Memperbanyak Do'a

F. Memperbanyak Do'a

Secara bahasa, do’a berasal dari bahasa Arab ىﻮﻋد ءﺎﻋد - ﻮﻋﺪﯾ - - ﺎﻋد yang artinya memanggil, mendo’a, memohon. 151 Menurut al-Qur`an, kata do’a

mengandung arti memohon, mengharap, meminta, memanggil, menyeru, memuji, mengabdi, menyembah atau beribadah. 152 Kata do’a dengan arti yang bermacam-

macam ini terdapat dalam 203 ayat. 153 Kata ini telah menjadi baku dalam bahasa Indonesia yang berarti permohonan (harapan, permintaan, pujian) kepada Tuhan. 154

151 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, h. 127 152 Rahmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah Al-Qur`an, (Bandung: Mizan, 1413 H/1993 M),

Cet. ke-3, h. 41 153 ‘Abd al-Bâqî, Al-Mu ’ jam al-Mufahras…,

h. 326-330

154 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1995), Ed. 2,

Cet. ke-4, h. 239

Secara istilah, do’a adalah memohon sesuatu dari Allah Swt. dengan harapan agar Allah Swt. mengabulkan permohonannya itu. 155 Atau ada yang mengartikannya,

meminta sesuatu sesuai dengan hajatnya atau memohon perlindungan kepada Allah Swt., terhadap bencana bala, malapetaka, dan sebagainya, dengan merendahkan diri

dan tunduk kepada-Nya; dan ia merupakan bagian dari ibadah. 156 Penjelasan lain, mengartikan do’a adalah suatu aktivitas ruhaniah yang

mengandung permohonan kepada Allah Swt. melalui lisan atau hati, dengan menggunakan kalimat-kalimat atau pernyataan-pernyataan khusus sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur`an, al-Sunnah ataupun keteladanan para sahabat Rasulullah saw. dan orang-orang saleh. Dengan penuh harapan agar do’a-do’a yang dimohonkan itu

akan segera dikabulkan. 157 Dalam pembahasan ini, do’a yang dimaksud adalah memohon kepada Allah

Swt. melalui lisan dan hati, dengan mengucapkan kalimat-kalimat dan memenuhi adab-adab sebagaimana yang diajarkan dan terdapat dalam ayat-ayat al-Qur`an, khususnya yang berhubungan dengan permohonan mengharapkan pertolongan Allah Swt. agar menang dalam menghadapi orang-orang munafik.

155 Rahmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah…, h. 41 156 Shadiq dan Shalahuddin Chaery, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: CV. Sienttarama, 1983),

h. 82 157 Hamdani Bakran Adz-Dzakiey, Prophetic Intelligence; Kecerdasan Kenabian

Menumbuhkan Potensi Hakiki Insani melalui Pengembangan Kesehatan Ruhani, (Yogyakarta: Penerbit Islamika, 2005), Cet. ke-1, h. 451

Do’a merupakan senjata orang-orang beriman. Ia merupakan kekuatan yang dapat melemahkan. 158 Termasuk dalam hal ini melemahkan kejahatan orang-orang

munafik terhadap orang-orang mukmin. Berkenaan dengan hal ini, sahabat Rasulullah saw. adalah orang-orang yang sangat memahami betul dengan agama yang diajarkan Allah Swt. dan Rasul-Nya saw., mereka lebih banyak melakukan do’a dibanding orang lain. ’Umar bin al-

Khaththâb ra. memohon kepada Allah Swt. untuk kemenangan dan mengalahkan musuh. Ia berkata kepada bala tentaranya, ”Dengan jumlah seperti ini, kalian tidak akan meraih kemenangan kecuali dengan pertolongan Allah Swt.” Selanjutnya Ia berkata, Tidak ada yang mengkhawatirkanku apakah do’aku diterima, yang aku khawatirkan adalah ketika aku berdo’a apakah aku dibimbing Allah Swt., wajar saja

do’aku diterima”. 159 Firman Allah Swt:

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka

158 Abu Dzar al-Qalamuni, Kembali ke Allah, terj. Nouval Syamsu (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000), Cet. ke-1, h. 80

159 Ibid ., h. 83 159 Ibid ., h. 83

Kekuatan do’a tergantung pada pengabulan Allah Swt. atasnya. Do’a tidak akan berarti apa-apa tanpa perkenan Allah untuk mengabulkannya. Dalam rangka itu berdo’a harus dengan etika dan memenuhi syarat agar dikabulkan. Secara rinci al- Qur`an menyebutkan tata cara dan syarat yang harus diperhatikan ketika berdo’a, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Do’a harus ditujukan langsung kepada Allah Swt. 160

2. Dengan merendah diri (tadharru’) dan suara yang lembut (khufyah). 161

3. Dengan rasa takut (khauf) dan sungguh-sungguh (thama’). 162

4. Dengan menyebut nama-nama Allah yang indah (Asmâ` al-Husnâ), yakni dengan menggunakan nama-nama Allah yang sesuai dengan permohonan

yang diharapkan. 163

5. Dilakukan dengan sabar 164 dan berbaik sangka kepada Allah Swt dengan meyakini akan dikabulkannya do’a. 165

160 Lihat Qs. Al-Baqarah/2: 186; Yûnus/10: 106; al-Syu’arâ`/26: 213; al-Qashâsh/28: 88; dan al-Mu`min/40: 60

161 Lihat Qs. Al-A’râf/7: 55; al-An’âm/6: 63 162 Lihat Qs. Al-A’râf/7: 56 163 Lihat Qs. Al-A’râf/7: 180; al-Isrâ`/17: 110 164 Lihat Qs. Al-Kahfi/18: 28 165 Lihat Qs. Al-Nisâ`/4: 60; juga berdasarkan hadis:

( ﻯﺬﻣﺮﺘﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ). ِﺔﺑﺎﺟِﺈﹾﻟﺎِﺑ ﹶﻥﻮﻨِﻗﻮﻣ ﻢﺘﻧﹶﺃﻭ ﷲﺍ ﺍﻮﻋﺩﹸﺍ : ﻢﱠﻠﺳﻭ ِﻪﻴﹶﻠﻋ ﷲﺍ ﻰﱠﻠﺻ ﷲﺍ ﹸﻝﻮﺳﺭ ﹶﻝﺎﹶﻗ : ﹶﻝﺎﹶﻗ ﻪﻨﻋ ﷲﺍ ﻲِﺿﺭ ﹶﺓﺮﻳﺮﻫ ﻲِﺑﹶﺃ ﻦﻋ Dari Abî Hurairah ra. ia berkata: “ Rasulullah saw. bersabda: ’ Berdo ’ alah kalian kepada

Allah Swt., sementara kalian yakin akan terkabul ’ . ” (HR. Tirmidzî dalam Kitâb al-Da’awât No. 3401)

Al-Qur`an mengajarkan bahwa dalam menghadapi musuh, strategi yang harus dilakukan salah satunya adalah dengan memperbanyak do’a. Termasuk dalam hal ini menghadapi orang-orang munafik sebagai musuh tersembunyi yang sangat berbahaya.

Firman Allah Swt:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. ( Qs. Al-Anfâl/8: 45)

Diantara makna menyebut nama Allah sebanyak-banyaknya pada ayat ini adalah memperbanyak do’a. 166

Dengan do’a orang-orang mukmin mengharapkan datangnya pertolongan Allah Swt. mukmin menyadari bahwa sebesar apapun kekuatan yang dimilikinya belum pasti dapat mengalahkan musuh yang lemah atau menyelesaikan persoalan yang kecil sekalipun, tanpa izin dan ridho Allah Swt. Sebaliknya, sekecil apapun kekuatan yang dimiliki, bila Allah ridho atasnya, dipastikan akan dapat mengalahkan musuh dan menyelesaikan segala persoalan yang besar. Karenanya do’a merupakan upaya upaya untuk mendapatkan keridhoan Allah atas usaha yang dilakukan. Dengan

166 Lihat foot note nomor 620 dalam Tim Penyusun Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir Al-Qur`an Departemen Agama RI, Al-Qur`an dan Terjemahnya, (Semarang:

PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994), h. 268 PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994), h. 268

Sejarah kehidupan para Nabi dan orang-orang saleh terdahulu telah membuktikan hal itu. Sebagai contoh, ketika terjadi perang Badar, kaum muslimin yang jumlahnya sedikit dapat mengatasi kaum musyrikin yang jumlahnya empat kali

lebih banyak. Itu terjadi semata-mata dengan pertolongan Allah Swt. Peristiwa itu diabadikan Allah melalui firman-Nya dalam al-Qur`an sebagai berikut:

Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Qs. Âli 'Imrân/3: 123)

Pertolongan Allah Swt. itu diberikan kepada orang-orang mukmin adalah buah dari usaha yang mereka lakukan baik melalui aktivitas lahiriah dan batiniah yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan secara terus menerus (mujâhadah dan istimrariyyah ). Yaitu dengan membuktikan kepada Allah Swt. akan keimanan yang kuat kepada-Nya disertai dengan keyakinan bahwa ajaran-Nya mampu menjawab berbagai persoalan yang mereka hadapi dan adanya keseriusan kaum mukmin untuk mengamalkan aturan Islam dalam tataran hidup pribadi maupun berbangsa dan

167 Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Qur`ani…, h. 138 167 Didin Hafidhuddin, Membentuk Pribadi Qur`ani…, h. 138

Berikut ini ayat-ayat al-Qur`an yang berisi do’a agar mendapat pertolongan Allah dari serangan sehingga memperoleh kemenangan, dan terlepas dari musuh:

...Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. (Qs. Al- Baqarah/2: 250)

Tidak ada do`a mereka selain ucapan: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir" .(Qs. Ali 'Imran/3: 147)

ِﻡﻮﹶﻘﹾﻟﺍ ﻦِﻣ ﻚِﺘﻤﺣﺮِﺑ ﺎﻨﺠﻧﻭ . ﲔِﻤِﻟﺎﱠﻈﻟﺍ ِﻡﻮﹶﻘﹾﻠِﻟ ﹰﺔﻨﺘِﻓ ﺎﻨﹾﻠﻌﺠﺗ ﺎﹶﻟ ﺎﻨﺑﺭ ﺎﻨﹾﻠﱠﻛﻮﺗ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ﻰﹶﻠﻋ ﺍﻮﹸﻟﺎﹶﻘﹶﻓ ( ٨٦ - ٨٥ : ١٠ / ﺲﻧﻮﻳ ). ﻦﻳِﺮِﻓﺎﹶﻜﹾﻟﺍ

168 Ibid ., h. 139-140

Lalu mereka berkata: "Kepada Allah-lah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim, dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir." (Qs. Yunus/10: 85-86)

Ya Tuhanku selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan .(Qs. Al-Syu'arâ`/26: 169)

Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdo`a: "Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang- orang yang zalim itu". (Qs. Al-Qashash/28: 21)

Maka dia mengadu kepada Tuhannya: "bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu tolonglah (aku)" . (Qs. Al-Qamar/54: 10)

Do’a-do’a di atas merupakan petunjuk Allah kepada orang-orang mukmin agar tidak pernah melepaskan ketergantungan mereka terhadap-Nya dalam menyelesaikan atau ketika menghadapi suatu urusan.

Musuh-musuh yang dimaksud termasuk juga orang-orang munafik yang senantiasa berusaha untuk mengecoh dan menzalimi orang-orang mukmin. Inilah Musuh-musuh yang dimaksud termasuk juga orang-orang munafik yang senantiasa berusaha untuk mengecoh dan menzalimi orang-orang mukmin. Inilah

Berbagai macam cara atau strategi dalam menghadapi orang munafik sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya tidaklah mengandung arti apa-apa tanpa keridhoan Allah Swt. Artinya, itu semua adalah usaha yang harus dilakukan oleh orang-orang mukmin untuk menghadapi mereka, sementara hasilnya sangat

tergantung dengan keridhoan Allah. Oleh karenanya strategi terakhir ini, yaitu memperbanyak do’a mengharap pertolongan dan ridho Allah Swt. dapat dikatakan sebagai strategi yang tidak boleh diabaikan oleh kaum mukmin dalam menghadapi orang-orang munafik. Bahkan dalam menjalani segala aktivitas hidup, orang-orang mukmin harus tetap berdo’a memohon pertolongan baik disaat damai atau sedang tidak dalam menghadapi masalah, apalagi disaat menghadapi masalah atau ketika dalam peperangan berhadapan melawan musuh.

Dengan do’a, Allah menjanjikan kemenangan bagi orang-orang mukmin melalui pertolongan dan keridhoan-Nya atas usaha mereka menghadapi kaum munafik. Tentunya setelah orang-orang mukmin benar-benar menjalankan strategi- strategi yang telah diajarkan-Nya sebagaimana terdapat dalam al-Qur`an yang telah dipaparkan di atas. Dan semua itu harus didasari pula oleh ketaatan orang-orang mukmin dalam menjalankan ajaran-ajaran Allah secara baik dan benar sebagaimana termaktub dalam al-Qur`an dan al-Sunnah.