5.1.3. Deskripsi Manifestasi Klinis dan Spesies Plasmodium
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Manifestasi Klinis
No. Manifestasi Klinis
Ya Tidak
n n
1. Demam
36 100
2. Menggigil
24 66,7
12 33,3
3. Berkeringat Banyak
20 55,6
16 44,4
4. Sakit Kepala
13 36,1
23 63,9
5. Pucat
16 44,4
20 55,6
6. Mual
15 41,7
21 58,3
7. Muntah
4 11,1
32 88,9
8. Sakit OtotSendi
3 8,3
33 91,7
9. Ikterus
6 16,7
30 83,3
10. Malaise
7 19,4
29 80,6
11. Hepatomegali
2 5,6
34 94,4
12. Splenomegali
4 11,1
32 88,9
Berdasarkan tabel 5.8, didapati semua 100 sampel mempunyai riwayat demam. Sementara itu, sebanyak 24 66,7 orang mempunyai keluhan
menggigil dan 20 55,6 orang menunjukkan manifestasi klinis berkeringat banyak.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Spesies Plasmodium
No. Spesies Plasmodium Jumlah orang
Persentase
1. P. falciparum
16 44,4
2. P. vivax
19 52,8
3. P. falciparum P. vivax
1 2,8
Total
36 100
Ditinjau dari spesies Plasmodium yang menjadi penyebab atau agent infeksiseperti yang ditunjukkan pada tabel 5.9, penyebab penyakit malaria yang
paling sering adalah Plasmodium vivax, yaitu sebanyak 19 52,8 orang.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 16 44,4 orang terinfeksi Plasmodium falciparum dan terdapat 1 orang yang mengalami infeksi campuran mixed infection.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Kadar Hemoglobin yang Dikelompokkan
No. Kadar Hb yang dikelompokkan Jumlah orang
Persentase
1. Anemia
32 88,9
2. Tidak Anemia
4 11,1
Total
36 100
Berdasarkan kadar Hb yang dikelompokkan pada tabel 5.10,didapatihasil32 88,9 orang menderita anemia dan sisanya 4 11,1
orang tidak menderita anemia.
5.1.4. Deskripsi Terapi Malaria Tanpa Komplikasi
Beberapa hal mengenai terapi malaria tanpa komplikasi yang diteliti, antara lain regimen terapi antimalaria, pemberian primakuin, ketepatan pemilihan
jenis obat antimalaria, ketepatan dosis obat antimalaria golongan artemisin, dan ketepatan terapi malaria tanpa komplikasi. Selain itu, dilakukan uji silang regimen
terapi yang dikelompokkan berdasarkan pemberian primakuin dan uji silang spesies Plasmodium berdasarkan regimen terapi antimalaria yang dikelompokkan.
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Regimen Terapi Antimalaria
No. Regimen Terapi Antimalaria
Jumlah orang Persentase
1. Artesunat + Amodiakuin
14 38,8
2. Dihydroartemisinin + Piperakuin
12 33,3
3. Kina + Doksisiklin
6 16,7
4. Klorokuin
2 5,6
5. Klorokuin + Doksisiklin
2 5,6
Total
36 100
Universitas Sumatera Utara
Ditinjau dari regimen terapi antimalaria yang diresepkan pada tabel 5.11, didapati obat kombinasi golongan artemisin paling banyak diresepkan dengan
rincian artesunat dan amodiakuin sebanyak 14 38,8 orang dan dihydroartemisin dan piperakuin sebanyak 12 33,3 orang.
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Pemberian Primakuin
No. Pemberian Primakuin
Jumlah orang Persentase
1. Ada
27 75
2. Tidak Ada
9 25
Total 36
100 Ditinjau dari pemberian primakuin pada tabel 5.12, didapati 27 75
pasien yang diteliti ada mendapatkan primakuin sedangkan 9 25 pasien sisanya tidak diresepkan primakuin.
Tabel 5.13 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Ketepatan Pemilihan Jenis Obat Antimalaria
No. Ketepatan Pemilihan
Jenis Obat Antimalaria Jumlah orang
Persentase
1. Tepat Artemisin
26 72,2
2. Tidak tepat Non-
Artemisin 10
27,8
Total 36
100 Ditinjau dari ketepatan pemilihan jenis obat antimalaria pada tabel 5.13,
didapati 26 72,2 pasien mendapatkan regimen yang tepat, yaitu obat antimalaria golongan artemisin, sedangkan 10 27,8 pasien sisanya tidak
mendapatkan obat antimalaria golongan artemisin.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Ketepatan Dosis Obat Antimalaria Golongan Artemisin
No. Ketepatan Dosis Obat
Antimalaria Golongan Artemisin
Jumlah orang Persentase
1. Tepat
17 70,8
2. Tidak Tepat
7 29,2
Total
24 100
Ditinjau dari ketepatan dosis obat antimalaria golongan artemisin pada tabel 5.14, didapati dari 24 pasien yang mendapatkan obat antimalaria golongan
artemisin, 17 70,8 orang diantaranya sudah mendapatkan dosis yang tepat, sedangkan 7 29,2 orang sisanya mendapatkan dosis yang tidak tepat.
Tabel 5.15 Distribusi Frekuensi Penderita Malaria Berdasarkan Ketepatan Terapi Malaria Tanpa Komplikasi
No. Ketepatan Terapi Malaria
Tanpa Komplikasi Jumlah orang Persentase
1. Obat dan dosis tepat
17 47,2
2. Obat tepat, dosis tidak tepat
7 19,4
3. Obat tepat, dosis tidak ditulis
2 5,6
4. Obat tidak tepat
10 27,8
Total
36 100
Ditinjau dari ketepatan pemberian terapi malaria tanpa komplikasi pada tabel 5.13, didapati 17 47,2 pasien yang diteliti mendapatkan terapi
antimalaria yang rasional dengan pemilihan regimen dan dosis obat tepat. Sementara itu, 7 19,4 pasien mendapatkan regimen yang tepat namun dosisnya
tidak tepat. Sebanyak 2 5,6 pasien yang diteliti tidak dapat ditentukan ketepatan dosis dikarenakan dosis obat tidak ditulis di status pasien. Sebanyak 10
27,8 pasien tidak mendapatkan regimen pengobatan yang tepat.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.16Distribusi Frekuensi Regimen Antimalaria Yang Dikelompokkan Berdasarkan Pemberian Primakuin
Pemberian Primakuin
Regimen Antimalaria Yang Dikelompokkan Total
Artemisin Non-Artemisin
n n
Ada 20
76,9 7
70 27
Tidak Ada 6
23,1 3
30 9
Total 26
100 10
100 36
Data pada tabel 5.14 menunjukkan bahwa 20 76,9 sampel yang mendapatkan terapi regimen antimalaria golongan artemisin ada diberi primakuin
dan sisanya 6 23,1 sampel tidak mendapatkannya. Sementara itu, sebanyak 7 70 sampel yang mendapatkan terapi regimen antimalaria golongan non-
artemisin diberi primakuin dan sisanya 3 30 tidak mendapatkan pengobatan primakuin.
Tabel 5.17Distribusi Frekuensi Spesies Plasmodium Berdasarkan Regimen Terapi Antimalaria yang Dikelompokkan
Regimen Terapi Antimalaria yang
Dikelompokkan Spesies Plasmodium
Total P.
falciparum P. vivax
P.falciparum P. vivax
n N
n
Artemisin 11
68,7 14
73,7 1
100 26
Non-Artemisin 5
31,3 5
26,3 10
Total
16 100
19 100
1 100
36
Berdasarkan tabel 5.15, sebanyak 11 68,7 sampel yang menderita malaria dengan spesies P. falciparum mendapatkan regimen terapi antimalaria
golongan artemisin sedangkan 5 31,3 sampel mendapatkan terapi regimen antimalaria golongan non-artemisin. Sementara itu, sebanyak 14 73,7 sampel
yang menderita malaria dengan spesies P. vivax mendapatkan terapi regimen
Universitas Sumatera Utara
antimalaria golongan artemisin sedangkan 5 26,3 sampel mendapatkan terapi regimen antimalaria golongan non-artemisin.
5.2. Pembahasan