Gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS dan etika berpakaian.

D. Gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS dan etika berpakaian.

Dalam abad sekarang ini, gaya dan penampilan kulit dapat mengalahkan isi. Saat ini orang lebih menghargai apa yang ditampilkan atau tampak luar seseorang. Gaya menjadi konsumsi yang sifatnya massif. Dengan bergaya maka orang itu ada. Termasuk gaya berpakaian, banyak anggapan bahwa kampus sebagai institusi pendidikan saat ini tidak bisa dibedakan dengan mall. Untuk menerapkan etika berpakaian sesuai kesempatan perlu mengetahui pakaian mana yang tepat dan sesuai dikenakan oleh mahasiswa saat kuliah yaitu berpakaian rapi dan sopan. Banyak mahasiswa berpakaian tidak sesuai dengan norma yang berlaku di kampus. Berikut penuturan informan kalangan dosen mengenai gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS:

“Ada oknum tertentu dari mahasiswa yang tidak sesuai dengan etika berpakaian. Tapi kita tidak bisa menggeneralisasikan bahwa seluruh mahasiswa pakai kaos oblong atau sandal saat kuliah. Hanya beberapa oknum mahasiswa saja ya…” (Wawancara 5 Mei 2010) “Ada oknum tertentu dari mahasiswa yang tidak sesuai dengan etika berpakaian. Tapi kita tidak bisa menggeneralisasikan bahwa seluruh mahasiswa pakai kaos oblong atau sandal saat kuliah. Hanya beberapa oknum mahasiswa saja ya…” (Wawancara 5 Mei 2010)

“Kalau menurut pandangan saya mahasiswa S1 masih baik, mahasiswa D3 banyak yang tidak sesuai etika yakni dengan memakai kaos oblong, pakaian ketat, dan agak terbuka…” (Wawancara 5 Mei 2010)

Dari paparan informan diatas, informan menganggap gaya pakaian yang dikenakan mahasiswa saat kuliah masih sebagian besar baik dan sesuai dengan norma. Dari pengamatan informan, hanya sebagian mahasiswa saja yang tidak mematuhi tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS yakni memakai kaos oblong, atau sandal saat mengikuti kegiatan akademik di kampus terutama saat kuliah.

Lain halnya dengan informan dari kalangan pimpinan fakultas berikut, masih menganggap bahwa gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS semakin jauh dari etika yang berlaku dalam lembaga pendidikan. Menurut informan, banyak mahasiswa yang cenderung memakai kaos oblong, sandal, celana robek, pakaian ketat atau pakaian terbuka saat mengikuti kegiatan akademik di kampus seperti kegiatan kuliah. Berikut adalah pengungkapan informan:

FISIP ini, menurut saya justru sangat memprihatinkan. Semakin kesini banyak mahasiswa yang pakai kaos oblong, pakaian ketat dan terbuka di FISIP ini…” (Wawancara 29 April 2010)

Begitu pula dengan apa yang diungkapkan informan dari kalangan pegawai administrasi FISIP UNS. Sebagian besar mahasiswa berpakaian belum sesuai dengan norma yang berlaku di FISIP UNS saat mengurus administrasi. Berikut paparan informan.

“Menurut saya belum sesuai dengan norma, etika… Banyak mahasiswa yang memakai pakaian ketat karena trend dan itu tidak sesuai dengan akidah, terutama bagi saya sebagai seorang muslim” (Wawancara 30 April 2010)

Informan mengungkapkan bahwa gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS saat ini mengikuti trend. Namun pakian yang dikenakan mahaiswa dianggap tidak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku. Apalagi pandangan informan sebagai muslimah pakaian ketat sangat tidak sesuai dengan akidah yang berlaku.

Untuk lebih memperjelas, penulis sajikan matrik jawaban informan penilaian dosen terhadap mahasiswa mengenai kesesuaian gaya pakaian kuliah dengan etika berpakaian yang berlaku di FISIP UNS.

dengan etika berpakaian

Informan Apakah pakaian mahasiswa saat mengikuti kegiatan akademik di kampus sudah sesuai etika/tata tertib yang ada ?

Dra. Suyatmi, MS (PD III Kemahasiswaan)

Sebagian besar belum sesuai etika atau aturan yang berlaku di FISIP

Drs. Agung Priyono, M.Si (Sekjur Ilmu Administrasi)

Sebagian besar terlihat baik, sebagian kecil belum terutama mahasiswa S1 semester awal dan mahasiswa D3

Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D (Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi)

Rata-rata sudah sesuai dengan adat kepatutan dan sopan santun.

Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si (Sekjur Sosiologi)

Banyak mahasiswa tidak bisa menyesuaikan etika

Drs. TA. Gutama (Jurusan Sosiologi)

Banyak yang belum sesuai dengan etika

Drs. Argyo Demartoto, M.Si (Jurusan Sosiologi)

Beberapa oknum mahasiswa belum sesuai dengan etika

Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si (Jurusan Ilmu Administrasi)

Mahasiswa D3 banyak yang tidak sesuai dengan etika

Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA (Jurusan Ilmu Komunikasi)

Secara umum sudah baik, sebagian belum sesuai etika

Drs. Widodo, M.Soc (Kasubbag Pendidikan)

Banyak yang belum sesuai etika

Sri Danuyah (kemahasiswaan)

Banyak yang tidak sesuai etika

Dinar Puspita Dewi, S.Sos (perpustakaan)

Sebagian belum sesuai norma/etika

Sumber: Data primer April-Mei 2010 Sumber: Data primer April-Mei 2010

“…Gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP keren dan ikut mode wajar sih… Tapi kalau pakai kaos oblong dan sandal gak sopan dan sekarang banyak mahasiswa yang pakai kaos oblong mbak…” (Wawancara 5 Mei 2010)

Ada pula penilaian yang sedikit berbeda dari informan kalangan mahasiswa. Berikut penuturannya :

“...Memang mahasiswa FISIP baju buat kuliahnya kalau dilihat kesannya lebih santai dibandingkan fakultas lain mbak…” (Wawancara Mei 2010)

Berikut penulis sajikan foto-foto gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS.

Gambar 15. Mahasiswa memakai kaos oblong

Gambar 16. Mahasiswa memakai sandal

Gambar 17. Mahasiswa memakai sandal

UNS.

Memaknai setiap hal yang terjadi dalam diri kita maupun apa yang terjadi dalam lingkungan kita sangatlah penting, karena dengan memaknai kita akan mengetahui apa yang akan kita lakukan dan tujuan apa yang akan kita capai. Terkait dengan pemaknaan dosen FISIP UNS terhadap gaya pakaian kuliah mahasiswa, maka terdapat perbedaan dosen yang satu dengan dosen yang lain.

Dosen adalah unsur dari institusi pendidikan yang paling sering berinteraksi secara langsung dengan mahasiswa. Unsur sivitas akademika lain yang erat hubungannya dengan kehidupan mahasiswaadalah pegawai administrasi. Banyak dosen mengeluhkan gaya pakaian kuliah yang dikenakan mahasiswa saat ini jauh dari etika yang ada. Tidak jarang mahasiswa tidak boleh mengikuti perkuliahan karena pakaian yang dikenakan mahasiswa dianggap tidak rapi atau sopan, seperti memekai kaos oblong, sandal, atau pakaian yang ketat dan sedikit terbuka. Hal seperti ini tentunya akan sedikit mengganggu perkuliahan dan merugikan mahasiswa sendiri akibat tidak adanya kedisiplinan mahasiswa. Dapat dikatakan, penampilan merupakan salah satu bentuk kontrol sosial untuk mahasiswa.

Dari hasil wawancara ternyata terdapat perbedaan makna dan pandangan informan mengenai gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS. Pandangan informan bisa positif dan juga negatif. Berikut paparan informan

FISIP UNS: “Pakaian merupakan cerminan selera kita. Bagi saya yang penting

sopan dan tidak terbuka sampai mengganggu orang lain. Biasanya kalau saya ya mengingatkan mahasiswa yang tidak tertib itu di lain waktu secara individu. Karena jika ditegur di depan banyak orang saya khawatir mahasiswa akan down secara psikologis. Ya ta??...” (Wawancara 5 Mei 2010)

Ada pula informan yang memandang bahwa pakaian adalah bentuk penghormatan bagi diri sendiri maupun terhadap lembaga. Jika mahasiswa tidak menhgormati lembaga maka informan tidak bisa mentolelir penyimpangan tersebut. Berikut adalah ungkapan informan.

“Bagi saya, saya sangat sulit mentolelir, karena dia tidak menghormati dirinya sendiri, dan tidak menghormati lembaga. Saya tidak bisa menerima hal seperti itu, apalagi memakai sandal dalam lingkungan kampus sangat saya anggap tidak sopan” (Wawancara 6 Mei 2010)

Dosen sebagai pendidik yang mencetak professional dan ahli memandang penampilan mahasiswa adalah cerminan dari kepribadian. Mahasiswa sebagai insan yang berpendidikan seharusnya menampilkan atau mencitrakan dirinya sebagai orang yang berpendidikan. Mahasiswa seharusnya bisa menyesuaikan diri dimana ia berada. Seperti halnya dikampus, mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Norma-norma yang ada dalam kehidupan kampus salah satunya adalah Dosen sebagai pendidik yang mencetak professional dan ahli memandang penampilan mahasiswa adalah cerminan dari kepribadian. Mahasiswa sebagai insan yang berpendidikan seharusnya menampilkan atau mencitrakan dirinya sebagai orang yang berpendidikan. Mahasiswa seharusnya bisa menyesuaikan diri dimana ia berada. Seperti halnya dikampus, mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Norma-norma yang ada dalam kehidupan kampus salah satunya adalah

Informan dari kalangan pimpinan fakultas juga mempunyai pandangan mengenai gaya pakian kuliah mahasiswa FISIP UNS. Sebagai unsur pimpinan fakultas, tentunya pandangan informan sedikit berbeda dengan pandangan informan kalangan dosen mapaun kalangan pegawai administrasi. Berikut ungkapan informan mengenai pandangannya terhadap gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP UNS:

“Sebagian besar belum sesuai etika atau aturan yang berlaku di FISIP, justru sangat memprihatinkan. Semakin kesini mahasiswba banyak yang memakai kaos oblong, pakaian ketat, dan pakaian terbuka… Biasanya mahasiswa selalu saya tegur atau saya peringatkan. Saya rasa kedisiplinan mahasiswa FISIP masih rendah sehingga derajat kepatuhannya masih rendah, banyak mahasiswa yang melanggar tata tertib, salah satunya tata tertib berpakaian” (Wawancara 29 April 2010) “Sebagian besar belum sesuai etika atau aturan yang berlaku di FISIP, justru sangat memprihatinkan. Semakin kesini mahasiswba banyak yang memakai kaos oblong, pakaian ketat, dan pakaian terbuka… Biasanya mahasiswa selalu saya tegur atau saya peringatkan. Saya rasa kedisiplinan mahasiswa FISIP masih rendah sehingga derajat kepatuhannya masih rendah, banyak mahasiswa yang melanggar tata tertib, salah satunya tata tertib berpakaian” (Wawancara 29 April 2010)

“…Masih ada mahasiswa yang mengurus administrasi pakai kaos oblong atau sandal. Saat ujian juga begitu, ada beberapa mahasiswa memakai kaos, walaupun ditutup jaket...” (Wawancara 30 April 2010)

Untuk lebih memperjelas, penulis sajikan matrik jawaban informan mengenai kepatuhan mahasiswa FISIP UNS dari unsur mahasiswa dan matrik jawaban informan dari unsur dosen, pimpinan fakultas, dan pegawai administrasi

dengan etika di kampus

Informan Bagaimana menyikapi mahasiswa yang memakai kaos oblong, sandal saat mengikuti kegiatan kulikuler di kampus?Jawaban dari pertanyaan

Dra. Suyatmi, MS (Pembantu Dekan III bagian Kemahasiswaan)

Menegur, mengingatkan, tidak boleh kuliah

Drs. Agung Priyono, M.Si (Sekjur Ilmu Administrasi)

Mengingatkan

Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D (Kajur Ilmu Komunikasi)

Menegur dan mengingatkan

Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si (Sekjur Sosiologi)

Mengingatkan dan menegur

Drs. TA. Gutama (Jurusan Sosiologi)

Dibiarkan saja

Drs. Argyo Demartoto, M.Si (Jurusan Sosiologi)

Mengingatkan

Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si (Jurusan Ilmu Administrasi)

Menegur, tidak memberi pelayanan konsultasi, tidak boleh masuk kuliah

Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA (Jurusan Ilmu Komunikasi)

Tidak bisa mentolelir bila mahasiswa memakai sandal

Drs. Widodo, M.Soc (Kasubbag Pendidikan)

Menegur

Sri Danuyah (kemahasiswaan)

Menegur

Dinar Puspita Dewi, S.Sos (perpustakaan)

Menegur

Sumber : Data primer April-Mei 2010

Sebagai kaum muda yang selalu mengikuti trend, informan juga mempunyai penilaian tersendiri terhadap bagaimana gaya pakaian kuliah dirinya dan teman-temannya. Berikut penuturan informan:

“Kalau menurut aku, gaya pakaian kuliah mahasiswa di FISIP keren. Banyak mahasiswa yang mengikuti mode. Wajar-wajar aja sih… Tapi kalau sampai pakai kaos oblong atau sandal ya nggak sopan, dan sekarang banyak yang pakai kaos oblong…” (Wawancara 5 Mei 2010)

Hal yang hampir sama juga dituturkan oleh Ike,

“Gaya pakaian kuliah mahasiswa FISIP sebagain besar mengikuti mode. Mungkin ada juga yang sering pakai kaos oblong karena pengen santai, atau memang itu kebiasaan dia pakai kaos oblong. Tapi sebenarnya kalau pakai kaos oblong kurang sopan, apalagi kalau cewek pakai baju ketat dan agak terbuka” (Wawancara 27 Aperil 2010)

Tidak adanya kesesuaian hal yang seharusnya dengan senyatanya pasti akan menimbulkan masalah. Begitu juga dengan apa yang seharusnya terwujud dari pemberlakuan suatu tata tertib dengan keadaan yang sebenarnya. Seperti tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS, seharusnya mahasiswa mematuhi tata tertib itu. Namun pada kenyataannya sebagian mahasiswa masih melanggar tata tertib tersebut. Dari ketidaksesuaian itu, tentu menimbulkan reaksi berupa sikap dosen atau pegawai administrasi terhadap mahasiswa yang mengenakan pakaian tidak Tidak adanya kesesuaian hal yang seharusnya dengan senyatanya pasti akan menimbulkan masalah. Begitu juga dengan apa yang seharusnya terwujud dari pemberlakuan suatu tata tertib dengan keadaan yang sebenarnya. Seperti tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS, seharusnya mahasiswa mematuhi tata tertib itu. Namun pada kenyataannya sebagian mahasiswa masih melanggar tata tertib tersebut. Dari ketidaksesuaian itu, tentu menimbulkan reaksi berupa sikap dosen atau pegawai administrasi terhadap mahasiswa yang mengenakan pakaian tidak

“Mahasiswa adalah masa saat mencari jati diri, bertindak sesuka hati. Jadi saya biarkan saja, karena pada waktunya mereka akan sadar sendiri” (Wawancara 4 Mei 2010)

Paparan diatas merupakan bagaimana informan menyikapi mahasiswa yang memakai kaos oblong atau sandal saat kuliah. Informan cenderung membiarkan mahasiswa berbuat sesuka hati karena pada saatnya mahasiswa akan menyadari perbuatannya. Sedangkan informan lain mengungkapkan hal yang berbeda. Berikut ungkapan informan.

“Saya tegur atau saya peringatkan secara langsung saat kuliah atau masuk ke ruang saya. Kalau mau ikut kuliah atau konsultasi dengan saya, biasanya saya suruh mahasiswa tersebut pulang dulu utnuk ganti baju atau tidak ikut kuliah atau tidak mendapatkan pelayanan konsultasi sama sekali…” (Wawancara 29 April 2010)

“Langsung saya tegur, saya ingatkan juga, karena itu merupakan kewajiban saya…” (Wawancara 6 Mei 2010)

menyikapi mahasiswa yang memakai pakaian tidak sesuai dengan kata tertib dengan menegurnya. Teguran biasanya disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Ada juga informan yang menyikapi dengan lebih tegas yakni tidak boleh mengikuti kuliah atau konsultasi. Untuk lebih mempertegas paparan informan diatas, berikut penulis mepaparkan juga apa bentuk perlakuan bahkan sanksi yang diterima mahasiswa jika melanggar tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS dari dosen ataupun pegawai administrasi:

“Pernah mbak, waktu ujian… Sanksinya ya berupa teguran itu, menurut saya teguran sudah merupakan sanksi” (Wawancara 28 April 2010)

“Pernah lah… waktu ujian, nekat pakai kaos sih… Untungnya cuma ditegur tok… Tapi menurutku belum pernah dapat sanksi ya…” (Wawancara 4 Mei 2010)

Dari pengungkapan informan diatas, beragam reaksi atau sikap yang ditunjukkan dosen dan pegawai administrasi kepada mahasiswa yang gaya pakaiannya dipandang tidak sesuai dengan tata tertib kampus. Hampir semua informan dosen dan pegawai administrasi menegur mahasiswa, dan sebagian informan dari kalangan mahasiswa pernah mengalami teguran. Sebagain informan yang lain menegungkapkan belum pernah ditegur dosen atau pegawai administrasi jika memakai kaos atau sandal saat kuliah. Berarti Dari pengungkapan informan diatas, beragam reaksi atau sikap yang ditunjukkan dosen dan pegawai administrasi kepada mahasiswa yang gaya pakaiannya dipandang tidak sesuai dengan tata tertib kampus. Hampir semua informan dosen dan pegawai administrasi menegur mahasiswa, dan sebagian informan dari kalangan mahasiswa pernah mengalami teguran. Sebagain informan yang lain menegungkapkan belum pernah ditegur dosen atau pegawai administrasi jika memakai kaos atau sandal saat kuliah. Berarti

Dalam SK Surat Keputusan Rektot No. 487A/J27/KM/2005 dalam Tata Tertib Kehidupan Mahasiswa sub F dijelaskan pula tentang tata tertib busana yakni sebagai berikut; 1) Setiap mahasiswa harus berpakaian sopan dan rapi sesuai dengan norma-norma yang berlaku, 2) Jenis dan macam pakaian disesuaikan dengan kegiatan yang sedang dilaksanakan ,3) Mahasiswa dilarang mengenakan kaos oblong dan sandal pada saat kegiatan kulikuler di dalam ruang kuliah. Himbauan dari FISIP juga mahasiswa tidak boleh memakai kaos oblong, sandal, dan celana robek saat berada di lingkungan FISIP UNS.

Mahasiswa dengan jiwa mudanya sudah barang tentu mempunyai pendapat yang berbeda dengan dosen dan pegawai administrasi mengenai gaya pakaian yang sebaiknya gikenakan saat kuliah. Informan mahasiswa menuturkannya sebagai berkut:

“Cewek pakai kemeja, pakaian yang tidak ketat dan tidak terbuka atau tipis, memakai sepatu. Cowok sebaiknya pakai kemeja atau kaos kerah, sepatu, dan celana yang rapi” (Wawancara 28 April 2010)

“Gaya pakainnya yang penting tidak ketat atau terbuka, rapi, bersih. Terutama cowok jangan pakai celana belel” (Wawancara 28 April 2010)

“Kaos berkerah, celana yang tidak robek, dan bersepatu…” (Wawancara 27 April 2010)

Untuk lebih memperjelas, penulis sajikan matrik jawaban informan mengenai gaya pakaian yang diharapkan mahasiswa FISIP UNS .

Matrik 6. Gaya pakaian yang diinginkan mahasiswa Informan

Jawaban dari pertanyaan Bagaimana sebaiknya gaya pakaian yang sopan dikenakan mahasiswa di kampus?

Ike Ilmu Administrasi 2007 (reguler)

Berkemeja, pakaian tidak ketat, tidak terbuka, tidak tipis, bersepatu, celana rapi.

Kurniawan Ilmu Administasi 2009 (transfer)

Sopan, rapi, bersih, bersepatu, kaos berkerah

Ade Ilmu Komunikasi 2008 (transfer)

Baju tidak ketat / terbuka, bersih, rapi, tidak belel.

Dini Ilmu Komunikasi 2007 (reguler)

Berkemeja, celana rapi dan bersih, pakaian tidak terlalu terbuka / ketat

Kharis Sosiologi 2007 reguler)

Kaos berkerah, celana yang tidak robek, bersepatu Dian

Sosiologi 2007 (Non reguler)

Rapi dan sopan, sesuai norma.

Lina D3 Broadcast 2007

Pakaian tidak ketat, tidak belel, dan bersepatu Sumber: Data primer April-Mei 2010 Pakaian tidak ketat, tidak belel, dan bersepatu Sumber: Data primer April-Mei 2010

”Pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa tentunya yang rapi, bersih, sopan, berkemeja, tidak memekai pakaian ketat, tidak memakai pakaian yang terbuka, dan harus bersepatu” (Wawancara 29 April 2010)

”Kalau menurut saya mengikuti trend boleh saja asal sopan, tidak ketat, tidak terbuka, rapi dan sesuai norma yang ada...” (Wawamcara 7 Mei 2010)

Hal yang lebih detail diungkapkan linforman dari kalangan dosen mengenai gaya pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa saat mengikuti kegiatan akademik di lingkungan kampus FISIP UNS. Berikut penuturan informan :

Kampus adalah lembaga formal sehingga pakaian yang dipakai juga harus formal. Cewek memakai pakaian yang tertutup, muslimah sesuai akidah, atau adat ketimuran. Cowok tidak boleh memakai kaos oblong, sandal, dan celana robek. Semua harus normatif’ (Wawancara 6 Mei)

Informan dari kalangan pegawai administrasi juga mengungkapkan pendapatnya mengenai gaya pakaian yang sebaiknya dikenakan mahasiswa FISIP UNS saat mengurus administrasi, berikut pandangannya :

”... Baju rapi, bersih, tidak belel, tidak neko-neko, dan tertutup...” (Wawancara 30 April 2010,)

Untuk lebih memperjelas, penulis sajikan matrik jawaban informan mengenai gaya pakaian mahasiswa yang diharapkan dosen.

Informan Gaya pakaian yang seharusnya dikenakan mahasiswa saat mengikuti kegiatan akademik di

kampus?

Dra. Suyatmi, MS (Pembantu Dekan III bagian kemahasiswaan)

Rapi, bersih, sopan, berkemeja, pakaian ketat, tidak terbuka, dan bersepatu.

Drs. Agung Priyono, M.Si (Sekjur Ilmu Administrasi)

Boleh ikuti trend, sopan, tidak ketat, tidak terbuka, dan rapi sesuai norma.

Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D (Kajur Ilmu Komunikasi)

Pakaian formal

Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati, M.Si (Sekjur Sosiologi)

Pantas pakai, formal, mencerminkan orang yang terpelajar

Drs. TA. Gutama (Jurusan Sosiologi)

Pakaian tidak terbuka, tidak memakai kaos oblong atau sandal.

Drs. Argyo Demartoto, M.Si (Jurusan Sosiologi)

berkemeja, bersepatu, celana rapi dan tidak robek / belel

Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si (Jurusan Ilmu Administrasi)

Modis tetap sopan, tertutup, baju tidak ketat

Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA (Jurusan Ilmu Komunikasi)

Boleh ikut tren, santun, dan tidak terbuka, pakaian formal, berkemeja, bersepatu.

Drs. Widodo, M.Soc (Kasubbag Pendidikan)

Tidak pakai kaos oblong, formal, bersepatu Sri Danuyah

(kemahasiswaan)

Pakaian formal

Dinar Puspita Dewi, S.Sos (perpustakaan)

Rapi, bersih, tidak belel, tidak neko-neko, dan tertutup Sumber: Data primer April-Mei 2010

Untuk menjalankan suatu tata tertib, selain masyarakat yang terkena tata tertib itu diperlukan juga petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian di FISIP UNS. Petugas penegak tata tertib mencakup semua tingkatan dalam suatu lembaga, oleh karena menyangkut petugas-petugas pada strata atas, menengah, dan bawah. Di dalam melaksanakan tugas- tugasnya, petugas seharusnya mempunyai pedoman, antara lain peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang lingkup tugas-tugasnya. Segenap unsur sivitas akademika merupakan petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian di FISIP UNS. Siapa petugas yang mempunyai kewenangan dalam menegakkan tata tertib berpakaian di kampus, pedoman apa yang petugas penegak tata tertib gunakan untuk menegakkan tata tertib berpakaian itu, dan sejauh mana petugas sebaiknya memberikan kebijaksanaan kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib berpakaian, berikut penulis paparkan lebih lanjut.

Banyak sekali pandangan siapa yang seharusnya menjadi penegak tata tertib berpakaian di FISIP UNS. FISIP UNS sendiri terdiri dari berbagai unsur seperti pimpinan fakultas, dosen, senat fakultas, jurusan, dan bagian administrasi. Berbagai unsur tersebut juga mempunyai tingkatan dari strata tinggi sampai ke strata yang paling bawah. Berikut pengungkapan informan dari kalangan mahasiswa mengenai siapa yang seharusnya menjadi petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian di FISIP UNS: Banyak sekali pandangan siapa yang seharusnya menjadi penegak tata tertib berpakaian di FISIP UNS. FISIP UNS sendiri terdiri dari berbagai unsur seperti pimpinan fakultas, dosen, senat fakultas, jurusan, dan bagian administrasi. Berbagai unsur tersebut juga mempunyai tingkatan dari strata tinggi sampai ke strata yang paling bawah. Berikut pengungkapan informan dari kalangan mahasiswa mengenai siapa yang seharusnya menjadi petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian di FISIP UNS:

Hal serupa juga diungkapkan informan dari kalangan unsur pimpinan fakultas, bahwa semua unsur sivitas akademika FISIP UNS adfalah petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa, termasuk wadah kegiatan mahasiswa atau organisasi mahasiswa. Berikut paparannya :

”Seluruh sivitas akademika, karena kalau dosen saja tidak akan efektif, termasuk mahasiswa. Termasuk juga UKM sebagai wadah kegiatan mahasiswa sebaiknya mengingatkan anggotanya...” (Wawancara 29 April 2010)

”Seluruh sivitas akademika FISIP UNS tentunya... Mahasiswa juga harus saling mengingatkan temannya” (Wawancara 6 Mei 2010

Informan dari kalangan pegawai administrasi juga mengungkapkan pendapatnya mengenai petugas yang seharusnya menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa FISIP UNS. Hal yang sedikit berbeda diungkapkan informan, menurut informan bagian kemahasiswaan lebih mempunyai wewenang untuk menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa. Berikut penuturannya : Informan dari kalangan pegawai administrasi juga mengungkapkan pendapatnya mengenai petugas yang seharusnya menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa FISIP UNS. Hal yang sedikit berbeda diungkapkan informan, menurut informan bagian kemahasiswaan lebih mempunyai wewenang untuk menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa. Berikut penuturannya :

Dari seluruh informan mengungkapkan semua unsur sivitas akademika FISIP UNS baik dari unsur mahasiswa sendiri, Dekan, Dosen, Staff Pegawai, sampai UKM harus mengingatkan mahsiswa untuk menciptakan tata tertib berpakaian di FISIP UNS. Namun sembilan informan mengungkapkan bahwa dosen yang paling utama mengingatkan mahasiswa karena dosen yang paling sering berinteraksi dengan mahasiswa. Selain itu, tiga informan lain lebih menekankan pada bidang kemahasiswaan yang berwenang menegakkan tata tertib berpakaian di FISIP UNS karena bagian kemahasiswaan cenderung lebih dekat dengan keseharian mahasiswa. Informan dari unsur dosen mengungkapkannya sebagai berikut :

”Yang paling utama dosen harus mengingatkan, karena dosen selalu berinteraksi dengan mahasiswa...” (Wawancara 5 Mei 2010)

Untuk lebih mempertegas jawaban informan mengenai siapa yang seharusnya menjadi petugas penegak tata tertib berpakaian di FISIP UNS, maka penulis sajikan matrik jawaban informan sebagai bertikut :

Informan

Siapa yang seharusnya menegakkan tata tertib berpakaian bagi mahasiswa?

Dra. Suyatmi, MS (Pembantu Dekan III)

Seluruh sivitas akademika.

Drs. Agung Priyono, M.Si (Sekjur Ilmu administrasi)

Seluruh stakeholder FISIP

Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D (Kajur Ilmu Komunikasi)

Seluruh sivitas akademik FISIP dan mahasiswa Dra. Hj. Sri Hilmi Pujihartati,

M.Si (Sekjur Sosiologi)

Dosen dan mahasiswa sendiri

Drs. TA. Gutama (Jurusan Sosiologi)

Seluruh dosen

Drs. Argyo Demartoto, M.Si (Jurusan Sosiologi)

Seluruh dosen dan staff FISIP

Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si (Jurusan Ilmu Administrasi)

Seluruh dosen

Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA (Jurusan Ilmu Komunikasi)

Semua Sivitas Akademika

Drs. Widodo, M.Soc (Kasubbag Pendidikan)

Kemahasiswaan dan mahasiswa sendiri Sri Danuyah (kemahasiswaan) Mahasiswa sendiri

Dinar Puspita Dewi, S.Sos (perpustakaan)

Kemahasiswaan

Ike, Ilmu Administrasi 2007 (reguler)

Seluruh Sivitas Akademika

Kurniawan, Ilmu Administasi 2009 (transfer)

Dosen

Ade, Ilmu Komunikasi 2008 (transfer)

Semua sivitas akademika FISIP Dini, Ilmu Komunikasi 2007

(reguler)

Dosen

Kharis, Sosiologi 2007 (reguler)

Satpam

Dian, Sosiologi 2007 (Non reg)

Dosen dan seluruh pegawai

Lina D3 Broadcast 2007

Dosen

Sumber: Data primer April-Mei 2010

bahwa terutama dosen yang menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa. Alasannya, dosen adalah unsur sivitas akademika yang paling sering berinteraksi dengan mahasiswa. Tujuh informan lain mengungkapkann pendapatnya bahwa semua unsur sivitas akademika FISIP UNS adalah petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa, termasuk sesama mahasiswa hendaknya saling mengingatkan. Empat informan lain cenderung memilih bagian kemahasiswaanlah yang menjadi petugas penegak tata tertib berpakaian untuk mahasiswa FISIP UNS. Bagian kemahasiswaan dianggap paling dekat dengan kegiatan mahasiswa. Sedangkan satu informan sisanya mengungkapkan bahwa petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa adalah satpam.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, petugas harus punya pedoman untuk menegakkan tata tertib berpakaian bagi mahasiswa. Ada berbagai pedoman yang digunakan petugas penegak tata tertib untuk menciptakan tertib berpakaian mahasiswa, baik pedoman tertuluis maupun tidak tertulis. Dengan adanya pedoman itu juga bisa diketahui derajat kepatuhan mahasiswa pada tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS. Berikut paparan para informan dari kalangan unsur pimpinan fakultas:

Saya rasa derajat kepatuhan mahasiswa masih rendah, banyak mahasiswa yang melanggar tata tertib itu...” (Wawancara 29 April 2010)

Senada dengan informan sebelumnya, informan dari unsur pegawai administrasi dan unsur dosen juga mengungkapkan hal yang sama. Berikut penuturannya :

”Tentunya SK Rektor itu, dan norma kesopanan yang berlaku bagi kita masyarakat timur. Sebagian mahasiswa belum patuh pada peraturan itu...” (Wawancara 30 April 2010)

Informan dari unsur doen juga mengungkapkan hal yang serupa dan menambahkan bahwa peraturan yang ada tidak begitu diindahkan oleh mahasiswa.

”Aturan dari universitas. Jurusan juga punya aturan sendiri yang ditempel di pintu jurusan. Namun mahasiswa masih ada yang tidak mengindahkannya. Jadi tulisan hanya akan menjadi tulisan saja...” (Wawancara 4 mei 2010)

Sebagai unsur sivitas akademik FISIP UNS dan petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa, semua informan mengungkapkan bahwa pedoman yang mereka gunakan adalah peraturan tertulis dari SK Rektor yang implementasinya berwujud peringatan yang terdapat di tempat-tempat strategis di FISIP. Selain itu informan juga Sebagai unsur sivitas akademik FISIP UNS dan petugas yang menegakkan tata tertib berpakaian mahasiswa, semua informan mengungkapkan bahwa pedoman yang mereka gunakan adalah peraturan tertulis dari SK Rektor yang implementasinya berwujud peringatan yang terdapat di tempat-tempat strategis di FISIP. Selain itu informan juga

Sebagai penegak tata tertib berpakaian bagi mahasiswa segenap unsur sivitas akademika mempunyai kewenangan memberikan kebijaksanaan kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib berpakaian di FISIP UNS. Kebijaksanaaan yang diberikan kepada mahaiswa yang gaya pakaiannya tidak sesuai dengan tata tertib kampus dimaksudkan agar mahasiswa tidak mengulangi melanggar tata tertib berpakaian. Selain itu, petugas memberikan kebijaksanaan bertujuan untuk menciptakan kedisiplinan dan iklim perkuliahan yang kondusif. Berikut paparan beberapa informan dari unsur dosen mengenai kebijaksanakan yang biasanya diberikan kepada mahasiswa yang melanggar tata tertib berpakaian di FISP UNS:

”...Petugas harus berpijak pada aturan yang ada, atau ditegur saja, semacam sanksi moral...” (Wawancara 5 Mei 2010) ”...Petugas harus berpijak pada aturan yang ada, atau ditegur saja, semacam sanksi moral...” (Wawancara 5 Mei 2010)

”Tentunya menegur tidak boleh masuk ruang dosen untuk konsultasi atau ikut kuliah...” (Wawancara 6 Mei 2010)

Kebijaksanaan dari penegak tata tertib berpakaian mahasiswa di FISIP UNS sangat tergantung pada diri masing-masing petugas. Sejauhmana kebijaksanaan diberikan juga berpangkal dari sejauhmana mahasiswa melanggar tata tertib berpakaian yang berlaku di FISIP UNS. Menurut tujuh informan kebijaksanaan diimplementasikan dengan bentuk teguran atau peringatan kepada mahasiswa yang gaya pakaian kuliahnya tidak sesuai dengan tata tertib. Teguran atau peringatan dirasa sudah cukup untuk membuat mahasiswa lebih menghargai tata tertib yang ada. Teguran dan peringatan juga dipandang cukup karena mahasiswa sudah dewasa. Selain teguran dan peringatan, empat informan menyatakan bahwa perlu juga sanksi tidak boleh mengikuti proses kuliah, konsultasi, atau mengurus administrasi.

Informan dari unsur mahasiswa juga mempunyai pendapat hampir sama mengenai kebijaksanaan apa yang pantas diberikan petugas penegak tata tertib terhadap mahasiswa yang melanggar tata tertib berpakaian. Sanksi moral sebagai bentuk kebijaksanaan yang diberikan kepada mahasiswa dirasa sudah cukup memberikan efek jera. Berikut adalah ungkapan informan dari unsur mahasiswa : Informan dari unsur mahasiswa juga mempunyai pendapat hampir sama mengenai kebijaksanaan apa yang pantas diberikan petugas penegak tata tertib terhadap mahasiswa yang melanggar tata tertib berpakaian. Sanksi moral sebagai bentuk kebijaksanaan yang diberikan kepada mahasiswa dirasa sudah cukup memberikan efek jera. Berikut adalah ungkapan informan dari unsur mahasiswa :