PERKEM BANGAN SISTEM PEM BAYARAN

3.2 PERKEM BANGAN SISTEM PEM BAYARAN

3.2.1 TRANSAKSI PEM BAYARAN TUNAI

Perkembangan peredaran uang kartal dapat dilihat dari pergerakan arus uang masuk (inflow ) dan arus uang keluar (outflow ).

3.2.1.1 ALIRAN UANG KARTAL M ASUK/ KELUAR (INFLOW /OUTFLOW )

Perkembangan peredaran uang kartal dapat terlihat dari pergerakan arus uang masuk

(inflow ) dan arus uang keluar (outflow ). Sesuai pola tahunan, transaksi pembayaran tunai mulai meningkat pada triw ulan II 2014 seiring dengan kegiatan ekonomi yang juga mulai meningkat dibanding triw ulan I. Secara khusus di Kepulauan Riau, peningkatan transaksi pembayaran tunai didorong oleh pelaksanaan kegiatan M TQ Nasional di bulan Juni 2014 serta kampanye pemilu presiden 2014.

Grafik 3.34 Grafik 3.35 Perkembangan Inflow dan Outflow Kepulauan Riau

Perkembangan Pertumbuhan Inflow dan Outflow Kepulauan Riau

Pada triw ulan laporan, total outflow tercatat sebesar Rp 2.542,49 miliar, meningkat 39,77% (yoy). Sementara total inflow sebesar Rp 368,85 miliar menurun 25,78 (yoy). Kondisi tersebut menyebabkan Kepulauan Riau kembali mencatatkan net outflow sebesar Rp 2.173,64 miliar atau tumbuh 64,42% (yoy).

3.2.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR

Dalam upaya pemenuhan jumlah nominal uang kartal menurut jenis pecahan dan dalam kondisi layak edar (clean money policy) bagi masyarakat, Bank Indonesia, secara berkala melakukan kegiatan pemusnahan uang tidak layak edar (UTLE). UTLE tersebut berasal dari setoran bank maupun penukaran uang dari masyarakat, yang selanjutnya ditukar dengan uang yang layak edar (fit for circulation).

Grafik 3.36 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar

Pada triw ulan laporan, Kantor Perw akilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau telah memusnahkan UTLE dengan jumlah nominal mencapai Rp 83,43 miliar atau meningkat 51,77% (yoy). Untuk menjaga jumlah uang yang dimusnahkan tetap pada level yang rendah, Kantor Perw akilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau tetap giat melakukan sosialisasi 3D (Didapat, Disimpan, Disayang) kepada masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat memahami cara-cara memperlakukan uang dengan baik sehingga dapat memperpanjang usia manfaat fisik uang.

Untuk memenuhi kebutuhan uang layak edar di Kepulauan Riau, Kantor Perw akilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau melakukan kegiatan kas keliling. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat menukarkan UTLE yang mereka miliki dengan uang baru. Pelaksanaan kegiatan kas keliling yang dilaksanakan sampai bulan Juni 2014 adalah sebanyak 17 kali, yang terdiri dari 6 kali di dalam kota Batam dan 11 kali di luar kota Batam.

Grafik 3.37 Pelaksanaan Kas Keliling Per Bulan Tahun 2014

Kas keliling di dalam kota Batam antara lain dilaksanakan di Batam Centre, Sei Harapan, Pasar Batu Aji dan Pasar Nagoya. Sementara pelaksanaan kas keliling di luar kota Kas keliling di dalam kota Batam antara lain dilaksanakan di Batam Centre, Sei Harapan, Pasar Batu Aji dan Pasar Nagoya. Sementara pelaksanaan kas keliling di luar kota

Tabel 3.4 Pelaksanaan Kas Keliling 2014

Pasar Nagoya

1 kali

Pasar Batu Aji

1 kali

Dalam Kota Batam

Sei Harapan

1 kali

Batam Center

3 kali

Tanjung Balai Karimun

Tanjung Uban

1 kali

Luar Kota Batam

Tanjung Batu

3.2.1.3 UANG RUPIAH TIDAK ASLI

Jumlah uang rupiah tidak asli yang ditemukan oleh Kantor Perw akilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau meningkat pada triw ulan II 2014. Pada triw ulan laporan, jumlah uang Rupiah tidak asli yang ditemukan sebanyak 109 lembar, lebih tinggi dibanding triw ulan sebelumnya sebanyak 51 lembar.

Grafik 3.38 Penemuan Uang Rupiah Tidak Asli di Kepulauan Riau

Temuan uang Rupiah tidak asli tersebut didasarkan atas permintaan klarifikasi perbankan dan masyarakat serta setoran bank-bank ke Kantor Perw akilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai upaya mengatasi peredaran uang Rupiah tidak asli, Bank Indonesia melakukan berbagai upaya, antara lain dengan meningkatkan security features Temuan uang Rupiah tidak asli tersebut didasarkan atas permintaan klarifikasi perbankan dan masyarakat serta setoran bank-bank ke Kantor Perw akilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai upaya mengatasi peredaran uang Rupiah tidak asli, Bank Indonesia melakukan berbagai upaya, antara lain dengan meningkatkan security features

3.2.2 TRANSAKSI PEM BAYARAN NON TUNAI

3.2.2.1 KLIRING LOKAL

Secara triw ulanan kegiatan transaksi kliring mengalami penurunan, namun secara tahunan pertumbuhan nominal kliring tumbuh signifikan, mencerminkan kegiatan ekonomi pada triw ulan II 2014 cenderung lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Seperti halnya pada transaksi tunai, peningkatan transaksi kliring tersebut juga dipengaruhi oleh kegiatan M TQ Nasional di Kota Batam pada Juni 2014, serta kampanye pemilu presiden 2014.

Tabel 3.5

Perkembangan Transaksi Kliring di Provinsi Kepulauan Riau

Pada triw ulan laporan, jumlah w arkat transaksi kliring sebanyak 137.674 lembar, meningkat 9,45% (yoy), lebih tinggi dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 5,49% (yoy), juga lebih tinggi dibanding pertumbuhan triw ulan yang sama tahun lalu sebesar negatif 0,32% (yoy). Sementara itu, nominal transaksi kliring sebesar Rp 4,60 triliun, atau tumbuh sebesar 14,36% (yoy), menurun dibanding angka pertumbuhan pada triw ulan sebelumnya sebesar 42,28% (yoy), namun tercatat lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 2,11% (yoy).

3.2.2.2 REAL TIM E GROSS SETTLEM EN (RTGS)

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) adalah proses penyelesaian akhir transaksi (settlement) pembayaran yang dilakukan per transaksi

(individually processed gross settlement ) dan bersifat real time (electronically processed) dimana rekening peserta dapat didebit/DIkredit berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Tabel 3.6 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Kepulauan Riau

Kegiatan transaksi RTGS tercatat menurun pada triw ulan laporan. Jumlah transaksi RTGS pada triw ulan II 2014 sebanyak 26.964 transaksi atau tumbuh negatif 6,82% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya sebesar 1,17% (yoy), juga lebih rendah dibanding pertumbuhan triw ulan yang sama tahun lalu sebesar 6,32% (yoy). Sementara itu, nominal transaksi RTGS sebesar Rp 23,16 triliun atau tumbuh 2,67% (yoy), lebih rendah dibanding pertumbuhan triw ulan sebelumnya maupun triw ulan yang sama tahun lalu, masing-masing sebesar 14,82% (yoy) dan 18,51% (yoy).