Bagi Institusi Kesehatan Bagi Peneliti Bagi Institusi Pendidikan

2. Mengetahui ketepatan pemberian dosis obat antimalaria golongan artemisin dalam terapi malaria tanpa komplikasi di RSUP H. Adam Malik Medan. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Masyarakat Dapat memperbaiki angka kesembuhan, mengurangi angka kesakitan, dan mencegah terjadinya resistensi obat antimalaria sehingga mengurangi transmisi.

1.4.2. Bagi Institusi Kesehatan

Dapat memberikan gambaran mengenai keberhasilan implementasi program pemberantasan malaria oleh Depkes RI dan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak RSUP H. Adam Malik Medan untuk dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dalam penatalaksanaan kasus malaria, khususnya malaria tanpa komplikasi.

1.4.3. Bagi Peneliti

Dapat menjadi bahan pembelajaran, pengalaman belajar, dan penambah wawasan dalam melakukan penelitian di bidang kesehatan ke depannya.

1.4.4 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat digunakan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dan peneliti lain yang membutuhkannya sebagai bahan referensi karya tulis ilmiahnya. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Malaria 2.1.1. Pengertian dan Sejarah Malaria Malaria merupakan penyakit infeksi akibat Protozoa dari genus Plasmodium dan ditularkan terutama melalui tusukan gigitan nyamuk Anopheles betina. Terdapat lebih dari 120 spesies Plasmodium yang menginfeksi mamalia, unggas, dan reptil, tapi hanya empat spesies yang dikenal menginfeksi manusia secara konsisten, yaitu P. falciparum, P. vivax, P. malariae, dan P. ovale Hoffman, Campbell White, 2006. Kasus infeksi manusia oleh spesies Plasmodium yang sebelumnya hanya menginfeksi kera ekor panjang Macaca sp., P. knowlesi, semakin banyak dilaporkan di wilayah perhutanan Asia Tenggara WHO, 2010. Malaria merupakan penyakit purba yang telah menimbulkan dampak besar terhadap kesehatan manusia selama sejarah peradaban manusia. Malaria juga turut mempengaruhi pola pemukiman penduduk dunia dan menimbulkan dampak kesehatan secara global. Malaria diduga berasal dari negara Afrika dan telah ikut berevolusi bersama dengan inang dan vektornya Carter Mendis, 2002. Pada abad ke-18, malaria mal aria = udara kotor diberi nama atas dasar kepercayaan Roman kuno bahwa penyakit ini ditransmisikan melalui asap berbahaya dari daerah sekitar rawa yang mengelilingi Roma Rosenthal Kamya, 2012. Pada tahun 1880 Alphonse Laveran, dokter militer berkebangsaan Perancis, mendeskripsikan parasit malaria di dalam darah penderita untuk pertama kalinya. Transmisi malaria oleh nyamuk Anopheles ditemukan pada tahun 1897 oleh dokter militer berkebangsaan Britania, Ronald Ross. Laveran 1907 dan Ross 1902 diberi hadiah Nobel atas penemuannya. Sementara itu, siklus hidup dalam manusia diuraikan pada tahun 1898-1899 oleh ilmuwan Italia bernama Amico Bignami, Giusseppe Bastianelli, dan Battista Grassi. Penemuan dari siklus hidup ini menjadi titik awal dari usaha mengontrol populasi nyamuk yang bertujuan mengurangi transmisi malaria Hoffman, Campbell White, 2006. Universitas Sumatera Utara