Gaya Pakaian Kuliah Mahasiswa

B. Gaya Pakaian Kuliah Mahasiswa

Gaya berpakaian saat ini merupakan salah satu faktor penting untuk menunjang penampilan. Alhasil, setiap orang ingin tampil mengenakan pakaian yang sedang menjadi tren, tak terkecuali di kalangan mahasiswa FISIP UNS. Mahasiswa saat ini seakan berlomba-lomba untuk tampil modis dengan memakai pakaian yang saat ini sedang in.

Gaya pakaian yang dikenakan mahasiswa FISIP UNS secara umum sangat mengikuti trend atau mode yang sedang marak. Dengan mengikuti mode yang sedang marak tersebut, tidak jarang model, bentuk maupun jenis pakaian yang dikenakan mahasiswa saat kuliah kurang sesuai dengan atau etika yang berlaku. Sebagian mahasiswa memakai kaos oblong ketat, celana yang sangat ketat, bahkan kemeja yang sedikit terbuka. Ada juga sebagian mahasiswa yang gaya pakaian kuliahnya adalah semau sendiri atau sebagai ekspresi pribadi. Ada sebagian mahasiswa yang memakai celana robek atau belel saat kuliah. Yang memprihatinkan lagi, sebagian kecil mahasiswa ada yang memakai sandal saat kuliah, dan hal ini sangatlah tidak menghormati FISIP UNS sebagai institusi pendidikan formal.

Kecenderungan pakaian mahasiswa yang tidak sesuai dengan tata tertib yang mengatur kehidupan mahasiswa merupakan trend mode yang Kecenderungan pakaian mahasiswa yang tidak sesuai dengan tata tertib yang mengatur kehidupan mahasiswa merupakan trend mode yang

Membaca kepribadian mahasiswa bisa dilihat melalui pakaian yang dikenakan yang dikenakan khususnya saat kuliah. Pemandangan yang terjadi beberapa tahun belakangan ini adalah kampus menjadi catwalk. , Begitu juga fenomena yang dapat dilihat di kampus FISIP UNS saat ini. Pakaian bukan lagi alat untuk melengkapi keutuhan tubuh sebagai fungsi perlindungan. Namun, pakaian telah hadir sebagai subyek yang menggeser peran tubuh mahasiswa. Trend pakaian telah mengurangi sebagian kewajiban pembelajaran universitas, yakni membentuk kepribadian mahasiswa.

Gaya visual bisa menyatu dengan gaya hidup, karena dalam hidupnya manusia tidak bisa lepas dari bahasa rupa dua maupun tiga dimensi. Gaya merupakan suatu sistem bentuk dengan kualitas dan ekspresi bermakna dan menampakkan kpribadian seniman atau pandangan umum suatu kelompok. Gaya juga merupakan wahana ekspresi dalam kelompok Gaya visual bisa menyatu dengan gaya hidup, karena dalam hidupnya manusia tidak bisa lepas dari bahasa rupa dua maupun tiga dimensi. Gaya merupakan suatu sistem bentuk dengan kualitas dan ekspresi bermakna dan menampakkan kpribadian seniman atau pandangan umum suatu kelompok. Gaya juga merupakan wahana ekspresi dalam kelompok

Gaya hidup adalah pola-pola tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain. Gaya hidup merupakan bagian dari kehidupan sosial sehari-hari dunia modern dan berfungsi dalam interaksi dengan cara- cara yang mungkin tidak dapat dipahami oleh mereka yang tidak hidup dalam masyarakat modern (Chaney, 1996: 41). Begitu pula yang terjadi dalam masyarakat Indonesia umumnya, perubahan gaya hidup sebagai akibat modernisasi sangatlah terlihat pada masyarakat kita, terutama pada mahasiswa FISIP generasi muda yang sangat peka pada perubahan. Perubahan gaya hidup yang terlihat pada mahasiswa FISIP UNS salah satunya adalah gaya pakaian kuliah. Karena pakaianlah yang paling bisa menunjukkan bagaimana gaya hidup mahasiswa.

Fashion adalah suatu topik yang layak menjadi perhatian kita karena jelas merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan aksi industri konsumen. Dinamika perubahan dalam cara-cara fashion yang berbeda begitu jelas mencerminkan proses pembentukan gaya hidup yang Fashion adalah suatu topik yang layak menjadi perhatian kita karena jelas merupakan suatu cara aksi yang dirangsang oleh perkembangan aksi industri konsumen. Dinamika perubahan dalam cara-cara fashion yang berbeda begitu jelas mencerminkan proses pembentukan gaya hidup yang

Fashion sebagai ekspresi gaya hidup tak hanya dominasi model- model cantik dengan pakaian mewah. Fashion juga diusung masyarakat dari berbagai elemen lain dengan ragam pakaian yang sangat bervariasi. Pergaulan, gaya hidup dan etika tata krama di kalangan generasi muda, termasuk mahasiswa kita sudah mencemaskan. Gaya berpakaian berpakaian mahasiswa FISIP UNS saat ini memakai model pakaian seperti itu rasanya lebih cocok untuk pergi ke mall daripada untuk pergi ke kampus.

Mahasiswi, pakai celana jeans ketat dengan baju pendek ketat atau sedikit terbuka, sehingga seringkali memperlihatkan bagian pinggang. Itu adalah realitas yang terjadi sehari-hari di lingkungan FISIP UNS. Mahasiswa juga mengenakan kaos oblong dan celana belel yang mengesankan santai dan main-main. Tidak hanya itu saja, banyak mahasiswi yang berpenampilan sangat mencolok dengan make-up yang sangat tebal dan tidak pantas dikenakan saat di kampus. Jika diperhatikan lebih lanjutr, banyak juga mahasiswa yang memakai sandal saat berada di lingkungan kampus. Hal demikian mengesankan bahwa mahasiswa kurang menghormati institusi pendidikan sebagai institusi yang formal.

Gaya pakaian mahasiswa dinilai kurang etis jika mahasiswa Gaya pakaian mahasiswa dinilai kurang etis jika mahasiswa

Memang tak ada larangan bagi mahasiswa berpakaian sesuai pilihannya. Hanya diharuskan berpakaian sopan sesuai aturan. Perkembangan mode yang kian pesat membuat mahasiswa yang notabene kaum muda selalu tak ingin ketinggalan zaman. Tren berbusana mahasiswa saat ini banyak dipengaruhi komunitas bergaul. Cara berpakaian mahasiswa karena faktor lingkungan, bukan karena keinginan pribadi.

Kecenderungan kekebasan berpakaian di FISIP UNS sendiri karena lingkungan mahasiswanya sudah sejak lama kurang disiplin, banyak mahasiswa memakai pakaian ke kempus seenaknya sendiri. Seperti penuturan beberapa informan, kampus FISIP UNS sejak lama memang sudah identik dengan mahasiswa yang ”keren” dan sangat mengikuti mode pakaian yang menjadi tren, berbeda dengan fakultas lain. Selain itu, pengaruh terpaan perkembangan fashion dan perkembangan komunikasi yang semakin mengglobal membuat norma-norma etika berpakaian khususnya dalam lingkungan pendidikan tidak bisa bertahan.

bisa menempatkan posisi dirinya. Kalau berada di kampus memang harus rapi, menyesuaikan dengan peraturan yang ada, sopan dan wajar. Mengikuti mode yang sedang berkembang merupakan hal yang bisa dimaklumi. Namun demikian, mahasiswa harus bisa memilih mode pakaian yang tepat atau pantas untuk kuliah di kampus yakni mengenakan pakaian yang normal dan wajar saja, tidak ketat atau tidak terbuka. Selain itu dikampus mahasiswa hendaknya juga mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa fashion atau pakaian merupakan ekspresi pribadi. Beberapa informan mengungkapkan bahwa pakaian merupakan cerminan pribadi. Dan sebagai masyarakat terpelajar, mahasiswa seharusnya berpakaian santun sebagai cerminan masyarakat terpelajar itu. Juga tidak ada salahnya jika mahasiswa mengikuti trend sebagai ekspresi bahwa mahasiswa tidak ketinggalan jaman. Namun saat berada di lingkungan kampus mahasiswa sepatutnya harus mengekspresikan dirinya dengan mengenakan pakaian yang tetap sopan, bukan menjadi korban mode yang seringkali tidak pantas dikenakan di lingkungan kampus.

Saussure dalam Barnard (1996: 117) menyatakan tanda terdiri atas dua bagian. Kedua bagian itu disebut “penanda” (signifier) dan “petanda” (signified). “Penanda” adalah bagian fisik tanda, yang berupa suara atau bentuk kata. “Petanda adalah konsep mental yang merupakan acuan bagi penanda. Ia adalah makna dari penanda. Secara bersama-sama keduanya Saussure dalam Barnard (1996: 117) menyatakan tanda terdiri atas dua bagian. Kedua bagian itu disebut “penanda” (signifier) dan “petanda” (signified). “Penanda” adalah bagian fisik tanda, yang berupa suara atau bentuk kata. “Petanda adalah konsep mental yang merupakan acuan bagi penanda. Ia adalah makna dari penanda. Secara bersama-sama keduanya

Seperti halnya sebagian mahasiswa FISIP UNS memakai kaos oblong dan atau sandal saat kuliah merupakan penanda bahwa mahasiswa memakai pakaian yang tidak sopan atau tidak formal. Karena dalam institusi pendidikan sebagai salah satu institusi formal, segenap unsurnya termasuk mahasiswa harus berpakaian sopan, rapi, dan formal saat berada di lingkungan FISIP UNS.

Dosen menginginkan gaya pakaian yang dikenakan mahasiswa adalah pakaian yang sopan dan rapi. Sopan dan rapi menurut pandangan dosen adalah jenis pakaian kemeja, kaos berkerah, bersih, tidak ketat, tidak terbuka, bersepatu, dan tidak berlebihan. Sedangkan dari sudut pandang mahasiswa mengurai jenis dan bentuk pakaian yang sedikit berbeda. Sebagian mahasiswa juga menginginkan mahasiswa berpakaian rapi. Pakaian rapi menurut mahasiswa adalah memakai kemeja, blus, kaos berkerah, dan bersepatu. Ada juga sebagian mahasiswa yang menginginkan tetap boleh memakai kaos oblong saat kuliah asal tidak ketat dan terbuka. Mahasiswa juga menginginkan tetap berpenampilan modis asal sopan, yakni tidak memakai pakaian yang terbuka atau terlampau ketat.

Pemaknaan atas pakaian kuliah dari sudut pandang mahasiswa sendiri maupun sudut pandang dosen. Hampir semua dosen menginginkan pakaian yang dikenakan mahasiswa saat kuliah adalah pakaian yang sopan, rapi, dan sesuai dengan adat kepatutan maupun etika yang berlaku pada masyarakat. Secara gambling bentuk atau jenis pakaian yang diinginkan dosen maupun pegawai administrasi untuk dikenakan mahasiswa saat kuliah adalah; mahasiswa memakai kemeja, kaos berkerah, bersepatu, tidak memakai pakaian ketat, tidak memakai pakaian terbuka, baju bersih dan rapi (tidak robek atau tidak belel).

Dosen mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap mahasiswa. Para mahasiswa akan terpengaruh oleh gaya penampilan dosen, semisal dosen tersebut memakai pakaian yang kurang sesuai maka mahasiswa secara tidak langsung juga akan meniru dosennya. Tetapi tidak demikian dengan dosen-dosen FISIP UNS. Dosen FISIP UNS sudah menunjukkan teladan yang baik untuk mahasiswa dalam berpakaian secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung dosen biasanya menegur mahasiswa yang berpakaian tidak sesuai denga norma yang berlaku di FISIP UNS. Bahkan, dosen seringkali tidak memperbolehkan mahasiswa mengikuti kuliah maupun tidak melayani konsultasi.

Sebagian dosen juga memaknai bahwa kebebasan berpakaian merupakan cerminan pribadi atau ekspresi individu mahasiswa. Mengikuti Sebagian dosen juga memaknai bahwa kebebasan berpakaian merupakan cerminan pribadi atau ekspresi individu mahasiswa. Mengikuti

Menurut Barnard (1996: 107) ada berbagai pihak yang berperan sebagai otoritas bagi pemaknaan eksternal atas garmen atau setelan pakaian yang bisa diklaim sebagai sumber dan asal mula makna dari garmen/setelan pakaian. Unsur pimpinan fakultas, unsur akademik (jurusan), unsur pelaksana administrasi, dan unsur lain yang menunjang proses transfer pendidikan di FISIP UNS adalah pemegang otoritas pemaknaan eksternal atas pakaian yang dikenakan mahasiswa saat kuliah.

Otoritas pemaknaan eksternal, dalam hal ini dosen memaknai gaya pakaian kuliah yang dikenakan mahasiswa sangat terpengaruh dengan apa yang diyakini seorang dosen. Hal tersebut adalah bagaimana gaya pakaian yang patut dikenakan mahasiswa di lingkungan kampus. Dosen sebagai insane yang sudah sangat berpengalaman di dunia pendidikan tentunya sangat mengetahui bagaimana etika yang harus dimiliki mahasiswa. Salah satunya adalah etika berpakaian. Dengan demikian, banyak dosen yang seringkali menegur mahasiswa jika mahasiswa tersebut berpakaian tidak sesuai dengan norma saat mengikuti kuliah atau konsultasi.

kampus adalah seperti akan main-main saja, bukan untuk menuntut ilmu. Selain itu kaos oblong juga mengesankan kurang keseriusan mahasiswa terhadap proses pendidikan yang terjadi din kampus FISIP UNS. Apalagi saat ini banyak pula mahasiswi yang memakai pakaian ketat dan sedikit terbuka, ini sudah jelas dianggap oleh para dosen tidak sopan. Apalagi banyak juga mahasiswa yang memakai sandal saat berada di lingkungan kampus. Memakai sandal di lingkungan kampus untuk mengikuti proses akademik dianggap tidak menghargai kampus sebagai lembaga pendidikan.

Otoritas dalam pemaknaan pakaian tidak hanya dilihat melalui pandangan dosen saja. Mahasiswa juga memiliki otoritas atas pemaknaan pakaian yang dikenakannya saat kuliah. Mahasiswa memaknai pakaian yang dikenakan saat kuliah adalah pakaian yang memang pantas dikenakan saat kuliah. Namun banyak mahasiswa yang memaknai bahwa saat kuliah bisa mengenakan pakaian santai. Dengan demikian mahasiswa banyak yang memakai kaos oblong atau sandal saat kuliah. Hal ini disebabkan karena mahasiswa mempunyai otoritas sendiri atas pakaian yang dikenakannya dan ini bertentangan dengan otoritas pemaknaan pakaian kuliah dari pihak kampus.

Maka pemaknaan dosen atas pakaian kuliah yang dikenakan mahasiswa sangat terengaruh dengan etika yang diberlakukan di lingkungan pendidikan. Kesopanan dan kedisiplinan mahasiswa sangat identik dengan Maka pemaknaan dosen atas pakaian kuliah yang dikenakan mahasiswa sangat terengaruh dengan etika yang diberlakukan di lingkungan pendidikan. Kesopanan dan kedisiplinan mahasiswa sangat identik dengan