Untuk membuat bentuk ini dalam bahasa Inggris, kita menambah – ed di belakang verba. Bentuk kata kerja setelah dibubuhkan - ed ini dalam bahasa Inggris dinamakan The Past Participle atau bentuk ke III (V3). Misalnya infinitive: to play (bermain) menjadi played; dan to work (=bekerja) menjadi worked pada bentuk ketiganya dan sebagainya.

Demikian pula dalam bahasa Jerman, kita dapat membuat bentuk ke III dari infinitiv. Misalnya untuk kata bermain (to play) ini, dalam bahasa Jerman ialah spielen. Bentuk ke III: dari

verba ini yaitu gespielt, yang disebut sebagai Partizip II. Dari contoh tersebut diketahui bahwa Partizip II dalam bahasa Jerman dimulai dengan ge dan diakhiri dengan t, terkecuali verba-verba kuat yang lazimnya tidak beraturan.

Contoh lain: Tunggal :

Ich habe geliebt

Saya sudah mencintai

Jamak:

Wir haben geliebt

Kami sudah mencintai

Tampak bentuk geliebt (Partizip II) tetap tidak berubah meskipun pelakunya jamak. Geliebt ini menurut sementara penulis hampir bukan merupakan verba dan lebih cenderung berlaku sebagai adjektiva. Bangsa Jerman menaruh Partizip II selalu kearah paling ujung dari kalimat. Misalnya dalam bahasa Indonesia kita biasa berkata, dia telah mengatakan kata itu. Akan tetapi orang Jerman biasa berkata, er hat das Wort gesagt. Jika kalimat Jerman ini kita terjemahkan secara harfiah, maka terjemahannya yaitu dia telah kata itu mengatakan. Demikian pula dalam kalimat: Anak itu sudah menyayangi kawan-kawan ibu, orang Jerman berkata : Das Kind hatte die Mutter Freundes geliebt. Hal yang sama juga terjadi pada infinitif. Mereka meletakkan di bagian paling belakang: = ich will das Wort nicht sagen - Saya tidak mau mengucapkan kata itu.

Sama seperti dalam bahasa Inggris bahwa untuk membuat Past Participle dalam bahasa Inggris tidak seluruhnya dengan menambah – ed di ujung kata kerjanya misalnya done, been, drunk, slept, arisen. Demikian juga dalam bahasa Jerman. Tidak seluruh Partizp II dimulai dengan – ge dan diakhiri dengan t. Hal ini tidak mengikuti aturan tersebut termasuk verba-verba yang tidak beraturan. Verba-verba yang tidak beraturan disajikan selengkapnya dalam bab konyugasi.

Dari pembahasan sebelumnya, Anda telah mengenal 2 bentuk waktu dalam bahasa Jerman yakni “waktu kini sedang dilakukan” (das Präsens) dan “waktu lampau belum selesai” (das Präteritum). Selain dari itu masih ada bentuk waktu lampau yang lain yaitu “waktu kini telah selesai” (das Perfekt). Waktu kini telah selesai artinya perbuatan telah selesai dikerjakan di masa lalu dan hasilnya terlihat di masa kini. Bentuk ini ditasrifkan dengan menggunakan 2 kata kerja bantu yakni haben dan sein. Perumusan secara umum seperti ini:

Das Perfekt = subjekt + Präsens dari haben/sein + partizip 2 (V3)

Perhatikan contoh pemakaian das Perfekt di bawah ini : Saya sudah memberi.

- Ich habe gegeben.

Anda sudah minum.

- Sie haben getrunken.

Saya sudah berkendaraan.

- Ich bin gefahren.

kamu sudah mendengar.

- du hast gehört.

Kami sudah mendengar.

- Wir haben gehört.

Dia (lk.)/dia (pr.)/itu sudah berpikir

- Er/sie/es hat gedacht.

Saya sudah ada di tempat tidur.

- Ich bin im Bett geblieben.

Saya sudah ada di Jakarta.

- Ich bin in Jakarta gewesen.

Aku sudah tidak melihat abangmu. (Ich habe deinen Bruder nicht gesehen). Krull sudah bertemu kawannya.

Krull hat seinen Freund gezeichnet.

Penjelasan : Dari contoh di atas, haben dan sein merupakan kata kerja bantu. Sementara gegeben,

getrunken, gefahren, gehört, gedacht, geblieben dan gewesen disebut partizip 2 atau kata bagian masa lampau atau bentuk ketiga dari kata kerja (V3) atau ada pula yang menyebut

partizip perfekt.

Lalu kapan kita menggunakan haben dan kapan pula memakai sein? Sebagian besar kata kerja dalam bentuk Perfekt menggunakan kata kerja bantu haben, yaitu:

1) Hampir semua kata kerja dengan objek akkusatif terkecuali angeben, durchgeben, loswerden. Contoh:

Er hat die Kinder in den Kindergarten gebracht. Dia sudah membawa anak itu ke dalam taman bermain.

2) Semua kata kerja dengan sebuah kata ganti refleksif. Contoh: Damals habe ich mich geirrt. – Ketika itu saya telah khilaf.

Jadi selain dari verba-verba yang bukan objek akkusatif atau bukan verba refleksif, maka untuk membuat Perfekt harus kita gunakan sein sebagai kata kerja bantunya. Kata kerja lain yang

memakai sein sebagai verba bantu yaitu sein, werden, bleiben, passieren, geschehen, gelingen,mißlingen, vorkommen, bekommen + Dat

Pers 3

Untuk membuat bentuk ketiga dari kata kerja lemah dilakukan dengan cara memberi awalan

ge- dan meletakkan di muka akar (Stamm) kata kerja. Kemudian membubuhkan sebuah huruf t di belakang akar tersebut. Perhatikan contoh di bawah ini :

Verba (V1)

Akar

Partisip 2 (V3)

grüßen - memberi salam

grüß-en

ge-grüß-t

sagen - berkata

sag-en

ge-sag-t

fragen - bertanya

frag-en

ge-frag-t

Kata kerja dimana akarnya sudah berakhir dengan huruf d atau t dan kata kerja yang berakhiran – men atau – nen, bentuk ketiganya juga mendapat extra – et.

Verba (V1)

Akar

Partisip 2 (V3)

melden - memberitahukan meld-en

ge-meld-et

warten - menunggu

wart-en

ge-wart-et

atmen - bernapas

atm-en

ge-atm-et

öffnen - membuka

öffn-en

ge-öffn-et

Verba-verba berakhiran – ieren, tidak pernah mendapat awalan – ge.

Verba

Akar

Partisip 2 (V3)

spazieren - bepergian

spazier-en

spazier-t

regieren - memerintah

regier-en

regier-t

3 Dat = Dativ pada orang. Pers

Bentuk ketiga dari verba modal jarang dijumpai, namun bila ingin dikonyugasikan yaitu

gemocht dan gewußt: gedurft, gekonnt, gemußt dan gewollt. Perhatikan !

Bentuk ke III dari 3 verba bantu yaitu:

haben - hatte - gehabt sein - war - gewesen werden - wurde - geworden

Anda telah mengenal bentuk ke III atau partisip 2 pada beberapa kata kerja lemah seperti zeichnen – zeichnete – gezeichnet. Yang terakhir dinamakan kata bagian masa lalu atau partisip 2. Pada kata kerja kuat berakhir dengan - en, sementara waktu lampau dalam aturan memiliki sebuah huruf hidup lain dari waktu kini.

raten (menasihati)

geraten fahren (berkendaraan)

- (ich) riet

gefähren stoßen (mendorong)

fuhr

gestoßen halten (berhenti, memegang)

stieß

gehalten fallen (jatuh, menurun)

hielt

gefallen lassen (membiarkan)

fiel

gelassen einladen (mengundang, memuat)

ließ

eingeladen treffen (menjumpai, mengenai)

lud ein

gestroffen verlieren (kalah, kehilangan)

Sekarang pahamilah hubungan berikut: in die Schublade legen di samping

in der Schulblade liegen

hinter den Teller legen

hinter dem Teller liegen

in einem Haus wohnen

in ein Haus gehen

vor dem Schrank stehen

vor den Schrank stellen auf den Tisch werfen auf dem Tisch stehen

Dalam bab sebelumnya Anda telah mempelajari bentuk waktu lampau „sedang“ yang lebih dikenal dengan nama das Präteritum. Bila dikaitkan dengan pemahaman bentuk waktu das Perfekt ini akan ditemui beberapa perbedaan mendasar. Namun perbedaan ini hendaknya tidak perlu dirinci

secara tepat antara kedua bentuk waktu ini. Perbedaan ini hanya bersifat kecenderungan kebiasaan, dimana das Präteritum lebih umum digunakan di sebelah Utara Jerman, sementara das Perfekt biasa terdengar di sebelah Selatan Jerman, Austria dan kawasan berbahasa Jerman di Switzerland.

Kebiasaan ini semakin meluas terutama praktik pemakaian haben atau sein sebagai verba bantu dalam bentuk das Perfekt ini. Di suatu daerah biasa digunakan haben sedangkan daerah lain dengan sein.

Jerman bagian Selatan (das Perfekt):

Bahasa Jerman tinggi:

ich bin gestanden

ich habe gestanden

ich bin gesessen

ich habe gesessen

ich bin gelegen

ich habe gelegen

Jerman bagian Utara (das Perfekt): ich bin angefangen

ich habe angefangen

Jerman bagian Selatan (pemakaian „brauchen“): Sie brauchen nict zahlen.

Sie brauchen nicht zu zahlen. Jerman bagian Selatan (memakai „wie“):

Wie ich vor dem Mikrofon Als ich vor dem Mikrofon stand ... gestanden bin ... Jerman bagian Utara (memakai „lang“): Er lief den Kanal lang.

Er lief den Kanal entlang.

6 Waktu lampau “sudah” (das Plusquamperfekt)

Selain bentuk waktu kini sudah selesai dikerjakan seperti diuraikan sebelumnya, bahasa Jerman seperti bahasa lain mengenal pula bentuk waktu lampau sudah selesai dilakukan. Bentuk

seperti ini dalam bahasa Jerman dikenal dengan nama das Plusquamperfekt (Bentuk Selesai - lampau). Jika dibandingkan dengan bahasa Inggris, bentuk ini ekuivalen dengan bentuk The Past Perfect Tense atau The Pluperfect. Jadi dalam bentuk ini, kata kerja bantu yang digunakan adalah sama dan tetap yakni haben (mempunyai) dan sein (ada, adalah). Jika digunakan sebagai verba bantu, makna dari ke dua verba ini adalah “sudah” atau “telah”.

Das Plusquamperfekt = subjekt + Präteritum dari haben/sein + partizip 2 (V3)

Beispiel: Ich glaube ihm nicht, denn er hatte mich schon zweimal betrogen.

Saya tidak mempercayainya sebab dia telah menipu saya 2 kali. Sie fiel vom Stuhl. Sie hatte 18 Stunden lang Schreibmaschine geschrieben. Dia (pr.) jatuh dari kursi. Dia (pr.) sudah mengetik selama 18 jam.

7 Akan datang pada waktu kini (Das Futur I)

Futur I yaitu salah satu nama dari enam bentuk waktu (Zeitformen) yang dimiliki oleh verba- verba Jerman. Futur I yaitu suatu bentuk dimana perbuatan atau tindakan berorientasi ke masa yang

akan datang dan dalam bahasa Inggris sepadan dengan bentuk The Future Continuous Tense atau The Future Tense. Das Futur I memiliki 2 penggunaan atau fungsi-fungsi yaitu:

1) Waktu tengah malam dari kejadian kata kerja kepada titik waktu bicara yaitu pada saat pembicaraan menyatakan masa depan.

Contoh: Ich werde dich dann besuchen. - Saya akan mengunjungi kamu kemudian.

Wir werden Sie um sieben wecken. - Kami akan membangunkan Anda jam 7. Er wird morgen kommen. - Dia (lk.) akan datang di pagi hari. Penjelasan: Kata-kata seperti dann, um sieben, morgen menyatakan bahwa kejadian kata kerja adalah

masa yang akan datang. Sejalan dengan makna itu, orang dapat mengganti kalimat- kalimat tersebut dengan:

Ich besuche dich dann. - Saya mengunjungi kamu kemudian. Wir wecken Sie um Sieben. - Kami membangunkan Anda pukul 7. Er kommt morgen. - Dia (lk.) datang pagi hari.

2) Persamaan waktu dari kejadian verba kepada titik waktu bicara dan menekankan suatu dugaan.

Contoh: Er wird im Hotel sein. – Dia akan berada dalam hotel. Sie wird in der Küche sein. – Anda akan berada di dapur.

Sie werden Hunger haben. – Mereka akan merasa lapar.

Futur I = Präsens dari werden + Infinitiv

Fungsi Futur I yaitu baik hanya berupa dugaan (Vermutung), pengumuman (Ankündigung), ancaman (Drohung), perjanjian (Versprechen), penentram (Beruhigung) maupun peringatan (Warnung) dapat dilihat dalam tabel berikut.

MÖGLICHE INFINITIV

FUNKTION (Infinitif)

BEISPIELSÄTZE

MAKNA

(Kalimat contoh)

(Bahasa Indonesia)

(Kemungkinan fungsi)

sein Er wird wohl in Hotel sein.

Vermutung So etwas wird jetzt wohl nicht

Dia akan benar-benar berada di hotel.

Sehingga sesuatu kini sudah tidak akan Sehingga sesuatu kini sudah tidak akan

Vermutung Ich werde dich dort besuchen.

bisa terjadi.

Aku akan mengunjungi dia di sana.

besuchen Ich werde der Sache auf den

Ankündingung Grund gehen.

Saya akan menjalankan masalah itu dari

dasar.

gehen Ich werde Sie um sieben

Aku akan membangunkan Anda pada jam

Drohung wecken.

wecken Versprechen Herr Meier wird schon noch

Tuan Meier sudah masih akan datang.

kommen.

kommen Wenn Sie noch einmal vor Beruhigung

Bila Anda sekali lagi untuk memparkir

meiner Ausfahrt parken, werde

keberangkatan saya, saya akan

ich Sie anzeigen.

memberitahu Anda.

an-zeigen Warnung

8 Akan datang pada waktu lampau (Das Futur II)

Futur II yaitu nama untuk salah satu dari 6 bentuk waktu yang berbeda dalam verba-verba Jerman. Futur II merupakan bentuk akan datang di waktu lalu. Dalam bahasa Inggris dikenal

dengan bentuk The Past Future Tense yaitu perbuatan yang akan dilakukan di tinjau dari sisi masa lampau. Das Futur II memiliki 2 cara penggunaan atau fungsi-fungsi yaitu:

1) Waktu malam hari yaitu pada saat pembicaraan dimana kata kerja menekankan sesuatu yang masih tidak terjadi terhadap datangnya penyelesaian akhir. Penyelesaian akhir ini akan menunjukkan titik waktu yang diharapkan.

Contoh: In drei Jahren werden wir unser Ziel erreicht haben. Dalam tiga tahun kami sudah akan mencapai tujuan kami.

Im Jahre 2000 wird die Bevölkerung der Erde die 3-Billionen-Grenze überschritten haben.

Dalam tahun 2000 penduduk bumi sudah akan melampaui batas 3 milyar.

Jika 2 kalimat ini kita buat dalam bentuk Futur I, maka keduanya akan menjadi: In drei Jahren haben wir unser Ziel erreicht. Dalam waktu tiga tahun kami sudah mencapai tujuan kami.

Im Jahre 2000 hat die Bevölkerung der Erde die 3-Billionen-Grenze überschritten.

Dalam tahun 2000 penduduk bumi sudah melampaui batas 3 milyar.

2) Bentuk lama dari kejadian kata kerja kepada titik waktu bicara yaitu pada saat pembicaraan yang menekankan kata kerja dari pembicara sebagai penutupan yang diharapkan.

Contoh: Sie wird sich verletzt haben. Anda sudah akan terhinakan.

Es wird die Verzweiflung gewesen sein, die ihn dazu geführt hat. Itu sudah akan menjadi keadaan putus asa, jika mengantarkan itu kepadanya.

Futur II = Präsens dari werden + Infinitiv Perfekt

9 Cara pada verba (die Modi des Verbs)

ebagaimana Anda maklumi bahwa dalam setiap bahasa, selalu akan dijumpai 3 (tiga) jenis kalimat, yaitu:

1) Kalimat yang menyatakan bahwa perbuatan atau tindakan sebenarnya sedang

terjadi. Bentuk ini disebut der Indikativ atau Wirklichkeitsform (bentuk sebenarnya) yaitu modus dari pemberian dan kepastian. Pembicara dapat berbicara secara

netral, bukan pendapat. Misalnya : Dia mengambil (sie nimmt, dia berjalan (sie läuft), dia sudah berjalan (sie ist gelaufen), dia akan mengambil (sie wird nehmen), dia akan berjalan (sie wird laufen).

2) Kalimat yang menyatakan pelarangan, permohonan atau permintaan ijin, peringatan dan suruhan. Jenis ini dikenal dengan istilah der Imperativ atau Befehlsform (bentuk perintah) yaitu modus dari keharusan. Umpamanya: Ambilkan!(nimm!), Mari kita ambil (nehmt!), Ambillah Anda (nehmen Sie); Berjalan (lauf!), Mari kita berjalan (lauft!), Berjalanlah Anda (laufen Sie).

3) Kalimat yang menyatakan sebuah kemungkinan. Kalimat seperti ini disebut bentuk der Konjunktiv atau Möglichkeitsform atau modus dari kemungkinan. Contoh: dia mengambil (sie nehme, sie nächme), dia sudah mengambil (sie habe genommen, sie hätte genommen),

dia akan mengambil (sie werde nehmen, sie würde nehmen).

Seperti dalam bahasa lain, dalam bahasa Jerman konjunktiv pun berhubungan dengan 2 (dua) macam waktu, yaitu waktu kini yang dikenal dengan Konjunktiv I atau Konjunktiv Präsens (K I) dan waktu lampau atau disebut sebagai Konjunktiv II atau Konjunktiv Präteritum (K II).

Contoh: KI:

Man sagte mir, er habe Probleme. Orang mengatakan saya, dia punya masalah.

K II: Er müßte schon längst hier sein. Dia seharusnya berada di sini sudah lama.

K I berbeda dengan Indikativ Präsens atau bentuk waktu kini dalam hal:

a) pada ujung (Endung) : sebagian demi sebagian, Untuk memperjelas perbedaan konyugasi antara ke dua bentuk yaitu K I dengan Indikativ,

perhatikan skema berikut:

Konjunktiv I (K I)

er, sie, es

frag-e

frag-t

wir, sie, Sie

Penjelasan: Dari 2 bentuk ini sama akhirannya yaitu pada orang pertama tunggal dan pertama jamak,

sedangkan akhiran untuk pelaku lainnya berbeda. Namun ada kekecualian yaitu pada verba- sedangkan akhiran untuk pelaku lainnya berbeda. Namun ada kekecualian yaitu pada verba-

ihr schneid-et

(Indikativ = K I)

ihr arbeit-et Pada verba-verba yang memiliki akar berakhir dengan – n atau – m, orang harus membedakan

apakah di muka –n/-m ini masih ada sebuah huruf mati atau tidak: ihr atmet, rechnet, öffnet (Indikativ = K I)

Dalam contoh-contoh berikut, perhatikan perbedaan kedua bentuk cukup jelas:

Konjunktiv I (K I)

Indikativ

ihr

komm-et, nehm-et

komm-t, nehm-t

b) pada akar verba (Stamm): pada verba-verba dengan akhiran e/i. akhiran a/ä seperti pula pada verba-verba modal (Modalverben) dengan (kekecualian sollen) dan wissen serta werden; selain dari itu pada verba-verba yang tidak beraturan dan pada verba-verba yang beraturan.

Ada kelompok kata kerja sbb.: dengan akhiran e/i (ich helfe, du hilfst), dengan akhiran a/ä (ich fahre, du fährst), dengan akhiran o/ö (ich stoße, du stößt), verba-verba modal können, wollen, müssen, dürfen, mögen (tetapi tidak untuk sollen), wissen, werden dan sein.

fähr-st

er, sie, es

fähr-t

wir, sie, Sie

weiß-Ø

weiß-t weiß-t

weiß-Ø

wir, sie, Sie

wiß-t

K I dalam masa lampau akan dibentuk dengan bantuan dari bentuk-bentuk K I dari haben yang berhubungan dengan sein.

er, sie, es

hab-e

sei-Ø

wir, sie, Sie

sei-et (jarang)

Selanjutnya dengan pembentukan K II, sebagian besar orang ingin mengatakan bahwa suatu tindakan atau keadaan hanya diramalkan saja atau tidak benar-benar terjadi. K II berbeda dengan

Indikativ Präteritum dalam hal:

1) pada verba-verba yang beraturan (lemah): secara keseluruhan tidak berbeda;

2) pada verba-verba yang tidak beraturan (kuat)

a. pada akhiran (Endung): sebagian demi sebagian;

b. pada akar (Stamm): Huruf hidup, yang dibuat menjadi bentuk Umlaut seperti a→ ä, o →ö, u →ü, au→ äu.

c. ada beberapa pengecualian. Verba-verba yang tidak beraturan bentuk K II mendapat sebuah akhiran – e (seperti juga

pada K I), sebaliknya pada Indikativ Präteritum ada beberapa bentuk.

K II

Indikativ Präteritum

er, sie, es

schlief-e

schlief-Ø

wir, sie, Sie

Pada verba-verba berujung dengan – den dan – ten (begitu pula K I), akhiran orang kedua jamak dalam Indikativ dengan K II adalah identik.

Contoh: ihr entschiedet euch

(Indikativ = K II)

ihr rietet Pada verba-verba kuat, huruf hidup (a, o, u) yang berada dalam akar verba ditulis secara

umlaut.

K II

Indikativ Präteritum

ich

führ-e

führ-Ø

du

führ-est

führ-st

er, sie, es

führ-e

führ-Ø

wir, sie, Sie

führ-en

führ-en

ihr

führ-et

führ-et

Contoh selanjutnya: ich nahme/nähme, ich flog/flöge, ich wußte/wußte. Bentuk K II untuk verba haben dan sein sbb.:

K II

Indikativ Präteritum

ich

hätt-e

wär-e

du

hätt-est

wär-est

er, sie, es

hätt-e

wär-e

wir, sie, Sie

hätt-en

wär-en

ihr

hätt-et

wär-et

Pengecualian: ada beberapa verba yang tidak beraturan dalam K II mendapat sebuah huruf hidup lain: ich kannte- kennte, nannte – nennte, starb – stürbe, verdarb – verdürbe, warb –

würbe, warf – würfe.

Fungsi-fungsi dari Konjunktiv I

K I pada umumnya digunakan dalam kalimat tidak langsung (Indirekte Rede). Contoh: Ich sagte ihm, ich wolle mir die Sache überlegen. Saya mengatakan kepadanya, saya mau memikirkan masalah ini.

Kalimat tak langsung dalam Konjunktiv I pada umumnya dipakai dalam bahasa tulisan, misalnya dalam bahasa koran dan ilmu pengetahuan. Dalam bahasa tulisan, orang menyebut bentuk ini das Zitat.

10 Bentuk persyaratan (der Konditional)

er Konditional atau disebut pula dengan Bedingungsform (=bentuk persyaratan) adalah bukan merupakan suatu bentuk waktu tetapi hanya sebagai modus sendiri

D tidak tertulis, untuk menyatakan kemungkinan yang telah disepakati. Bentuk

berupa variasi dari Konjunktiv II (Präteritum). Kondisional yakni suatu bentuk yang

Konditional juga ditemui dalama bahasa Inggris : Conditional. Berdasarkan atas tingkatan waktu (Zeitstufen), kondisional terbagi menjadi 2 yaitu :

1) der Konditional I berkaitan dengan masa kini dan masa depan; dia menunjukkan sebuah pengantaran sebagai kebersamaan untuk waktu akan datang.

Rumusnya:

Kond.I = werden (Konjunktiv II) + Infinitiv

Contoh: ich würde abreisen - saya akan berangkat

du würdest schreiben (jetzt, heute, morgen, übermorgen, später) - kamu akan menulis (sekarang, hari ini, besok, lusa, secepatnya)

ich würde gehen

Saya akan pergi

Sie würden gehen

Anda akan pergi

Indirekten Rede (Kalimat tidak langsung): Ich würde das Haus kaufen, wenn es billiger wäre.

Saya akan membeli rumah kalau ada yang lebih murah. Er sagte, daß sie kommen würde. Dia berkata dia akan datang.

2) der Konditional II berkaitan dengan sekarang atau juga masa lalu; dia menunjukkan pengantaran ke dahulu kala.

Rumusnya:

Kond.II = werden (Konjunktiv II) + Partizip II + haben/sein

Contoh: sie würde abgereist sein – dia sudah akan berangkat wir würden geschrieben haben (vorhin, gestern, neulich) -

Selanjutnya bila dibandingkan dengan bahasa Inggris, kondisional bahasa Jerman dapat kita bagi menjadi 2 tingkatan yaitu kondisional sederhana dan kondisional kedua. Bentuk kedua ini disebut pula Imperfekt Konjunktiv dan Plusquamperfekt Konjunktiv. Perhatikan beberapa

contoh seperti dibawah ini:

1) Kondisional sederhana. Dalam bahasa Inggris: If he were here I would show it to him (jika dia telah berada di sini saya akan memperlihatkan itu kepadanya) dapat dibuat terjemahan dalam bahasa Jerman sbb.:

• Wenn er hier wäre, würde ich es ihm zeigen, atau • Wäre er hier, zeigte ich es ihm, atau • Wenn er hier wäre, zeigte ich es ihm, atau • Wäre es hier, würde ich es ihm zeigen.

2) Kondisional ke dua: if he had been here I would have shown it to him (jika dia sudah berada di sini, saya sudah akan memperlihatkan itu kepadanya) boleh diterjemahkan :

• Wenn er hier gewesen wäre (Wäre er hier gewesen), hatte ich es ihm gezeigt.

• Wenn er hier gewesen wäre (Wäre er hier gewesen), würde ich es ihm gezeigt haben. Penjelasan: Wenn, jika, diikuti oleh Imperfekt Konjunktiv untuk mengungkapkan hipotesa atau kondisi

yang mustahil dan tak mungkin terpenuhi. Contoh: Wenn ich das Geld hätte. - Jika saya punya uang.

Wenn er nach Hause käme. - Kalau dia datang (harus datang) kerumah. Selain itu verba modal dapat pula dibuat bentuk kondisional. Perhatikan contoh berikut ini.

Kondisional sederhana :

Ich könnte nicht gehen. -- Saya tidak dapat (tidak akan sanggup) untuk pergi. Ich müßte Deutsch lernen.-- Saya akan mempelajari bahasa Jerman. Ich sollte nach Hause gehen.-- Saya akan (harus) pergi kerumah.

Kondisional kedua :

Ich hätte nicht gehen können. -- Saya tidak dapat pergi (tidak akan sanggup untuk pergi). Ich hätte Deutsch lernen müssen. -- Saya akan mempelajari bahasa Jerman. Ich hätte gerne diesen Film gesehen. -- Saya akan menyukai untuk mengunjungi film ini

(lebih disukai kepada konstruksi dengan mögen). Ich hätte nach Hause gehen sollen. -- Saya akan (ought to) telah pergi kerumah.

11 Jenis kata (die Wortarten)

11.1 Verba (das Verb)

embahasan verba dalam bab ini hanya menyangkut pemahaman kata kerja secara umum sedangkan uraian kata kerja yang berhubungan dengan waktu kini, lampau dan akan datang akan dibahas dalam bab-bab tersendiri.

11.1.1 Kata kerja (das Verb)

Verba disebut pula kata kerja. Verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses dan keadaan yang bukan merupakan sifat. Biasanya kata kerja berfungsi sebagai predikat atau sebutan dalam kalimat. Dalam bahasa Jerman, setiap verba atau infinitiv lazimnya diakhiri

dengan – en (atau terkadang hanya dengan sebuah n di belakangnya). Misalnya : suchen – mencari; machen – membuat; pflücken – memetik. Akar (der Stamm) dari ketiga kata kerja suchen, machen dan pflücken yakni such - , mach - , pflück - .

Sebagaimana diketahui bahwa setiap kata kerja dibentuk atas dasar waktu. Waktu lampau dalam bentuk: das Präteritum, das Perfekt, das Plusquamperfekt; waktu kini: das Präsens; waktu akan datang: das Futur I dan das Futur II. Semua bentuk waktu ini akan dibahas

kemudian. Di samping itu dalam bahasa Jerman masih ada bentuk lain dari konyugasi verba yaitu yang

berhubungan dengan cara (Modus). Konyugasi yang berkaitan dengan cara atau Modus terbagi kedalam: indikatif (der Indikativ atau Wirklichkeitsform), kalimat perintah atau imperatif (der

Imperativ atau Befehlsform), konyungtif I (der Konjunktiv I atau Möglichkeitsform) dan konyungtif

II (der Konjunktiv II atau Möglichkeitsform). Dalam bahasa Jerman, verba dapat dibagi kedalam 2 kelompok besar yaitu verba-verba

dengan konyugasi yang beraturan dan verba-verba berkonyugasi tidak beraturan. Dari seluruh verba ini sebagian besar merupakan verba-verba dengan konyugasi beraturan. Sementara verba- verba yang tidak beraturan jumlahnya kira-kira 200 verba. Dari jumlah semua verba ini hanya 100 yang sering dipakai sehari-hari seperti: haben, sein, mögen, dürfen, können, wollen, müssen,

wissen, sollen.

Secara umum ciri-ciri atau karakteristik verba Jerman sebagai berikut : Menggunakan pola beraturan (kuat) dan tidak beraturan (lemah). Memiliki bagian verba yang tidak dan dapat dipisahkan. Memakai pola objek kasus seperti verba dengan akusatif, datif, datif dan akusatif, genitif.

Yang dinamakan sebagai verba lemah yaitu verba-verba dimana pembentukan waktu lampaunya memakai suatu akhiran di belakang akar verba dan menambahkan suatu huruf t untuk pembentukan kata bagian masa lampaunya (Partizip Perfekt). Comtoh:

bauen – baute – gebaut;

zeichnen – zeichnete - gezeichnet.

Sementara itu verba kuat yakni verba-verba, yang pembentukan waktu lampaunya dengan mengubah huruf hidup pada akar verba dan menambah – en untuk membuat kata bagian masa lampaunya. Misal:

geben – gab – gegeben;

halten – hielt – gehalten;