BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

3.1.2 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

Kinerja BPR mengalami peningkatan pada triw ulan II 2014, tercermin dari penguatan pertumbuhan aset, DPK dan kredit. Adapun fungsi intermediasi BPR juga berjalan dengan optimal terlihat dari LDR yang berada pada threshold yang ditentukan Bank Indonesia, sementara NPL mengalami sedikit peningkatan namun tetap terkendali dan berada pada batas aman.

Tabel 3.2

Indikator Utama BPR di Provinsi Kepulauan Riau

Perkembangan Indikator Utama BPR (Rp miliar)

dalam Rp miliar

Pertumbuhan (yoy)

Tw . I 2014 Tw . II 2014 Total Aset

14,12% 17,80% Total Dana

13,85% 18,04% Total Kredit

- - Sumber: Bank Indonesia

Aset BPR pada triw ulan II 2014 tumbuh menguat. Total aset sebesar Rp 4,19 triliun atau tumbuh 17,80% (yoy) lebih tinggi dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 14,12% (yoy). Pertumbuhan aset tersebut ditopang oleh penguatan pertumbuhan DPK yang dihimpun dan kredit yang disalurkan oleh BPR di Provinsi Kepulauan Riau.

Aset (LHS)

growth-Aset (RHS)

( Rp miliar)

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.22

Perkembangan Aset BPR

Berdasarkan Kabupaten/Kota, porsi terbesar aset BPR terdapat di Kota Batam, mencapai 74,83% dari total aset BPR. Angka pertumbuhan aset BPR tersebut sebesar 18,99% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 13,51% (yoy). Sementara itu, porsi aset di Kota Tanjungpinang sebesar 10,60% dari total aset, dan tercatat tumbuh melambat dari 6,30% (yoy) menjadi 3,52% (yoy). Daerah Dati II lainnya memiliki porsi aset 14,57% , dengan angka pertumbuhan sebesar 23,89% (yoy), melambat dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 24,45% (yoy).

3.1.2.2 DANA PIHAK KETIGA (DPK)

Dana Pihak Ketiga yang dihimpun oleh BPR tumbuh menguat pada triw ulan laporan. Total DPK senilai Rp 3,32 triliun atau tumbuh 18,04% (yoy) lebih tinggi dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 13,85% (yoy).

Deposito (LHS)

(Rp miliar)

DPK (LHS)

growth-DPK (RHS)

Tabungan (LHS)

growth - Tabungan (RHS) 3,500

(%, yoy)

growth - Deposito (RHS)

70.00 (Rp miliar)

2013 2014 Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.23

Grafik 3.24

Perkembangan DPK BPR Perkembangan DPK Berdasarkan Jenisnya

Pertumbuhan dana pihak ketiga BPR terutama ditopang oleh pertumbuhan pada deposito yang memiliki porsi 85,44% dari total DPK, tumbuh dari 12,82% (yoy) pada triw ulan sebelumnya menjadi 18,06% (yoy) pada triw ulan laporan. Di sisi lain, tabungan dengan porsi 14,56% dari total DPK, tercatat tumbuh sebesar 18,07% (yoy), namun melambat dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 20,12% (yoy).

Berdasarkan kabupaten/kota, porsi terbesar DPK BPR terkonsentrasi di Kota Batam mencapai 71,07% , dan tumbuh menguat sebesar 18,96% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 11,93% (yoy). Porsi DPK BPR di Kota Tanjungpinang sebesar 12,36% , tumbuh melambat dari 8,46% (yoy) pada triw ulan sebelumnya menjadi 3,75% (yoy) pada triw ulan laporan. Di Daerah Dati II lainnya, porsi DPK sebesar 16,57% , juga tumbuh melambat dari 27,93% (yoy) pada triw ulan sebelumnya menjadi 26,94% (yoy) pada triw ulan laporan.

DATI II LAINNYA

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.25

Perkembangan DPK BPR Berdasarkan Wilayah

3.1.2.3 KREDIT

Kredit BPR juga tercatat tumbuh menguat pada triw ulan laporan. Total kredit sebesar Rp 3,24 triliun atau tumbuh menguat dari 15,49% (yoy) pada triw ulan sebelumnya menjadi 16,39% (yoy) pada triw ulan laporan.

Total Kredit (LHS)

growth Kredit (RHS)

MK (LHS)

Konsumsi (LHS)

Investasi (LHS)

(Rp miliar)

(%, yoy)

growth - MK (RHS)

growth - Konsumsi (RHS) growth - Investasi (RHS)

60.00 Rp miliar

2013 2014 Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.26

Grafik 3.27

Perkembangan Kredit BPR Perkembangan Kredit BPR Berdasarkan Jenisnya

Penguatan pertumbuhan kredit BPR ditopang oleh penguatan pertumbuhan pada kredit modal kerja dan investasi, sementara kredit konsumsi tumbuh melambat. Kredit modal kerja dengan porsi 30,22% dari total kredit BPR tumbuh menguat dari 9,19% (yoy) pada triw ulan sebelumnya menjadi 13,81% (yoy) pada triw ulan laporan. Demikian pula kredit investasi, dengan porsi 10,37% dari total kredit, tumbuh menguat dari 29,08% pada triw ulan sebelumnya menjadi 33,37% (yoy) pada triw ulan laporan. Namun, laju pertumbuhan kredit BPR tertahan oleh perlambatan pada kredit konsumsi, dengan porsi terbesar terhadap total kredit sebesar 59,41% , dan tumbuh sebesar 15,21% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 16,81% (yoy).

Secara sektoral, pertumbuhan kredit BPR terutama ditopang oleh pertumbuhan kredit pada sektor perdagangan besar dan eceran, dengan porsi 20,99% terhadap total kredit BPR, tumbuh 18,70% (yoy), kemudian sektor konstruksi, dengan porsi 3,26% tumbuh 55,66% (yoy) dan sektor transportasi, gudang dan komunikasi dengan porsi 3,41% , tumbuh 17,56% . Namun, laju pertumbuhan kredit BPR tertahan oleh kredit pada sektor bukan lapangan usaha untuk rumah tangga (konsumsi) yang mengalami pertumbuhan yang melambat. Dengan porsi 8,25% terhadap total kredit BPR, jenis kredit ini mengalami pertumbuhan yang melambat yaitu dari 20,60% (yoy) pada triw ulan sebelumnya menjadi negatif 11,30% (yoy) pada triw ulan II 2014.

Berdasarkan kabupaten/kota, porsi terbesar kredit BPR disalurkan di Kota Batam dengan porsi 75,67% dari total kredit dan tumbuh menguat dari 15,08% (yoy) pada triw ulan Berdasarkan kabupaten/kota, porsi terbesar kredit BPR disalurkan di Kota Batam dengan porsi 75,67% dari total kredit dan tumbuh menguat dari 15,08% (yoy) pada triw ulan

Sementara itu, penyaluran kredit UM KM oleh BPR juga tercatat tumbuh menguat. Total penyaluran kredit UM KM sebesar Rp1,1 triliun atau mencapai 33,75% dari total kredit, tumbuh menguat dari 18,80% (yoy) pada triw ulan sebelumnya menjadi 22,70% (yoy) pada triw ulan II 2014.

Grafik 3.28

Grafik 3.29

Porsi Kredit BPR Berdasarkan Sektor Ekonomi Perkembangan Kredit UMKM oleh BPR

DATI II LAINNYA

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.30

Perkembangan Kredit BPR Berdasarkan Wilayah

3.1.2.4 LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR)

Fungsi intermediasi BPR di Provinsi Kepulauan Riau berjalan dengan efektif. Kondisi tersebut tercermin dari LDR sebesar 97,77% atau meningkat dari triw ulan sebelumnya sebesar 96,68% . LDR tersebut berada pada rentang threshold yang ditentukan oleh Bank Indonesia yakni 92% s.d. 98% .

LDR (LHS)

NPL (RHS)

Perkembangan LDR dan NPL BPR

3.1.2.5 RISIKO KREDIT

Angka NPL BPR tercatat meningkat, namun tetap terkendali dalam batas aman yang ditentukan oleh Bank Indonesia. NPL sebesar 3,42% , lebih tinggi dibanding NPL triw ulan sebelumnya sebesar 3,07% .