Analisis Produksi dan Penerimaan Kelompok Wanita Karmina

A. Analisis Produksi dan Penerimaan Kelompok Wanita Karmina

Penerimaan merupakan keseluruhan hasil yang diterima oleh suatu usaha dari penjualan serta dinyatakan dalam rupiah yang diperoleh dari mengalikan produksi dengan harga produk. Produksi dan penerimaan Kelompok Wanita Karmina selama tiga tahun dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Produksi dan Penerimaan Kelompok Wanita Karmina

Keterangan

Tahun Produksi

2009

2010

2011 Produksi (kemasan/tahun)

Abon 100 gr

8.640

17.280 19.440 Abon 160 gr

4.032

6.720 8.064 Abon 250 gr

Produksi rata-rata/bulan (kemasan)

Abon 100 gr

720

1.440 1.620 Abon 160 gr

336

560 672 Abon 250 gr

Harga jual (Rp/kemasan)

Abon 100 gr

9.000,00

10.000,00 10.000,00 Abon 160 gr

20.000,00

20.000,00 20.000,00 Abon 250 gr

Penjualan (Kemasan)

Abon 100 gr

8.513

16.234 18.354 Abon 160 gr

3.087

6.387 7.598 Abon 250 gr

Penerimaan (Rp/tahun)

Abon 100 gr 76.617.000,00 162.340.000,00 183.540.000,00 Abon 160 gr

61.740.000,00 127.740.000,00 151.960.000,00 Abon 250 gr

Penerimaan rata-rata/bulan (Rp)

Abon 100 gr

6.384.750,00

13.528.333,33 15.295.000,00 Abon 160 gr

5.145.000,00

10.645.000,00 12.663.333,33 Abon 250 gr

Sumber : Analisis Data Sekunder, Tahun 2012 Penerimaan Kelompok Wanita Karmina seluruhnya berasal dari penjualan abon lele dan keripik lele yang dihasilkan. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa produksi abon lele dan keripik lele setiap tahunnya terus

abon lele lebih besar di pasaran dibandingkan dengan jumlah permintaan keripik lele. Begitu juga halnya dengan harga abon dan keripik lele di pasaran, yang meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut dikarenakan biaya produksi yang ikut meningkat sehingga Kelompok Wanita Karmina harus menaikkan harga jualnya. Jumlah produksi serta harga jual produk terus meningkat, sehingga penerimaan Kelompok Wanita Karmina dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, karena jumlah produksi dan harga jual produk berbanding lurus terhadap penerimaan. Setiap tahunnya jumlah penerimaan selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah penerimaan mengalami peningkatan sebesar Rp 71.061.000,00 dari tahun 2010, sedangkan pada tahun 2010 meningkat sebesar Rp 272.415.000,00 dari tahun 2009. Peningkatan penerimaan tersebut salah satunya terjadi disebabkan oleh bertambahnya proses produksi. Hal ini dilakukan karena permintaan yang tinggi sehingga dibutuhkan persediaan produk yang dapat mencukupi di pasar.

Keberadaan Kelompok Wanita Karmina membawa dampak positif, khususnya bagi peningkatan kesadaran akan pentingnya gizi bagi masyarakat. Berbagai produk olahan lele yang dihasilkan Kelompok Wanita Karmina mampu menciptakan budaya gemar makan ikan yang sebelumnya belum berkembang karena alasan faktor ekonomi. Karena masyarakat pada umumnya akan lebih memilih lauk pauk yang lebih murah sebagai pelengkap makanan. Olahan lele memberikan variasi sendiri bagi masyarakat yang mengkonsumsi. Dengan olahan lele tersebut dapat melengkapi kebutuhan gizi masyarakat dalam bentuk yang berbeda. Selain itu, lele selama ini dikenal sebagai ikan yang kurang diminati karena banyak masyarakat yang enggan mengkonsumsi ikan lele. Namun, dengan beragamnya produk olahan lele seperti abon dan keripik yang banyak digemari masyarakat khususnya anak-anak telah memotivasi masyarakat akan pentingya gizi (protein) bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dan tidak dipengaruhi besarnya volume produksi atau penjualan. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Karmina dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Biaya Tetap pada Kelompok Wanita Karmina

Keterangan

Tahun Produksi (Rp)

2011 % Gaji Karyawan

Pajak PBB

Biaya Pemeliharaan

Sewa Tempat Penjualan

Biaya Penyusutan

Bangunan Produksi

1.000.000,00 0,87 Peralatan Rumah Tangga (penggorengan dll)

723.000,00 0,62 Alat Penapis Minyak

160.000,00 0,13 Etalase Kaca

240.000,00 0,23 Timbangan Digital

Biaya Tetap Total

100 115.378.000,00 100 Rata-rata per bulan

9.614.833,33 BT Abon

81.343.191,74 BT Keripik

: Analisis Data Sekunder, Tahun 2012

Keterangan : Prosentase (%) Biaya tetap yang dikeluarkan meliputi biaya gaji, pajak, biaya pemeliharaan, biaya sewa tempat kios, biaya listrik dan telepon, biaya administrasi, serta biaya penyusutan. Pada tahun 2009 hingga 2011, Kelompok Wanita Karmina tidak mengeluarkan biaya untuk bunga maupun pengembalian kredit karena pada tahun yang bersangkutan perusahaan tidak sedang memiliki status sebagai kreditur. Modal yang didapatkan oleh Kelompok Wanita Karmina diperoleh dari Pemerintah sehingga Kelompok Wanita Karmina hanya memanfaatkan modal yang ada untuk mengembangkan usaha.

Biaya terbesar adalah biaya gaji karyawan. Karyawan yang bekerja di Kelompok Wanita Karmina adalah sebanyak dua puluh orang sehingga mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan taraf hidup keluarga anggota.

permintaan produk tinggi, Kelompok Wanita Karmina mempekerjakan masyarakat diluar anggota kurang lebih 5-10 orang tergantung kondisi pada permintaan produk. Total pengeluaran untuk gaji karyawan tersebut kurang lebih antara 83-88%. Adapun upah anggota/tenaga kerja per tiap kali produksi yaitu Rp 25.000,00 dengan jam kerja dari pukul 08.00-16.00 WIB. Jika permintaan tinggi diberlakukan jam lembur dengan upah Rp 5.000,00 per jam.

Kelompok Wanita Karmina juga mengeluarkan biaya pajak untuk bangunan. Biaya pajak yang dikeluarkan Kelompok Wanita Karmina meliputi biaya pajak bumi dan bangunan (PBB). Kecamatan Sawit terletak tidak jauh dari pusat Kabupaten Boyolali. Namun sarana dan prasarana transportasi untuk menuju ke sana dapat dikatakan kurang. Biaya yang dikeluarkan untuk PBB adalah sebesar Rp 1.000.000,00 atau kurang lebih antara 0,8%-1,8% dari total biaya tetap. Pajak PBB ini dibayarkan oleh Kelompok Wanita Karmina setiap tahunnya. Sampai saat ini hanya pajak PBB yang dibayarkan oleh Karmina. Hal tersebut dikarenakan Kelompok Wanita Karmina belum membuat izin usaha sehingga belum dikenakan pajak usaha. Sedangkan untuk izin usaha sendiri Kelompok Wanita Karmina telah mendapatkan izin dari BPMP2T (Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu) Kabupaten Boyolali pada bulan Januari tahun 2012.

Biaya pemeliharaan yang dilakukan Kelompok Wanita Karmina, meliputi perawatan dalam alat-alat untuk penggunaan proses produksi. Alat- alat diataranya seperti kompor, freezer, timbangan dan alat-alat elektronik lainnya yang kadang mengalami gangguan. Perawatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan pada alat-alat tersebut. Adanya tekanan daya listrik yang tidak stabil sehingga terjadi gangguan konsleting pada alat-alat elektronik tersebut. Oleh karena itu setiap tahunnya Kelompok Wanita Karmina mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan alat produksi. Jumlah biaya pemeliharaan yang dikeluarkan tiap tahunnya berbeda-beda, karena semakin lama umur barang tersebut terkadang semakin mudah mengalami kerusakan Biaya pemeliharaan yang dilakukan Kelompok Wanita Karmina, meliputi perawatan dalam alat-alat untuk penggunaan proses produksi. Alat- alat diataranya seperti kompor, freezer, timbangan dan alat-alat elektronik lainnya yang kadang mengalami gangguan. Perawatan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan pada alat-alat tersebut. Adanya tekanan daya listrik yang tidak stabil sehingga terjadi gangguan konsleting pada alat-alat elektronik tersebut. Oleh karena itu setiap tahunnya Kelompok Wanita Karmina mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan alat produksi. Jumlah biaya pemeliharaan yang dikeluarkan tiap tahunnya berbeda-beda, karena semakin lama umur barang tersebut terkadang semakin mudah mengalami kerusakan

Biaya listrik yang dikeluarkan kurang lebih antara 4%-5,2% dari total biaya tetap. Listrik digunakan untuk penerangan serta untuk menjalankan beberapa alat dalam proses produksi. Selanjutnya adalah biaya telepon dan biaya administrasi, biaya tersebut diperlukan antara 0,5%-1% dari total biaya tetap. Biaya telepon biasanya dipergunakan perusahaan untuk menghubungi pemesan yang ingin dikirimkan pesannya, namun setiap tahunnya biaya ini semakin berkurang karena sudah adanya telepon genggam yang mempermudah komunikasi. Sedangkan biaya adminstrasi yang dikeluarkan Kelompok Wanita Karmina dilakukan untuk memberikan laporan usaha setiap tahunnya ke Pemerintahan Kabupaten Boyolali. Laporan ini diberikan fungsinya untuk memberitahukan kepada dinas yang terkait bahwa Kelompok Wanita Karmina ini masih aktif berkegiatan.

Selain biaya-biaya tersebut adapula biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Karmina meliputi biaya penyusutan bangunan, biaya penyusutan peralatan rumah tangga, dan biaya penyusutan fasilitas penjualan. Biaya penyusutan yang terbesar adalah biaya penyusutan bangunan yang memiliki umur teknis lima puluh tahun, yaitu sebesar Rp 1.000.000,00 atau antara 0,8%-1,7% dari total biaya tetap dan selanjutnya adalah penyusutan peralatan rumah tangga seperti penggorengan, kompor dan lain-lain dengan umur teknis tiga sampai dengan lima tahun sebesar Rp 723.000,00 atau antara 0,6%-1,2% dari total biaya tetap, dan penyusutan fasilitas penjualan dengan umur teknis lima tahun sebesar Rp 240.000,00 atau kurang lebih 0,2% dari

total biaya tetap. Biaya penyusutan, baik untuk bangunan, peralatan rumah total biaya tetap. Biaya penyusutan, baik untuk bangunan, peralatan rumah

Total biaya tetap yang dikeluarkan adalah Rp 57.478.000,00 untuk tahun 2009, Rp 108.718.000,00 tahun 2010, dan Rp 115.378.000,00 pada tahun 2011. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Kelompok Wanita Karmina tersebut merupakan biaya yang dipergunakan baik dalam proses pengolahan abon lele dan juga keripik lele. Hal ini dikarenakan kedua produk tersebut diproduksi oleh tempat produksi, alat-alat produksi serta tempat pemasaran yang sama. Besarnya biaya tetap adalah 26,79% dari keseluruhan biaya, dan jumlahnya jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya variabel yang dikeluarkan.